Queen Jorji

Eza Budiono
Chapter #19

BAB 19 : PIALA UBER

Indonesia berada di grup C bersama Jepang, Hongkong dan Uganda. Komposisi Grup C itu membuat orang-orang percaya bahwa Indonesia akan melangkah ke perempat final. Setidaknya akan mendapat peringkat dua dengan mengalahkan Uganda dan Hongkong. Tapi Ekskpektasi orang-orang terlalu rendah, Indonesia berhasil menjadi juara grup.

Pertandingan pertama dan kedua Indonesia melawan Uganda dan Hongkong berakhir kemenangan dengan skor 5-0. Pertandingan melawan Jepang menjadi partai penentu untuk menentukan juara grup karena Jepang juga mengalahkan Hongkong dan Uganda dengan skor yang sama.

Indonesia menurunkan squad terbaiknya untuk pertandingan melawan Jepang. Jorji berhasil mengunci kemenangan pertama setelah mengalahkan tunggal putri pertama Jepang yang saat ini menduduki peringkat dua dunia Akane Yamaguchi.

Memang setahun belakangan Akane selalu gagal menghentikan dominasi Jorji terhadap dirinya. Dari enam pertemuan mereka sebelumnya Jorji selalu berhasil menang bahkan dibeberapa pertemuan Jorji berhasil mengalahkan Akane dengan dua set langsung. Kemenangan Jorji atas Akane menumbuhkan semangat seluruh squad.

Pasangan Apriani dan Siti juga berhasil mengambil poin kedua untuk menambah keunggulan Indonesia menjadi 2-0 setelah berhasil mengalahkan ganda putri Jepang Shida dan Matsuyama. Pada partai ketiga, Indonesia menurunkan Putri sebagai tunggal putri unggulan kedua Indonesia, tapi sayang Putri harus kalah dari lawannya Ohori, kedudukan menjadi 2-1.

Jepang berhasil menyamakan kedudukan ketika ganda putri kedua mereka Mayu dan Nagahara berhasil mengalahkan Kusuma dan Pratiwi. Kemenangan yang dibawa oleh Jorji serta pasangan Apriani dan Siti menguap begitu saja. Rasa pesimis mulai kembali menyelimuti para pendukung tim Indonesia.

Komang Ayu yang hari itu diturunkan untuk menjalani pertandingan kelima sebenarnya adalah tunggal putri peringkat keempat Indonesia setelah Jorji, Putri dan Ester. Hari itu pelatih mengistirahatkan Ester dan memilih memainkan Komang yang baru bermain pertama kali di pertandingan ini pada ajang Piala Uber 2024. Masyarakat tak begitu banyak mengenal Komang yang memang belum terlalu sering menunjukkan kemampuannya di kancah Internasional.

Pemain berusia 21 tahun itu masuk ke dalam lapangan dengan membawa perasaan pesimis dari semua orang. Dia tentu menyadari bahwa para pendukung tidak lagi sehisteris ketika para pemain lain masuk ke dalam lapangan. Komang melangkah, pertandingan melawan Nozomi yang merupakan pemain dengan peringkat enam belas dunia tentu tidaklah mudah.

“Komang, kau bermain untuk dirimu sendiri!” Ucap Jorji dari bangku penonton yang didengar oleh semua orang termasuk Komang. Komang menatap seniornya itu yang sedang berjingkat-jingkat di bangku penonton. Komang tersenyum, dalam hatinya membenarkan perkataan Jorji bahwa pertandingan ini bukan untuk para penonton melainkan untuk dirinya sendiri.

Komang berhasil menggila dan mengalahkan Nozomi dengan tiga set yang melelahkan. Set pertama berhasil dimenangkan oleh Komang dengan pola permainan yang cepat dan mengejetukan Nozomi, ini pertemuan pertama mereka dan sepertinya Nozomi tidak benar-benar bersiap untuk menghdapi Komang.

Set kedua Nozomi berhasil bangkit dan menghabisi Komang dengan skor tak sampai sepuluh yaitu 21-9. Perbedaan kekuatan keduanya benar-benar terlihat di set kedua itu. Perasaan jatuh sempat muncul dalam pikiran Komang agar menyerahkan pertandingan ini kepada Nozomi, toh mereka tetap bisa melanjut ke babak perempatfinal sebagai runner up grup.

Komaaang, Komaang. Komaaaang, Komang!

Tiba-tiba saja superter menjadi semakin berisik. Benar memang pertandingan itu dimainkan di China tapi supporter Indonnesia memang terkenal siap untuk datang kemanapun medukung para pemainnya. Belum lagi Tim Thomas dan Squad Uber juga mendukung Komang dari bangku penonton. Komang menengadahkan kepalanya ke atas, mengingat semua perjuangan yang telah dilakukannya selama latihan dan pertandingan. Umurnya sudah 21 tahun dan dia masih jarang sekali bermain di tingkat Internasional, itu waktu yang lambat untuk seorang pemain bulu tangkis.

Jorji selalu benar bahwa seorang atlet bermain adalah untuk dirinya sendiri. Hari ini Komang tahu bahwa setiap kemenangan yang diraihkan adalah untuk mengembangkan dirinya sendiri, pun kekalahan yang mungkin akan dideritanya akan kembali kepada dirinya sendiri pula. Namun selain semakin menyadari itu Komang juga selalu tahu bahwa ada tangan-tangan dari orang-orang baik yang selalu menopang dan mendorong para atlet untuk terus maju dan tumbuh. Pelatih, sesama atlet, para pengurus PBSI, penonton dan pendukung yang baik dan tak menjatuhkan akan selalu berdiri bersama Komang yang terus berproses.

Set ketiga, Komang berhasil menghantam Nozomi dengan skor 21-18. Komang mengangkat tangannya ke atas, ini kemenangan besar bagi dirinya. Jorji berlari kearah lapangan lantas memeluk Juniornya itu diikuti oleh Putri, Ester, Bilqis sesama atlet dari sektor tunggal putri. Bagi orang-orang kemenangan Komang ini mungkin biasa saja tapi bagi para atlet tunggal putri kemangan Komang adalah bukti dari pengorbanan dan pantang menyerah yang selama ini mereka jalankan.

Pertandingan perempat final menjadi lebih mudah dijalani oleh Tim Uber Indonesia setelah berhasil mengalahkan Jepang yang merupakan unggulan juara. Di Perempatfinal Tim Uber yang berhadapan dengan Thailand langsung menang dengan Skor 3-0, Jorji, Apriani/Siti dan Ester berhasil mengalahkan para pemain Thailand untuk melangkah ke semifinal dan akan bertemu dengan Korea Selatan.

Pertandingan melawan Tim Uber Korea Selatan tentu saja tidak mudah. Tunggal Putri Pertama Korea, si Anak Ajaib An See Yong yang masih berumur 21 tahun tapi telah berhasil menjadi peringkat pertama dunia tidak pernah berhasil dikalahkan oleh Jorji dalam sembilan pertemuan mereka sejak tahun 2022. Ganda Putri mereka pun merupakan peringkat ke 2 dan ke 6 dunia sedangkan Apriani/Siti hanya berada di peringkat 9 dunia.

Lihat selengkapnya