”seberapa pun kenal, seberapa pun berharap, seberapa pun cinta. Jika memang bukan orang yang tepat akan selalu ada cara untuk di jauhkan. Seberapa pun tak kenal seberapa pun tak ada urusan keperluan, seberapa pun benci, jika memang ia orang yang tepat, akan selalu ada cara untuk di dekatkan”. -Anonim-
PEJUANG CINTA
Karya : Ajeng
Dia, lelaki pejuang cinta
Telah berlumur darah
berperang melawan ego orang tua
berjuang demi tresno
Dia, lelaki pemuja asmara
berkorban demi rasa
rela membuang takhta
tanpa ragu dan kata menyerah
Dia, lelaki pejuang restu
bersujud meminta restu
mengais pecahan rindu
menahan pilu tanpa rasa ragu
Pada bagian sebelumnya, aku banyak menceritakan tentang kisah hidup ku, proses yang ku alami, ku lalui dalam berproses menuju kedewasaan, mencari jati diri, memahami karakter dan kepribadian ku, dimana semua fase ini sudah ku lalui semua. Sejak lulus SMA, S1, S2, Magang, Ujian Kompetensi, hingga menjadi freelancer. Lalu ada satu bagian menarik dari fase hidup ku yang belum ku sampaikan dan akan ku bagi ceritanya di bab ini. Aku sebut sebagai “kilas balik romansa”, mengapa demikian ? Karena ini seperti flashback kisah romansa dimasa lalu, tentang perasaan romansa yang terlambat dan baru muncul saat kuliah, mengenal karakter orang-orang disekitar ku yang pernah hadir dalam hidup ku, serta bagaimana aku mengenal suami ku hingga bisa menjadi seorang suami hingga sekarang.
sejak SMA aku adalah tipikal murid kutu buku yang bisa dibilang kudet (kurang up date). Apa standar nya dibilang kudet ? Karena tidak menjalani masa pacaran atau cinta monyet, tidak terlalu punya banyak teman atau geng. Bahkan jadi anak rumahan yang tidak suka keramaian dan hang out. Jujur, aku seperti sudah di doktrin dengan ibu ku untuk menunda masa pacaran atau mengurangi hubungan lawan jenis, tentu untuk hal yang terbaik pastinya, alasan dari orang tua ku. Karena ditakutkan akan mengganggu pelajaran, nilai pelajaran dan lain-lain. Saat SMA aku bukan tipe yang suka bergaul berlebihan atau memiliki geng, tetapi aku aktivis yang mana suka ikut organisasi sekolah seperti PMR atau anggota PMI. Itulah kenapa dulu aku bermimpi bisa menjadi seorang dokter, karena ada perasaan bahagia tersendiri jika bisa membantu orang lain. Bahkan paling rajin menjaga upacara setiap senin untuk sift jaga sebagai anggota PMR sekolah apabila ada murid yang sakit, pingsan atau membutuhkan penanganan darurat. Selama sekolah pun jarang bahkan tidak pernah terpikir dibenak ku untuk menyukai lawan jenis, berpacaran, karena ingin fokus sekolah agar nilai bagus dan bisa masuk SNMPTN tulis.
sampai suatu ketika saat kuliah S1 ini benar-benar mengubah hidup ku, bersikap dewasa, bijaksana, dan berusaha mengubah dan meninggalkan pola pikir saat masih di SMA. Apalagi ketika sudah mulai berkenalan dengan senior yang berpengalaman atau bahkan aktivis kampus dan organisatoris. Ini semua mengubah hidup ku. Saat kuliah inilah karena banyak berkenalan dengan teman baru dan bertemu dengan banyak orang berbeda jurusan, berbeda fakultas, berbeda organisasi membuat mu ingin terjun secara langsung untuk mengetahui lebih banyak dunia perkuliahan dan kampus. Awal mula aku memiliki kisah cinta pandangan pertama dan naksir seseorang ya disini saat kuliah S1.
