#Jakarta, Indonesia, Desember 2010
Rehan bersama Budi Budiman mengantarkan Rachel ke Bandara internasional Soekarno Hatta dan kali ini Budi Budiman menjadi Sopir untuk Rachel dan Rehan. Karena Rehan sangat ingin menjaga kerahasian tempat persembunyian Rachel.
Mereka sampai di Bandara Internasional Soekarno Hatta tepat pada jam 7 malam, sedangkan jadwal keberangkatan Rachel ke jepang adalah jam 9 malam.
Ketiga Mafia indonesia itu menghambiskan waktunya di ruang tunggu VIP sambil makam malam bersama dan bercengkrama. Suasana kekeluargaan sangat terpancar dari ketiganya.
“Om Budi aku titip ayah selama 10 bulan. Tolong perhatikan ayah karena beliau sangat males sekali makan nasi sebelum berdebat dengan ku selama 10 menit untuk memakan sepiring nasi.” Rachel berkata sambil menarik sebatang rokok mild dari tasnya.
“Kamu merokok? Sejak kapan?” tanya Rehan sambil menaikan alisnya.
Rachel menganggukan kepalanya sambil membakar rokoknya, “baru saja aku merokok, ada apa ayah?” tanya Rachel sambil menyemburkan asap rokoknya.
“Rachel anak ku, rokok itu dapat menyebabkan kemandulan dan sulit mendapatkan keturunan.” Rehan berkata sambil menarik nafas panjang.
“Apa benar begitu? Om Budi Budiman seorang Perokok berat terbukti telah menjadi pejantan tangguh dan berhasil meneruskan garis keturunannya. Om Budi telah mempunyai 5 orang anak perempuan dari tiga orang istri. Ayah juga perokok walaupun tidak sebanyak om budi dan ayah memiliki aku sebagai darah daging ayah, kecuali ayah ingin menyangkal dan mengatakan bahwa aku adalah bukan anak kandung ayah.” Jawab Rachel sambil menghisap rokoknya dan memanggil Waiters untuk memesan whisky dan wine.
Rehan hanya mampu membuka tutup mulutnya dan tidak bisa mengeluarkan sangkalan atas apa yang diutarakan oleh Putri kesayangannya.
“Hahaha, ternyata selain ahli bela diri keponakan ku mulai menggunakan mulutnya dengan benar dan tepat. Om bangga sama kamu Rachel!” Budi Budiman menepuk-nepuk punggung Rehan sambil tertawa.
{Sialan kau Budi Budiman, awas saja jika sampai aku mengetahui anak mu merokok aku akan membalasnya dan mendukung anak mu untuk tetap merokok!} Rehan ngedumel di dalam hatinya.
“Rachel putri ku sayang, sesampainya kau di jepang nanti ada anak buah Nakamura yang akan menjemput mu. untuk keamanan mu aku meminta Nakamura untuk tidak mengijinkan mu menginap di hotel. Kemungkinan besar kau akan tinggal di sebuah rumah bersama orang kepercayaan Nakamura. Aku harap kau mengerti kekhawatiran ku Rachel!” Rehan berkata sambil membakar rokoknya.
“Aku sama sekali tidak keberatan, dimanapun aku tidur. Akan tetapi satu hal yang pasti akan ku lakukan.” Rachel berkata sambil menatap wajah ayahnya.
“Apa itu?” tanya Rehan penasaran.
“Siapapun yang berani menyentuh ku akan ku bunuh atau kopotong tangannya, dan aku harap jika ada Yakuza jepang yang berani melecehkan ku dan ayah mendapatkan kabar dari Senseii (Guru) Nakamura. Aku minta ayah jangan membenci ku!” Rachel berkata sambil mematikan rokoknya.
“Aku tidak akan keberatan malah aku akan mendukung mu untuk menghabisi semua yakuza yang menghina mu!” ucap Budi Budiman dengan tatapan mata yang serius kepada Rachel.
“Oi Budi Budiman! Ayahnya Rachel itu aku bukan kau dan manusia yang di panggil ayah oleh Rachel itu bernama Rehan bukan Budi Budiman! Kau boleh mengambil alih Serigala Hitam yang kita dirikan bersama tapi kau tidak boleh mengambil alih dan menguasai gadis cantik ku. Mengerti kau Budi Budiman?” Rehan berkata sambil menatap tajam kepada Budi Budiman dan mengepalkan tangannya.
“Ups!” ucap Budi Budiman sambil menutup mulutnya dengan tangan kanannya.
“Kau....!” nada Rehan jadi meninggi sambil menatap Budi Budiman.
“Ayah sudahlah sampai kapanpun aku adalah Rachel anak dari Rehan seorang GodFather ternama di indonesia dan ibu ku adalah Kurenai seorang Yakuza wanita dari jepang. Sedangkan om Budi Budiman adalah om ku! Jawab Rachel mencoba merelai ketegangan antara Rehan dan Budi Budiman.
“Ah sial aku akan kehilangan uang ku sebesar 5 juta rupiah!” gerutu Budi Budiman.
“Apa maksud om?” Rachel berkata sambil menaikan kedua alisnya kebingungan.
Rachel menatap Budi Budiman dan Rehan meminta penjelasan.