“hidup harus setulus gula dalam teh. Saat teh kurang manis, orang akan berkata, “gulanya kurang”. Namun saat rasanya pas, orang akan berkata, “teh nya enak”. Tak penting bagi gula apakah ia di ingat atau di lupakan. Asalkan ia telah meredam pahit pada teh, itu sudah cukup”. -Anonim-
Hari pertama menjadi mahasiswa baru, adalah hal yang membahagiakan. Pengalaman kampus untuk pertama kali, berkeliling kampus universitas brawijaya, mulai dari gedung rektorat tempat pelaksanaan ospek, berkeliling ke perpustakaan kampus yang dekat dengan gedung rektorat sampai pelaksanaan Ospek Kampus (pengenalan kampus pada MABA). Melaksanakan kegiatan ospek selama 1 semester, berkenalan dengan senior, berkenalan dengan teman baru dikelas, beradaptasi dengan mata pelajaran kuliah yang masih “Fresh From The Oven” benar-benar baru dengan diriku karena aku anak SMA lulusan jurusan IPA jadi yang masih adaptasi dengan ilmu sosial, hingga mengikuti organisasi internal fakultas (FKPH - Forum Kajian Penelitian Hukum) bagi anak hukum yang lebih suka menyalurkan aspirasinya melalui sebuah tulisan atau tidak berada dilapangan seperti Demo, yang sekiranya cocok banget buat aku pribadi. Singkat cerita kenapa aku memilih FKPH dari sekian banyak pilihan seperti BEM, FORMAH PK, Alsa dan lain-lain. Karena aku pribadi meskipun ekstrovert, tapi aku lebih senang bekerja dibalik layar. Menyalurkan pemikiran ku, ide, gagasan melalui sebuah tulisan bagiku itu jauh lebih berkelas dari pada sekedar DEMO. Karena kecintaanku dengan tulisan, maka segala sesuatu yang menjadi pemikiran ku ataupun tentang keilmuanku yaitu terkait bidang hukum, selalu kutuliskan dalam bentuk artikel, jurnal, confrence dll. Aku juga suka sekali membaca buku dan menulis, jadi mengingatkan ku dengan kata-kata orang-orang hebat ini :
“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang didalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian”. -Pramoedya Ananta Toer-
“Kita tidak harus menunggu datangnya inspirasi itu, kita sendirilah yang menciptakannya”. -Stephen King-
“Mulailah dengan menuliskan hal-hal yang kau ketahui. Tulislah tentang pengalaman dan perasaanmu sendiri”. -JK.Rowling-
Di FKPH itulah aku belajar menulis keilmuan bersama senior ku angkatan 2009, 2010, sampai 2011. Serta untuk pertama kalinya aku mengikuti lomba dan lolos ke yogyakarta bersama 2 tim perwakilan dari FH. Tiap tim masing-masing terdiri dari 3 anggota termasuk tim ku. Awalnya aku tidak menyangka karena ikut lomba hanya ingin menghilangkan kegundahan ku semata dan karena ada waktu luang sebagai Mahasiwa, jadilah aku mendaftar lomba karya tulis MLF (muslim law fair) untuk memperebutkan piala gubernur yogyakarta. Namun ternyata diluar dugaan responnya bagus, tim ku lolos untuk berangkat ke yogyakarta, kalau tidak salah timku menulis tentang bank nelayan syariah, semacam mekanisme perbankan syariah bagi pekerja nelayan, yang mana dengan sistem mudharabah (bagi hasil). Awal mula nya tulisan ini juga ditentang oleh senior karena dianggap terlalu mustahil untuk dilaksanakan, tetapi toh rupanya tulisan ini menarik bagi panitia lomba dan juri. Hal menariknya mungkin sistem ini masih baru bagi nelayan terutama untuk sistem bagi hasil syariahnya. Tapi justru disanalah keunikannya, akhirnya aku dan tim bersemangat untuk menyelesaikan proyek ini sekaligus membuat presentasi. Selain itu yang bikin semangat karena proyek ini didanai fakultas hukum sehingga kami bisa berangkat dengan hati tenang tanpa harus memikirkan biaya akomodasi. Berangkatlah hari itu juga ke yogyakarta dengan menggunakan kereta dan sampai distasiun tim ku dijemput oleh panitia delegasi.
Setibanya di hotel kami mendapatkan rundown acara berupa kegiatan apa aja yang dilakukan selama 3 hari. Hari pertama kami tiba di penginapan kami bersiap untuk latihan presentasi, kami juga tidak terlalu memikirkan yang muluk-muluk kalau bisa menang dengan membawa piala gubernur DIY alhamdulillah, tapi kalo sekedar jadi juara harapan pun ya tidak apa. Hal terpentingnya adalah sudah usaha, latihan yang terbaik, berdoa selebihnya berikhtiar dan semua ini dilakukan demi pengalaman juga. Di malam hari nya aku membagi tugas, aku mendapat bagian presentasi dengan menggunakan media gambar dan suara, diharapkan dengan bantuan visual ini bisa memberikan gambaran lebih kepada juri. Awalnya aku begitu gugup tapi temanku memberikan semangat anggap saja presentasi hari ini seperti yang dilakukan semalam saat latihan. Akhirnya tiba giliran tim ku, antara harap-harap cemas dan pasrah dengan keadaan, akhirnya ku mulai presentasi pertama ku. Alhamdulillah setelah presentasi lancar di ikuti pula dengan tanya jawab yang juga lancar, antusiasme para juri serta peserta lain untuk bertanya memberikan secercah harapan dsn tanda bahwa presentasi ini berjalan dengan baik, bahkan feedbacknya pun cukup bagus, selanjutnya presentasi kedua oleh tim ke dari FH UB teman beda tim ku.