berawal saat ikut ospek mahasiswa baru, fakultas hukum yang mana panitia saat tahun ku 2012 adalah senior ku yang angkatan 2010, 2011. Saat pengenalan ospek itulah saat aku dan teman-teman ku mulai mengenal senior dan organisasi, karena semacam promosi organisasi selama 1 semester dan pengenalan agar anak mahasiswa baru tertarik masuk sebagai anggota organisasi. Setelah beberapa minggu ospek dan mengenal senior, saat itulah aku mulai naksir atau bisa dibilang suka pada pandangan pertama sama senior yang satu ini, yang rupanya menjadi ketua panitia untuk ospek maba fakultas hukum pada masa itu. Aku tertarik senior ku karena rupanya dia merupakan aktivis dan ketua di salah satu organisasi di FH saat itu, bahkan dia terkenal dikalangan mahasiswa baru, karena juga merupakan anak basket. Pasti tau rasanya naksir senior pada pandangan pertama seperti ABG yang baru saja melepas masa puber karena maklum sejak SMA belum pernah pacaran atau mengenal lawan jenis. Malu-malu tapi mau, cara untuk mengenal senior yang ku kagumi karena kecerdasannya, keaktifannya, bahkan suara nya yang khas “suara husky” berat dan serak basah. Pokoknya menjadi role model bagi mahasiswa perempuan saat itu. Saat itu yang terpikir adalah pendekatan yang baik dengan menjadi mahasiswa terbaik seangkatan, atau rajin ikut organisasi yang senior ikuti, bahkan bisa menjadi panitia atau peserta kegiatan organisasi agar bisa bertemu. Seserius itu untuk suka dengan senior yang dikagumi (**maaf tidak bisa sebut nama). Terkadang sisi positifnya bagi mahasiswa jika bertemu senior yang disukai pasti jadi rajin datang ke kampus dan terlihat hingga curi pandang cuma buat kenal sama senior. Bahkan ada kejadian konyol dihadapan senior yang membuatku malu dan tergelitik untuk tertawa. Jadi suatu ketika karena jarak rumah ku dan kampus terbilang lumayan, sekitar 1,5 jam dan aku tidak pernah bawa kendaraan, aku terbiasa pp saat ke kampus naik bis kota atau bemo. Saat itu aku ingat sekali hari kamis semester 3 aku ada kelas mata kuliah jam 10.00 dan hari hujan deras. Karena aku naik bis kota terburu-buru jadilah tanpa bawa jas hujan ataupun payung hingga akhirnya tiba di kampus langsung menuju ruang dekanat untuk berteduh dan maksud hati di lobby sambil menunggu kelas. Tetapi sialnya, aku lupa kalo aku menggunakan make up tebal disaat hujan, dan itu aku benar-benar tidak sadar sama sekali kalo bedak ku luntur, eye liner luntur, bahkan aku berdandan dan semangat karena mengetahui pasti senior ku suka lewat di gedung dekan. Benar saja senior ku datang, tidak sengaja menoleh ke aku dengan wajah heran, aku pun tersenyum dengan wajah heran, entah kenapa senior ku seperti kaget lihat wajah ku, kayak horor banget ya. Saat aku ingin ke toilet untuk cuci tangan barulah aku sadar di kaca kalau wajah ku sudah hampir kayak lagi mau “ngelenong”. Apa yang terjadi ? Aku nangis , tidak sama sekali yang ada aku tertawa terbahak-bahak di toilet bahkan teman ku yuni dan eriza yang ku ceritakan kejadian tadi jadi ikut tertawa. Karena aku dianggap konyol. Begitulah terkadang kalau ada senior yang ditaksir sekalipun kadang kita jadi lupa dan bersikap konyol.
Namun, pada akhirnya di semester 4 rasa suka ini menjadi sirna karena rupanya banyak saingan, alias mahasiswa perempuan banyak yang naksir senior ini sangking populernya bahkan saat semester akhir pun ada gosip bahwa dia menikah muda dengan teman sekelasnya dan sudah berpacaran lama hanya saja backstreet, wah pupus lah harapan seketika.
kemudian saat di semester 4 aku sudah banyak mengenal senior dan teman-teman sekelas. Saat itu aku di semester 2 mendaftar masuk satu organisasi internal fakultas hukum FKPH. Kenapa pilihan ku jatuh pada ini, karena organisasi ini menurut ku memiliki kesamaan visi dan misi, terutama untuk ku yang suka sekali dengan menulis, mengikuti kegiatan kompetisi, dan lebih kepada menyalurkan ide dan aspirasi ku melalui sebuah tulisan, maka ku putuskan untuk daftar organisasi ini disemester 2 dan berlanjut disemester berikutnya. Saat semester 4 aku lagi rajin-rajinnya datang ke ruangan FKPH untuk sekedar duduk menyapa senior atau teman, kadang juga mengerjakan tugas kelas disana.
lalu suatu ketika saat diruangan FKPH aku hanya berempat dengan teman ku 2 cewek dan 2 cowok, tapi sepertinya aku mengenal dia karena kami selalu sekelas di beberapa matkul dan sepertinya sempat satu kelompok untuk tugas kelas presentasi tapi tidak begitu dekat. Hingga akhirnya aku memulai untuk berkenalan (**aku tidak bisa menyebutkan namanya). Tapi rupanya dia mengenal ku, sejak ospek kami satu tim kelompok ospek, selain itu saat pertama kali aku mengikuti ospek organisasi pun dia ada dan satu tim dengan ku, hanya saja aku tipikal orang yang pelupa kadang ingat nama tapi tidak ingat wajah atau sebaliknya, ingat wajah tapi tidak ingat nama, jadi dia sangat memaklumi itu. Dia mengenal ku karena selain aku aktif di kampus dan kegiatan organisasi bahkan aku juga aktif dikelas.
