Qodrat Merancang Tuhan Karyawala

Lilis Alfina Suryaningsih
Chapter #27

Bab 26 | Waktu Yang Di inginkan

Bukan hanya orang lain yang butuh waktu bersama diri kita sendiri juga butuh waktu itu

***

 

Ini adalah pertama kalinya Ariel kembali ke rumah ini setelah beberapa minggu bahkan bulan menginap bukan yang di maksud rumah. Tapi anehnya sekarang ia ingin kembali menjadi anak ayah dan ibunya yang anehnya mereka bisa meluangkan waktu.

Tapi Ariel dirumah lebih banyak mendekatkan dirinya dengan kedua orang tuanya yang selama ini telah menjauh dari dirinya, Ariel seperti hidup kembali melihat kebersamaan itu. Dimana sang Umi—panggilan ibu dari Ariel yang berperan penting dalam perhatian dan kasih sayang kepada anaknya.

Sedangkan sang Abi— ayahnya menjadi teman khusus untuk anak laki-laki serta memberikan nasihat untuk berjuang da tidak pantang menyerah. Walaupun mereka berdua sering berkata 'ini bukan apa-apa di bandingkan kesalahan kita dulu' tapi Ariel senang setidaknya rumah ini kembali berwarna dan tidak abu-abu lagi.

Dan sekarang hari minggu. Kedua orang tua nya baru saja kembali dari kerja serabutan dan mungkin sekarang mereka akan melakukan pekerjaan rumah bersama anak tunggal mereka.

"Abi! Bangunin Ariel gih," titah sang Umi.

"Baik Mi."

Dengan langkah kaki panjangnya beliau masuk ke kamar Ariel hendak membangunkannnya.

"Riel. Ariel Bangun nak."

Seolah ada yang membangunkan. Ariel menatap sipit orang yang membangunkan nya dan langsung mengucek kedua matanya untuk melihat secara jelas.

"Eh. Abi. " Ariel membuka matanya.

"Bangun. Tuh kata Umi?" titah Abi nya.

"Umi? Emang kenapa Bi?"tanya Ariel.

"Gapapa. Daripada penasaran lebih baik temuin saja."

Akhirnya daripada penasaran lebih baik Ariel bangun dari tempat tidurnya mengikuti langkah beliau yang berjalan di depannya. Setelah keluar dari kamar, ia menunjuk ke arah dapur dan setelah itu ia malah langsung ke kamar.

"Ada apa Mi?" tanya Ariel.

"Iya. Gini, Umi belum sempet tanya sama kamu makanan kesukaan kamu apa?" tanya balik Umi nya.

"Makanan kesukaan kami. Yang sebenarnya ingin kamu harapkan dulu itu apapun makanan yang dimasak oleh Mama, tapi karena keinginan itu sudah terwujud jadi makanan kesukaan kamu itu adalah nasi kebuli atau apapun itu. Asalkan Umi yang masak," jelas Ariel.

"Oke-oke. Tapi kemarin memang Umi gak sengaja lihat postingan kamu. Apa kita masak itu saja hari ini," kata nya.

"Boleh sih."

"Tapi, Umi maunya kamu bantuin," pintanya.

Lihat selengkapnya