NAPAS TERAKHIR

Maria Merianti Boru Malau
Chapter #4

Sahabat#3

Saat memasuki akhir tahun keduanya menempuh pendidikan di Universitas Satya Budaya (USB) jurusan seni tari. Nina memiliki seorang sahabat yang bernama Lala. Awal mula Nina dan Lala menjadi seorang sahabat, karena mereka berdua sejak awal berkenalan berasal dari kota yang sama. Mereka juga kerapkali menjadi satu kelompok di berbagai tugas kuliah.

Bahkan akhir-akhir ini juga barulah diketahui, bahwa orangtua Nina dan Lala merupakan rekan bisnis yang sama-sama bekerja di kantor lembaga keuangan. Sebagai sahabat banyak sekali yang dilakukan Nina dan Lala bersama-sama. Mulai dari belajar bersama, shoping bersama, bermain bersama hingga beribadah ke Gereja bersama. Nina memang tergolong cukup rajin dalam kegiatan keagamaan.

Nina menyadari bahwa apa yang diberikan Tuhan dalam diri Nina maupun dalam keluarga Nina sungguh baik adanya. Tidak banyak orang yang memiliki nasib seberuntung Nina. Oleh sebab itulah, bagi Nina rajin beribadah ke Gereja merupakan ucapan terima kasihnya atas segala yang diberikan Tuhan. Namun berbeda dengan Nina, Lala jarang sekali beribadah.

 Kedua orangtua Lala, menikah Beda agama. Ayahnya muslim dan ibunya nasrani. Meskipun Lala memilih untuk mengikuti ibunya, namun Lala dan ibunya jarang sekali pergi beribadah bersama. Ibu Lala yang merupakan wanita karier, menuntutnya terlalu sibuk dengan pekerjaannya. Sejak Lala kecil memang kedua orangtua Lala selalu sibuk bekerja.

Pergi kerja sebelum Lala bangun, dan pulang kerja pada saat Lala sudah tidur. Oleh sebab itu hubungan Lala dengan kedua orangtuanya tidak terlalu dekat. Lala memang tergolong anak yang madiri sejak kecil. Meskipun kedua orangtuanya selalu sibuk dan Lala kurang perhatian, namun Lala tetap menghormati kedua orangtuanya.

Lala merasa sangat beruntung memiliki sahabat seperti Nina. Nina selalu mengajak Lala melakukan perbuatan baik khususnya dalam hal beribadah. Hampir setiap Minggu Nina mengajak Lala untuk pergi ke Gereja bersama. Suatu kali di hari Minggu seperti biasanya Nina pagi-pagi sekali menelpon Lala sahabatnya untuk segera bangun dan bersiap-siap untuk beribadah.

kring..kring ... suara hape Lala berbunyi keras

Berkali-kali Nina menelpon, dan Lala masih saja tidur. Barulah telpon Nina yang ke lima, berhasil membangunkan tidur nyenyak Lala. Sebenarnya Lala sudah memasang alarm di handphone pribadinya dan juga di jam wekernya. Namun satupun tak ada yang berhasil membangunkan Lala.

Sejak lulus SMA, memang pola tidur Lala menjadi tidak karuan. Wajar saja. Libur yang cukup panjang sebelum masuk ke perguruan tinggi dan jadwal kuliah yang selalu dimulai siang hari sejak semester awal, membuat Lala menjadi sulit untuk bangun pagi saat ini.

Setelah selesai berkemas-kemas, Lala segera menjemput Nina. Sejak SMA, Lala memang sudah mahir mengendarai mobil sendiri. Namun karena masih berstatus sebagai pelajar, Lala tidak pernah menunjukan kemahirannya. Sedangkan Nina meskipun pandai menggunakan kendaraan bermotor, kedua orangtuanya tidak pernah mengijinkannya mengendarai mobil sendiri. Semua dilakukan bukan tanpa alasan.

Namun karena Nina merupakan anak semata wayang dan kesayangan orangtuanya. Tidak butuh waktu lama bagi Lala untuk sampai ke kost Nina. Nina juga sudah siap sedia di depan pintu kostnya menunggu Lala menjemputnya. Tidak berapa lama kemudian Lala pun akhirnya tiba.

Lihat selengkapnya