Hari ini hari kedatangan pangeran Aksel ke kerajaan Gerbera. Penyambutan yang dilakukan hanya penyambutan sederhana yang di hadiri oleh anggota kerajaan saja.
Pesta kecil-kecilan yang di lakukan raja Nikolas hanya untuk menentukan hari pertunangan. Raja Nikolas berdiri di depan istana didampingi oleh putri Alara yang mengandeng tangan kanan nya, di belakang raja Nikolas berdiri lady Cayda dengan putri vana.
"YOUR MAJESTY PANGERAN AKSEL BESERTA ROMBONGAN TELAH TIBA."
Semua mata tertuju pada mobil sport hitam Pangeran Aksel, dan beberapa mobil berjejer memasuki kawasan istana. Mobil sport milik pangeran Aksel tepat berhenti di pintu kerajaan. Tampak beberapa prajurit membukakan pintu mobil untuk sang pangeran.
Raja Nikolas tersenyum bersahaja menatap pangeran Aksel. Sementara putri Alara menatap pangeran Aksel dengan tatapan dingin.
Raja Nikolas menghampiri pangeran Aksel, berjabat tangan sebagai tanda penyambutan secara langsung oleh raja.
"Selamat datang pangeran Aksel." Raja Nikolas tersenyum ramah pada pangeran Aksel diikuti dengan beberapa anggota kerajaan lain nya.
"Terimaksih atas penyambutan nya Your majesty." Pangeran Aksel membalas jabatan tangan raja Nikolas.
Raja Nikolas mengiring pangeran Aksel untuk memasuki istana, diikuti dengan putri Alara dan yang lain nya di belakang.
Mereka semua duduk di meja makan untuk melaksanakan makan malam. "Bagaimana dengan perjalanan mu pangeran?" Raja Nikolas berbasa-basi.
"Tidak terlalu buruk."
"Bagaimana kalau kita minum dulu, aku memiliki anggur merah yang sudah berusia ratusan tahun, kau patut mencobanya, ini sangat enak." Raja Nikolas menjentikkan jari, dua orang pelayan datang menyajikan minuman untuk tamu mereka.
"Suatu kehormatan bagi saya bisa menyicipi nya your majesty."
"Bersulang." Raja Nikolas mengangkat gelas nya diikuti oleh seluruh anggota kerajaan termasuk pangeran Aksel.
"Bersulang."
Alara meneguk kasar anggur yang diberikan padanya, pikirannya sedang kelut.
"Sepertinya anda sangat menyukai anggur merah putri." Seorang anggota perlemen menatap Alara.
"Ya." Alara hanya tersenyum hambar, ia menatap pangeran Aksel yang sedang menatap nya pula.