”hai, nama ku xxx salam kenal ya, aku tau kamu karena kamu paling aktif dikelas dan kegiatan FKPH, bahkan kamu peserta PKM MABA kan, dan lolos PKM pendanaan dikti, aku tau karena kamu aktivis. Kita pernah beberapa kali satu tim saat ospek organisasi FKPH di lawang kebun teh, ingat kan. Terus satu tim anggota ospek FH”. Kata xxx
aku pun menjawab :
”oh ya salam kenal juga ya, nama ku avisena panggil avi juga gak papa. Oh ya maaf kadang aku pelupa, jadi ingatkan aku kalo ketemu lagi. Mungkin bakal sering ketemu karena kita di FKPH”.
lalu setelah beberapa bulan berjalan, entah kenapa aku dan dia jadi sering bertemu, bahkan belajar bareng. Biasanya untuk mengisi waktu luang aku berada di PDIH atau perpustakaan khusus FH atau bahkan duduk di taman widyaloka gedung kuliah bersama, maklum karena aku malas pp rumah-kampus jadilah aku terbiasa menghabiskan waktu dikampus sembari mengerjakan tugas kelas. Aku tipikal anak yang rajin jadi ketika aku ada waktu luang semua tugas kelas aku selesaikan agar lebih tenang dan tidak terburu-buru mengerjakan.
kembali ke cerita pertemuan kami, jadi rupanya si X ini adalah anak yang aktivis juga secara dia anak BEM, dia pernah menjadi Dewan Senat, bahkan anggota taekwondo dikampus. Entah kenapa dia lebih banyak mengenal ku padahal menurut ku, teman ku hanya itu-itu saja bahkan meskipun aku aktif di kampus tapi tidak selalu terlihat seperti aktivis yang sangat sangat aktif dengan semua kegiatan kampus, kira-kira aku aktivis level menengah, yang gak terlalu sibuk juga tapi masih punya waktu untuk belajar. Karena kami sudah dekat, akhirnya sering bertemu dan berbicara bersama selayaknya teman sekelas. Namun, aku tidak punya perasaan apapun, hanya sebatas teman, aku pun mengetahui bahwa dia sebenarnya sudah punya pacar juga anak FH yang jadi teman sekelasnya.
sampai suatu ketika, beberapa bulan kemudian ada kabar gosip kalau si X ini putus atau break dengan pacarnya dan mungkin hampir setiap anak di FH sepertinya mengetahui hal ini secara dia juga cukup populer karena tampan dan anak taekwondo siapa sih yang tidak kenal dia ? Tapi aku pun tidak terlalu ambil pusing dan hanya mendengar saja, secara aku juga cuek dan tidak terlalu berdampak juga untuk ku. Akhirnya saat disemester 5 kalau tidak salah ada angkatan baru mahasiswa baru, yang mana aku mengetahui dia menjadi panitia korlap, ospek di FH dan saat itu pun aku di minta menjadi anggota panitia bagian PKM untuk mahasiswa baru, mungkin aku dipilih karena pengalaman ku sebelumnya mengikuti kompetisi PKM dan lebih kepada menjadi staf bidang penelitian di organisasi. Sehingga diberikan amanah untuk menjadi panitia PKM MABA, aku juga mengisi materi untuk seminar tentang Program PKM.
akhirnya terpaksa aku jadi sering berhubungan dengan si X ini mau tidak mau, suka tidak suka, karena terhubung oleh project bersama. Sampai aku tidak menyadari karena project, kami menjadi dekat jika ada dia pasti ada aku. Namun, sampai sejauh itu tidak ada rasa suka atau naksir atau apapun itu, saat seperti aku menyukai senior ku dulu. Meskipun waktu intensitas bertemu cukup sering karena sering satu kelas, sering Wa, Fb an dll. Hingga suatu ketika dia mengajak ku untuk ketemuan, di taman biasanya aku duduk untuk sembari bekerja, akhirnya aku mendatangi dia disana dan benar saja dia sudah menunggu, aku pikir ada hal serius yang mungkin ingin dibicarakan dan kebetulan kelas jam kuliah kosong.
