"Ini sudah pelanggaran yang ke 9 selama satu bulan ini putri," raja Nikolas berkata tegas.
"Aku tau," jawab Alara lirih.
"Bagaimana kau bisa dengan mudah keluar masuk istana?" Raja Nikolas menatap anak semata wayangnya dengan raut yang susah di artikan.
Alara mengangkat wajahnya yang menunduk sedari tadi, ia tersenyum pada raja Nikolas. "Saya hanya menyogok prajurit anda dengan sedikit koin emas."
Raja Nikolas menatap sang putri tidak percaya, prajuritnya hanya di sogok dengan koin. "Lalu bagaimana dengan pendampingmu?"
"Saya hanya sedikit mengancam Ayla."
Lagi-lagi terdengar helaan nafas dari raja Nikolas. Entah seberapa buruk nama Alara bagi rakyatnya, entah seberapa banyak kasus yang ia tangani karena Alara. Jika saja Alara bukan putri nya sudah dipastikan Alara akan di hukum pancung.
Alara menatap raja Nikolas, sidangnya kali ini tak terlalu buruk. Selepas balik dari berburu, Alara dikagetkan dengan kedatangan raja Nikolas langsung di belakang kerajaan, biasanya ia hanya di pergoki oleh ajudan sang raja. Seperti yang sudah-sudah ia hanya dihukum tidak boleh keluar dari kamar selama satu Minggu, tapi kali ini sepertinya berbeda.
"Aku ingin menyampaikan sesuatu pada mu." Wajah raja Nikolas berubah serius.
"Tentu Your Excellency."
"Aku menginginkanmu menikah dengan pangeran turki."
Alara menatap raja Nikolas sekaligus ayahnya dengan tatapan tidak percaya. "Apa ayah bercanda?"
"Tidak."
Alara terkekeh kecil, "lelucon macam apa ini. Setelah ayah merebut mama dariku ayah ingin menjual ku?"
Raja Nikolas mengusap pelipisnya, raut penyesalan sangat terlihat disana, "Itu yang terbaik. Dengan kau menikah sikap tidak terpuji mu akan lebih terkontrol."
"Hanya karena itu ayah menikahkan ku?"
"posisimu sebagai ratu akan digantikan oleh putri vana jika kau tak ingin menikah dengan pangeran dari turki."
"Aku tidak mau!"
"Aku sudah menyetujuinya."