Setelah seharian melakukan presentasi tibalah saatnya untuk malam hari kami makan malam bersama dengan tim dan panitia di ruminten, pasti bagi kalian yang paham yogya akan mengetahui tempat makan ruminten. Tempat yang terkenal dengan masakan jawa khas yogya. Setelah itu disempatkan dihari kedua nya untuk city tour di benteng vredenburg, dan pasar beringharjo dan wisata oleh-oleh. Tiba di hari ketiga pengumuman pemenang lomba MLF piala gubernur DIY dan benar saja tim ku menjadi juara 1 dan juara terbaik dalam presentasi serta mendapat piala bergilir, piala gubernur DIY dengan piala yang begitu besar dan megah. Aku menangis terharu seperti tidak percaya, temanku pun apalagi. Bahkan tim kedua kami juga menjadi juara 3. Akhirnya juara 1 dan 3 piala gubernur di borong oleh tim FH UB kalau tidak salah lomba ini terjadi ditahun 2014. Tapi hal ini membahagiakan justru juga membuat kami terpukau bagaimana tidak estimasi kami hanya bisa bawa pulang juara 2 dan 3 tidak apalah yang penting juara, ternyata justru juara 1 memboyong piala gubernur. Tibalah dimalam harinya kami pulang dengan berfoto kenang-kenangan bersama semua tim dan panitia delegasi ku diapit oleh piala besar itu. Sungguh pengalaman yang tidak akan ku kulupakan, dari yang sekedar ajang uji coba ternyata menjadi pemenang.
Hal selanjutnya dipikiran kami membawa sejumlah piala ini di dalam kereta kelas ekonomi, termasuk piala besar piala gubernur, sontak saja dari stasiun smpai masuk dalam kereta kami di lihatin banyak orang penumpang lain, tapi sekali lagi malu nya kami selama diperjalanan membawa piala ini tetap menjadi sebuah kebanggaan bagi kami mengharumkan nama FH dihadapan seluruh universitas lainnya. Itulah pengalamanku saat mengikuti lomba diluar kota pertama kalinya.
Selain itu, saat-saat dikampus juga dan selama dikelas aku banyak berkenalan dengan teman baru, rata rata dari luar kota dan mereka bercerita banyak hal termasuk kenapa akhirnya memilih hukum, bahkan ada yang tidak berniat masuk jurusan hukum. Sebenarnya selama perkuliahan ini aku sangat terbantu dengan adanya organisasi internal fakultas dari sana, seperti mencari jati diri “Who I Am ?” Siapakah aku. Bahkan bertemu berkenalan dengan senior baru memberiku wawasan dan koneksi hingga aku bisa menikmati kehidupan kampus yang tidak hanya melulu belajar “KUPU-KUPU” (Kuliah pulang kuliah pulang) tetapi bisa bermanfaat sambil mengumpulkan tabungan jadi lebih produktif dengan mengikuti event kegiatan lomba yang bisa membawa ku keluar negeri gratis, keluar kota gratis karena maklum lomba dibiayai oleh kampus dan difasilitasi oleh fakultas sebagai perwakilan dari fakultas hukum, itulah kenapa “experience is never getting old” pengalaman mahal harganya, banyak pengalaman yang di dapat selama berkuliah S1.
“saya telah belajar bahwa orang akan melupakan apa yang dirimu katakan, orang akan melupakan apa yang kamu lakukan, tetapi orang tidak akan pernah melupakan bagaimana kamu membuat mereka merasa sesuatu”. -Maya Angelou-
“Jangan tanyakan pada dirimu sendiri apa yang dibutuhkan dunia, tapi tanyakan pada dirimu sendiri apa yang membuatmu hidup, lalu pergi dan lakukan itu”.