tiba-tiba saja dia mengutarakan perasaannya, aku shock, cemas, panik, kaget sejadi-jadinya. Bagaimana tidak aku datang dengan terburu-buru karena kupikir ada hal yang penting ternyata seserius ini, jujur aku panik karena ini pertama kalinya aku ditaksir, ditembak atau apalah namanya secara aku tidak punya waktu untuk berkencan suka, pacaran, apalagi, punya pengalaman aja tidak, karena fokus ku cuma belajar maka dari itu temanku selalu bilang aku si kutu buku. Lalu aku bertanya kenapa tiba-tiba membuat pernyataan, padahal aku sangat mengetahui sekali tipikal kesukaan dari si X aku pun jauh dari kesan perempuan yang disukai, cantik juga tidak, bahkan dandan pun aku jarang, tapi kenapa ? Rasanya perasaan ku saat itu jantung seperti ingin meledak. Belum-belum aku jadi berpikir jauh ke depan, bagaimana jika suatu saat break atau putus, pasti hubungan pertemanan jadi tidak baik, bahkan aku percaya bahwa wanita dan pria itu tidak bisa jadi teman, karena pasti akan ada hal lain yang mempengaruhi seperti saat itu dan aku bisa menebak pasti akan ada perasaan suka seperti ini, dan benar saja apa yang terjadi. Bahkan bisa jadi terjebak ke hubungan “friendzone”. Lalu apa jawaban dia :
”aku suka karena kamu menarik, bagi ku kamu cantik, elegan, dan cerdas, aku udah lama mengenal kamu sena, bahkan aku tau lebih banyak tentang kamu sejak ospek. Jadi beri aku kepastian dan jawaban ya agar gak menunggu lama”. Kata si X.
aku pun menjawab :
“beri aku waktu untuk menjawab ya, biarkan aku berfikir sejenak, pekerjaan ku sebagai panitia sudah menumpuk belum lagi aku ada kegiatan dan tugas kelas. Terpikir apa yang terjadi kalo kita beneran jadian, yang ku pikir hanya satu, bagaimana jika gagal apa bisa kita berteman bahkan menyapa dikelas, belum lagi soal berita kamu putus dan aku tau siapa mantan mu bahkan meskipun aku tidak sekelas tidak tau siapa dia tapi aku pernah lihat dia”.
akhirnya dia menerima jawaban sementara ku, dan ku putuskan untuk pulang, aku bahkan tidak bisa cerita ke teman ku yuni dan eriza karena kupikir ini masalah pribadi dan serius. Setelah berpikir semalaman dan berusaha menghindari dia terlebih dahulu agar aku bisa memutuskan. Akhirnya tepat malam aku ingat sekali itu hari jumat malam. Aku membalas nya dengan pesan WA :
“Aku berikan kamu kesempatan untuk kita jadian, bahkan kalo ini terjadi besok, aku harap dikampus tidak akan ada yang tau termasuk teman dekat ku, bahkan orang diorganisasi atau anak MABA sekalipun. Karena aku tau kamu anak populer bahkan di dewan senat ataupun di taekwondo. Jadi biarkan kita backstreet seperti ini kalau pun mau bertemu cukup WA saja”.
entah kenapa saat menulis pesan WA ini saja rasanya jantung seperti ingin meledak, secara ini pertama kalinya bagiku untuk ditaksir bahkan ada yang mengutarakan perasaan hingga jadian sembunyi-sembunyi alias backstreet. Rasanya seperti orang yang tidak bisa berpikir jernih sama sekali dan asal menerima. Akhirnya keesokan harinya aku masuk kelas disapa teman ku yuni dan eriza, aku bahkan terdiam tidak memberi tahu apapun. Hingga akhirnya aku bertemu si X dikelas aku hanya tersenyum biasa tanpa banyak bicara. Hingga akhirnya aku memutuskan utuk berada di ruangan organisasi biasanya, aku menyendiri dan mengerjakan tugas ku sekalian persiapan panitia untuk ospek besok nya. Tapi rupanya dia mengetahui aku disana dan saat banyak orang tiba-tiba dia datang dan melemparkan jaketnya pada ku dengan alasan dia mau sholat zuhur, mengetahui itu semua orang di sekre langsung memandang aku ada apa kenapa tiba-tiba sekali semua orang jadi curiga. Aku pun seperti orang yang mematung entah harus berbuat apa bingung ingin bicara apa.
Saat jam makan siang tiba aku dan dia hanya berbincang berdua, tapi tiba-tiba ada adek kelas yang datang dan menemui ku ingin berkonsultasi soal PKM akhirnya dia memutuskan untuk mundur dan pamit. Saat aku berbincang dengan anak MABA, sontak saja aku kaget ketika muncul pertanyaan mereka :