Pertemuan itu baru terlaksana pada bulan Januari. Kesibukan Mikha yang padat menjelang akhir tahun lalu membuat ajakan Jorji untuk bertemu tidak dapat direalisasikan. Mikha sebenarnya menawarkan diri untuk datang ke kampung halaman Jorji sekaligus menjeputnya untuk pulang bersama ke Jakarta, tapi Jorji menolak.
“Kenapa aku gak dibolehin main ke rumah?”
“Bukan begitu, kalau kamu ke rumah hari ini maka akan memakan waktu satu harian, belum lagi waktu untuk kembali ke Jakarta. Kamu kosong baru hari ini dan aku sudah harus masuk Padepokan dua hari lagi, itu tidak akan efektif untuk kita, Mikha.”
“Syukurlah, Jor. Kamu tetap kembali ke Padepokan.”
“Mau ngejek?”
“Tidak! Aku hanya ngeri membayangkan percakapan kita sebelum Natal yang lalu. Kau bilang mau mundur dari Platnas, aku yang badmood Jor. Tidak mungkin!”
“Aku akan melanjutkan semampuku.”
“Jangan kalah dengan para netizen itu, Jor.”
“Kamu juga harus selalu dukung aku!”
“Tentu saja, aku fansmu nomor satu!”
“Nomor tiga, Papa nomor satu, Mama nomor dua.”
“Papa, Mama, dan Aku bertengker di posisi satu bersama-sama.”
“Kamu bisa saja.”
“Kita kemana nih?”
“Ayo ke Ancol!”
Jorji dan Mikha bersama satu harian itu. Mereka pergi ke Ancol, berkunjung ke berbagai wahana yang ada di dunia fantasi. Mereka juga sempat masuk ke mall yang akhirnya harus sibuk mengurusi fans masing-masing yang meminta foto. Mereka melakukkan foto box, pergi ke toko buku, menyanyi di ruang karoke. Mikha mungkin memang seorang penyanyi, tapi suara Jorji pun sngat baik untuk ukuran orang yang tak pernah belajar menyanyi.
Sejak pertemuan mereka di konser bersama Fitri dan Ruselli itu memang Jorji dan Mikha semakin dekat. Setiap hari mereka berkirim pesan melalui pesan whatsapp. Keduanya saling mendukung satu sama lain. Mikha sendiri sudah pernah datang ke rumah Jorji dan bertemu dengan kedua orang tuanya. Mikha pun pernah mengajak Jorji untuk menonton konsernya yang sekarang sudah dihadiri oleh ribuan orang.
Kesibukan keduanya membuat hubungan mereka lebih banyak di dunia maya. Saat Mikha sedang luang maka Jorji yang sedang melakukan pertandingan Internasional. Jika Jorji yang sedang berada di Jakarta maka Mikha pula yang sedang melakukan konser di tempat lain. Meskipun seperti itu keduanya terus mendukung satu sama lain.
Perjalanan mereka hari itu berakhir dengan sebuah makan malam di café seberang toko buku. Mikha membeli dua buah buku sedangkan Jorji tidak ikut membeli.