NAPAS TERAKHIR

Maria Merianti Boru Malau
Chapter #2

Hari Bahagia Nina #1

Nina menempuh pendidikan di salah satu Sekolah Menengah Atas (SMA) favorit di kota Bandung. Tiga tahun lamanya berada di SMA tersebut untuk menempuh pendidikan. Akhirnya pada tanggal 13 Mei 2019 adalah hari pengumuman kelulusan. Setelah menunggu beberapa jam, tibalah saatnya pengumuman kelulusan SMA Harapan I disampaikan kepada orangtua maupun siswa-siswa kelas tiga tersebut. Nina yang merupakan siswi berprestasi di sekolahnya tersebut pun dinyatakan “LULUS”. Sama seperti siswa-siswi SMA pada umumnya, Nina bersama teman-teman seangkatannya yang juga dinyatakan lulus seratus persen merayakan kelulusannya dengan konvoi serta mencoret-coret baju seragam identitas SMA yang berwarna putih abu-abu tersebut. Siang dengan cepatnya berganti malam, hari bahagia dan bermakna memang selalu berlalu dengan cepat tanpa terasa.

“kawan-kawan sudah malam nih, pulang yuk...” kata Nina mengajak teman – teman se-angkatannya untuk segera mengakhiri eforia kelulusan hari itu.

“Yuk” teman seangkatannya dengan kompak menjawab ajakan Nina

Waktu menunjukkan pukul 21.00. Hari kelulusanpun sudah hampir berakhir. Tidak terasa konvoi, corat-coret seragam, serta makan – minum bersama yang dilakukan sungguh menyita banyak waktu. Sesampainya di rumah, Nina bertemu kedua orangtuanya di ruang keluarga sembari menonton TV.

“ Non, darimana dan ngapain aja tadi? Tanya mama Nina dengan nada suara lembut kepada anak semata wayangnya tersebut.

Mama dan Papa Nina memang sangat menyayangi Nina. Bahkan mereka memiliki panggilan khusus untuk anak semata wayangnya tersebut. “nona” adalah panggilan khusus yang diberikan untuk Nina.

“Nona tadi cuma konvoi,corat-coret seragam, sama makan makan aja kok ma , pa. Jawab Nina lembut sambil memamerkan seragam yang dikenakan yang penuh coretan

“ Tapi kamu baik-baik aja kan non, gak ada yang luka kan ikutan konvoi tadi?” tanya papa Nina merasa khawatir

“ Gak pa, tadi Nona sama temen-temen saling jaga satu sama lain kok.” Jawab Nina berusaha menenangkan kedua orangtuanya.

“ Non, sebenarnya konvoi itu gak aman, apalagi buat anak perempuan. Sebenernya tadi papa sama mama berat buat ngijinin kamu, Cuma karena ini hari terakhir dan hari bahagia kamu sama teman-temanmu, dengan berat hati akhirnya mama sama papa harus bolehin kamu ikutan konvoi.” Lanjut papa Nina berusaha memberikan nasehat kepada anak kesayangannya tersebut

“iya non, bener apa yang dibilang papa. Tadi aja selama kamu belum pulang mama sama papa gak bisa tenang mikirin keadaan kamu.” Kata mama Nina mencoba membantu papa Nina memberikan nasehat kepada anaknya tersebut.

“ hehe”, jawab Nina sambil memeluk kedua orangtuanya dengan manja.

“Nina minta maaf ya ma, pa. Nina gak tahu kalau tindakan Nina tadi bikin mama sama papa khawatir banget sama Nina. Terimakasih ya ma, pa udah bolehin Nina konvoi, corat-coret sama makan-makan buat yang terakhir kali sama teman-teman seangkatan, walaupun mama sama papa sebenarnya berat hati ngizinin Nina “lanjut Nina berusaha menenangkan kedua orangtuanya.

Percakapan mereka bertiga berakhir dengan pelukan dan ciuman manja satu sama lai n sebagai satu keluarga yang mesra.

“Udah ah pelukannya, yuk ke meja makan, mama laper banget ini.” kata mama sembari tersenyum

“ Mama tau aja, isi hati papa, padahal papa belum bilang, mama memang benar-benar belahan jiwa papa.” Jawab papa Nina meledek

“ Udah ah, papa sama mama ini, bikin Nina iri aja.” Jawab Nina, dengan muka cemberut

Lihat selengkapnya