Queen Jorji

Eza Budiono
Chapter #17

BAB 17 : GANTI PELATIH

Setelah malam itu sektor tunggal putri menjadi lebih ceria. Masing-masing berjuang untuk dirinya sendiri tanpa harus memikirkan keadaan apapun selain pengembangan diri. Jorji tidak lagi memikirkan bagaimana cara menjadi senior dan panutan yang baik, Putri tak memikirkan bagaimana jika kedepan dia menjadi tulang punggung tunggal putri, Ester, Bilqis, Komang dan yang lainnya tak lagi memikirkan bagaimana jika kalah dalam pertandingan.

Mereka hanya terus bertanding, mengikuti instruksi pelatih, melakukan refleksi dan evaluasi secara sadar untuk mencari kekurangan dan kemudian menutupinya. Keceriaan Sektor Tunggal putri meningkat sejalan dengan persaingan mereka yang semakin ketat.

Tahun 2022 itu dilewati oleh Jorji tanpa memenangkan turnamen apapun. Jorji tetap mendapatkan kritikan dari netizen dan setiap kritik yang membangun selalu diterima Jorji dengan baik. Jorji juga beberapa kali berhasil menjawab ejekan dan caci maki dari netizen dengan jawaban yang lemah lembut, minta dukungan dan selalu meminta didoakan.

Jorji bermain lepas dalam setiap pertandingan. Perkembangan Jorji disambut baik oleh orang-orang, permainannya yang lepas, pantang menyerah dan selalu berjuang mati-matian membuat para netizen percaya Jorji hanya tinggal menunggu waktu untuk memanen pialanya. Hampir di semua turnamen itu Jorji selalu berhasil masuk hingga perempat final dan beberapa kali semifinal.

Pada Maret 2023 Tunggal Putri dikejutkan dengan kabar pergantian pelatih. Coach Indra Wijaya masuk menjadi pelatih kepala tunggal Putri. Hari pertama ketika dia masuk langsung dilakukan uji tanding sesama atlet, Jorji yang merupakan unggulan pertama melakukan latih tanding dengan Jonathan, salah satu atlet tunggal putra peringkat sepuluh dunia.

“Baiklah, besok hari Minggu, silakan berisitahat dan berlibur. Hari Senin kalian akan mendapatkan latihan sesuai dengan porsi yang kalian butuhkan masing-masing.” Ucap Coach Indra menutup pertemuan hari itu.

Pukul tujuh malam Mikha sudah menunggu di depan padepokan, menjeput Jorji. Mereka memang berjanji malam ini akan bertemu karena kebetulan Mikha sedang tidak ada pekerjaan. Mikha dan Jorji berjalan menuju café yang tak jauh dari Padepokan Biru agar nantinya Jorji tidak pulang terlalu malam.

“Bagaimana pelatih baru?”

“Tadi kami baru bertemu, Senin katanya akan diberikan latihan sesuai kebutuhan masing-masing.”

“Wah, semoga kalian cocok ya.”

“Tapi aku mau bertanya.”

“Tentang apa, Jor?”

“Waktu aku membuat status panjang di media sosial itu kamu bilang agar pelatih tunggal putri diganti.”

“Iya, kenapa?”

“Aku tidak mengerti tentang itu, rasanya aku tidak pernah mengeluh tentang pelatih.”

“Iya, kamu memang tidak pernah mengeluh.”

“Lalu, kenapa kamu berpikir akan baik jika kami ganti pelatih?”

Lihat selengkapnya