Queen Of Mafia

Kakco
Chapter #4

BAB 4 PEMBUNUHAN

Rehan yang melihat putrinya sedang bertarung dan dikeroyok oleh 5 orang lelaki tapi masih dapat melukai dua penyerangnya tersenyum bangga.

Akan tetapi dia masih di hadapi oleh sebuah keputusan sulit, segala hal yang terjadi disini bisa saja dilupakan atau memicu dendam antara dua gangster ini menjadi musuh bebuyutan.

“Cukup! Hentikan!” teriak Rehan kemudian meminum gelas Wine yang ada tusuk giginya.

Alex yang melihat hal tersebut tersenyum puas, kemudian berkata, “Berhenti berkelahi atau aku akan memotong tangan siapapun yang masih menggenggam senjata tajam!” ucap Alex dengan lantang sambil berdiri.

Pertempuran yang terjadi di antara dua pihak akhirnya berhenti dan anggota The Beast lebih banyak yang terluka dari pada anggota Serigala Hitam.

Meskipun Rachel kesal dengan keputusan ayahnya yang saat ini sedang menggunakan tusuk gigi tersebut untuk membersihkan giginya. Akan tetapi Rachel tetap memathui kode etik Gangster, tanpa aturan Gangster akan terlihat lebih hina daripada seekor binatang.

Kedua belah pihak menjatuhkan senjata yang mereka pegang dan hanya Rachel yang menyarungkan pedang merahnya.

Wajah Rudi kini telah memiliki sebuah tanda baru akibat pertarungan singkatnya dengan Rachel. Walaupun Rudi sangat kesal akan tetapi dia tetap mematuhi perintah Alex yang merupakan pemimpin The Beast.

“Wajah mu lebih ganteng dengan tanda yang baru saja ku ukir di pipi sebelah kanan mu!” Rachel sengaja mengejek Rudi dan berlalu pergi meninggalkan Rudi.

“suatu saat nanti aku akan membalasnya!” dengus Rudi kesal.

Rachel tidak menggubris Rudi, Rachel segera berdiri disamping ayahnya dan menatap kesal ke arah Alex karena klub yang di ambil oleh Alex adalah Klub milik Rachel dan di merupakan tempat terjadi keributan antara dia dan anggota The Beast.

Meskipun Rachel kesal karena daerah kekuasaan Serigala Hitam berkurang, tetapi dia hanya diam dan menatap penuh kebencian kepada Alex dan Rudi.

Walaupun disini Rehan terlihat seolah-olah mengalah, akan tetapi dari pertarungan singkat itu dapat dikatakan Rehan sengaja menunjukan taringnya dan ingin mengatakan dia siap berperang jika The Beast ingin meminta lebih.

Karena dari sisi jumlah korban pihak The Beast jauh lebih banyak yang terluka dan menjadi cacat.

“besok aku akan meminta pengacara ku untuk mengurus semuanya Rehan!” ucap Alex sambil berlalu pergi meninggalkan ruangan yang berantakan.

“dengan senang hati aku akan menanda tangani peralihan kepemilikan itu Alex. Satu buah klub malam kecil sebanding dengan luka di wajah wakil mu. hahahaha!” Rehan tertawa terbahak-bahak mengejek Rudi.

“bedebah! Tua bangka kau paaas....!” Rudi kembali naik pitam ketika di ejek oleh Rehan.

“Cukup Rudi! Aku masih pemimpin sah organisasi The Beast dan aku sudah menerima permintaan maaf dari Rehan. Kecuali kau ingin memberontak dan menantang ku secara terbuka?” ucap Alex sambil menatap tajam Rudi.

“maaf ketua saya terbawa suasana! Saya akan mengikuti perintah Ketua!” ucap Rudi sambil menundukan wajahnya.

“bagus! Segera bawa dan obati orang-orang kita yang terluka!” ucap Alex sambil berlalu pergi meninggalkan ruangan yang telah hancur berantakan.

“baik ketua!” jawab Rudi.

Akhirnya hari yang menegangkan berlalu dan besoknya rehan menepati janjinya untuk menyerahkan kepemilikan sebuah klub malam di daerah bekasi kota yang berbatasan dengan wilayah The Beast.

Sony dan Rudi setelah mendapatkan perawatan intensif selama 3 hari dirumah sakit akhirnya kembali pulih.

Sony kini sudah dapat berjalan dengan normal akan tetapi dia kehilangan satu daun telinganya sedangkan Rudi memiliki sebuah codet yang cukup besar diwajah sebelah kanannya akibat tebasan pedang dari Rachel.

Lihat selengkapnya