-Howard Thurman-
Selain itu aku juga aktif mengikuti lomba yang dulu diselenggarakan oleh KEMERISTEK DIKTI dan dibiayai programnya hingga tuntas. Lomba ini di ikuti oleh ku untuk mendapatkan pendanaan agar program bisa berjalan, namanya PKM (Program Kreativitas Mahasiswa) yang satu tim terdiri dari 5 anggota, menyusun proposal pendanaan dan kalau lolos bisa didanai bahkan presentasi di Jakarta bersama DIKTI. Alhamdulillah aku 2 kali mendapatkan kesempatan itu, senang rasanya. Akan ku bahas sedikit tentang kegiatan ini. Jadi PKM pertama 2012 yang lolos pendanaan milik ku adalah PKM M (pengabdian masyarakat). Lomba ini ku ikuti saat aku jadi MABa. Dimana aku membuat suatu program namanya KOPI CERAI (Komunitas Polisi Cepek Pengurai Kemacetan). Namanya saja polisi cepek jadi mereka adalah kumpulan anak-anak kecil yang memutuskan untuk tidak sekolah karena kesulitan biaya atau hal lainnya tapi mereka memiliki pekerjaan sebagai tukang parkir jalanan atau sekedar membantu lalu lintas. Disini aku bersama tim mengumpulkan anak-anak tersebut berkisar usia 8-20 tahun yang paling tua, untuk selanjutnya diberdayakan dan diberikan ilmu terkait sebagai polisi cepek pengurai kemacetan. Dinamakan polisi cepek, ya karena mereka mendapatkan upah seikhlasnya dari pengguna jalan yang berterima kasih karena terbantu mengurangi kemacetan serta penyebrangan apabila tidak ada polisi lalu lintas.
Kemudian program ini juga bekerja sama dengan SUPELTAS (Sukarela Pembantu Lalu lintas) sebenarnya mereka lebih resmi karena dibawah didikan dan arahan langsung dari Polisi Lalu Lintas dan memiliki rompi serta atribut lainnya pemberian dari POLANTAS. Di daerah Malang biasanya akan banyak kalian temukan SUPELTAS berseragam biru. Aku memberikan kerjasama adik-adik KOPI CERAI dengan SUPELTAS agar mereka lebih terarah dan berilmu. Aku juga membelikan mereka atribut yang hampir mirip SUPELTAS hanya warna rompinya Orange. Aku berharap dengan mendapatkan pendanaan dari DIKTI uangnya bisa dipergunakan dengan semestinya untuk kontribusi ke masyarakat sebagai program pengabdian masyarakat. Selama pelaksanaannya, tim ku juga melakukan LPJ an (Laporan Pertanggung Jawaban) yang setiap anggaran, pengeluaran, rencana kegiatan hingga hasil kegiatan pun tuliskan dalam buku diary khusus serta foto-foto mereka juga ku sisipkan sebagai laporan. Lalu setelah 1 tahun program berjalan tibalah untuk melaksanakan presentasi di Rektorat bersama MONEV. Aku dan tim merasakan kegugupan dan perasaan tak menentu bagaimana tidak, ini merupakan hasil akhir selama proses pelaksanaan kegiatan yang dirangkum sedemikian rupa dalam waktu satu jam melalui presentasi ini. Aku juga tidak berharap banyak karena persaingan ketat dan kelompok tim lain juga punya program yang bagus dan bermanfaat, yang terpenting bagiku adalah tim ku bisa solid dan menjelaskan hasil kerja kami dengan sistematis dan bisa menjawab semua pertanyaan juri. Lalu tibalah giliran kami, satu jam berlalu dan pengumuman rupanya kami kalah dan gagal, tapi sungguh ada kepuasaan tersendiri sudah berhasil dengan pencapaian sejauh ini, mungkin ini belum keberuntungan kami, dan aku membesarkan hati tim ku. Untungnya tim ku tetap semangat dan tidak berkecil hati, kami puas dengan hasil kerja kami, selain juga bermanfaat buat orang-orang disekitar kami.
”hidup ini sangat menarik. Pada akhirnya sebagian dari rasa sakit terbesar mu akan menjadi kekuatan terbesar mu”. -Drew Barrymore-
Lalu di tahun 2013, tim ku junior memintaku untuk menjadi anggota karena rupanya PKM M kami lolos pendanaan DIKTI lagi. PKM M dengan judul NOAH (Network of Agent Humanity) yang bisa kalian temukan di Facebook juga Komunitas ini. NOAH tim juga melakukan pemberdayaan terhadap anak-anak jalanan, dan sebenarnya juga merupakan kelanjutan generasi kedua dari KOPI CERAI. Jadi ada dua komunitas di tim ku yang lolos pendanaan DIKTI yaitu NOAH dan KOPI CERAI keduanya merupakan PKM M Pengabdian Masyarakat 2012 dan 2013. Setelah beberapa tahun berlalu, aku mendapat kabar bahwa anak-anak didik ku alhamdulillah dari hasil menabung selama proses kegiatan ini ada yang bisa melanjutkan sekolah, bahkan bisa berdagang kecil-kecilan dirumah serta membantu teman-teman disekitarnya agar bisa berdaya seperti mereka. Terakhir saat aku mengunjungi mereka di tahun 2015 aku melihat mereka dan menyambangi mereka, bahkan keadaan mereka sudah jauh lebih baik, mereka sudah tumbuh besar dan sehat, melihat mereka saja aku sudah sangat bersyukur meskipun aku hanya bisa membantu sebisa ku, tetapi hasilnya sungguh membuat ku takjub, aku berkesempatan temu kangen bersama mereka dan keluarga nya, setidaknya mereka masih ingat aku dan ketika bertemu di jalan saat menjadi polisi cepek mereka menyapa ku. Begitulah cerita singkatnya ketika aku melaksanakan program kegiatan ku selama berkuliah S1 dan mengikuti lomba kegiatan mahasiswa.