Queen Jorji

Eza Budiono
Chapter #4

BAB 4 : JORJI DAN FITRIANI

Sejak bergabung dengan Klub Mutiara Kardinal Jorji menjadi lebih banyak mengikuti turnamen-turnamen bergengsi. Jorji ikut pertandingan tingkat kota, provinsi hingga nasional. Nama Jorji mulai dikenal oleh lawan-lawannya. Para calon atlet bulu tangkis mengenal Jorji sebagai pemain berteknik tinggi. Memang, inilah salah satu kelebihan Jorji.

Sejak kecil Jorji memang terlihat lebih dominan untuk urusan teknik bulu tangkis. Dia memiliki pukulan-pukulan tak terduga, pukulan tipu milik Jorji yang paling sering menyumbang poin untuknya dalam pertandingan. Jorji selalu menyusahkan lawan-lawannya dengan itu. Pada tahun pertama tinggal di asrama Jorji sudah langganan delapan besar turnamen nasional.

Jorji telah tumbuh menjadi perempuan yang berbeda ketika usianya masih dua belas tahun. Kerasnya latihan dan kehidupan di asrama menumbuhkan pengalaman dan mental yang luar biasa bagi Jorji. Pertandingan-pertandingan yang dilaluinya pun telah memberikan banyak perubahan baik dalam diri Jorji.

Usia dua belas tahun ini memang menjadi titik balik terbesar dalam karir Jorji sebagai atlet bulu tangkis. Pada tahun itu telah terjadwal sembilan turnamen junior nasional yang akan diikuti Jorji dari Klub Mutiara Kardinal. Jorji di tunggal putri, Rahayu juga bermain dengan Daniel di sektor ganda campuran, Suci dan Selfie bertanding di ganda putri. Mereka terus berproses bersama-sama.

Turnamen nasional pertama yang diikuti oleh Jorji dilaksanakan di Sumatera Utara. Jorji dan teman-teman satu klub harus melakukan perjalanan panjang menuju Kota Medan. Jorji memasang target juara seperti yang juga diaminkan oleh para pelatih. Saat itu, perkembangan Jorji sebagai atlet jauh lebih bagus daripada atlet-atlet yang lain.

Jorji sudah siap untuk segala pertandingan yang akan dihadapinya. Pengalaman dan kedisiplinan dalam latihan membuat Jorji selalu siap untuk situasi bagaimanapun yang akan dihadapinya dalam pertandingan. Jorji juga selalu mengingat pesan ayahnya untuk selalu berpikiran positif sehingga mampu membuat Jorji lebih tenang dalam setiap pertandingan.

Pertandingan di Kota Medan itu berjalan baik untuk Jorji. Pertandingan pertama berhasil diselesaikan dengan kemenangan. Pertandingan selanjutnya Jorji masih terus menang hingga akhirnya Jorji sampai ke final. Saat itu para penonton lebih banyak terkesan dengan cara bermain Jorji yang diangap indah dan mengagumkan.

“Dia seperti menari!” Ucap penonton setiap kali Jorji bermain. Ini bukan julukan yang dibuat-buat, jika dilihat Jorji memang seperti menari. Kok ditempatkan pada posisi-posisi tak terduga. Permainan net yang memesona membuat orang banyak berdecak kagum, apakah benar anak ini masih dua belas tahun?

Setiap kali gerak tipu yang dilakukan Jorji berhasil, tepuk tangan bergemuruh menyambutnya. Jorji bertanding dengan keyakinan yang penuh. Tentu saja masih banyak kesalahan di sana sini tapi secara keseluruhan pertandingan Jorji membanggakan. Final pertamanya tahun itu telah tercapai untuk pertandingan skala nasional.

“Lawanmu Fitriani!” Ucap pelatih ketika Jorji masuk ke ruang ganti setelah pertandingan semifinal.

“Dia ya!” Ucap Jorji lirih. Dia sudah memerhatikan lawannya itu sejak pertandingan pertama. Lawan yang tangguh dengan pukulan-pukulan yang kuat.

“Orang Jakarta, dari PB Exist.”

“Iya Pelatih!” Ucap Jorji yakin.

Pada turnamen kali itu bukan hanya Jorji yang menjadi perhatian. Fitirani yang terus mengalahkan lawan-lawannya dalam straight game kecuali laga semifinal itu juga jadi idola baru para penonton. Pukulan-pukulan keras menjadi ciri khas dari Fitriani yang dari tinggi badan sama persis dengan Jorji.

Jika setiap kali Jorji menari di lapangan para penonton bertepuk tangan, maka setiap kali pukulan keras Fitri masuk orang-orang meriah bukan kepalang. Orang-orang terus bersyukur keduanya tidak berada dalam satu bagan pertandingan sehingga memang memungkinkan untuk bertemu di final. Bahkan, jika pun keduanya tidak bertemu di final, maka pertemuan mereka di bagan pertandingan manapun adalah final yang sesungguhnya.

Tunggal Putri adalah pertandingan pertama yang akan dimainkan dalam final turnamen tersebut. Jadwal sudah diberikan, pukul dua siang pertandingan Jorji dan Fitriani akan dilaksanakan. Belum jam dua siang gedung serba guna tempat pertandingan itu dilaksanakan sudah dipenuhi penonton.

Sejak pagi, Jorji lebih banyak diam. Di kepalanya telah berjalan ratusan lebih simulasi pertandingannya dengan Fitriani. Ini memang bakal menjadi pertandingan pertama antara mereka berdua namun sebenarnya Jorji telah mengenal Fitriani dari setahun yang lalu. Begitupun sebaliknya, Fitriani juga telah memerhatikan Jorji yang secara usia setahun lebih muda darinya itu.

Memang begitulah Tuhan menggariskan takdir. Selama ini mereka telah sering berada dalam satu turnamen tapi tidak pernah berhasil bertemu. Entah Jorji yang kalah lebih dulu, entah Fitriani yang pulang lebih awal. Kali ini, di pertandingan skala nasional mereka akhirnya bertemu di final. Bukan hanya penonton, mereka berdua pun sungguh menginginkan pertandingan ini.

Lihat selengkapnya