“ketahuilah cinta tidak cuma melihat pada apa yang indah, mengalami apa yang baik dan menyenangkan. Cinta tidak selalu seperti itu. Justru ia di uji ketika segala sesuatu tidak lagi terlihat indah, tidak lagi terasa baik dan menyenangkan. Pada saat serupa itulah, kita akan menangkap dan memahami hakekat cinta yang sesungguhnya”. -Titon Rahmawan-
Tahukah kamu bahwa menulis, membaca, mendengarkan lagu, mendengarkan syair, sajak, pantun, puisi, juga merupakan bentuk kontemplasi sederhana. Sesederhana itulah cara kita merefleksikan diri, menenangkan jiwa yang penuh dengan masalah kebathinan. Jadi karena aku suka dengan kontemplasi sederhana itulah, membuatku ketagihan dan keterusan untuk menyempatkan diri sekedar membaca sajak atau syair. Sejak kecil aku juga terbiasa membaca buku maupun novel. Sehingga membantu ku untuk terbiasa membaca dan menulis. Dengan menulis mampu memberikan ketenangan bathin, apa yang tidak bisa diungkapkan dengan ucapan bisa diungkapkan dengan tulisan. Setidak-tidaknya mencoba dari pada tidak sama sekali.
Membaca dan menulis puisi bisa menjadi alat yang bagus untuk eksplorasi dan merefleksikan diri. Melalui puisi, seseorang dapat menelusuri perasaan terdalamnya dan menemukan cara baru untuk mengekspresikan diri. Selain itu, menulis puisi juga dapat membantu seseorang mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreativitas. Kegiatan ini juga menawarkan cara yang unik untuk memahami dan mengelola emosi dengan baik.
1.sebagai sarana eksplorasi diri
Menulis puisi memungkinkan seseorang untuk mengeksplorasi perasaan terdalam mereka. Kegiatan ini juga bisa jadi cara untuk mengekspresikan diri dengan lebih jujur. Bagi beberapa orang, menulis puisi tidak hanya menghibur, tetapi juga sangat terapeutik. Dalam banyak kasus, menulis puisi bahkan bisa membantu individu menghadapi dan mengatasi emosi yang kompleks, serta menemukan kedamaian batin.
2.meningkatkan kemampuan berpikir kritis
manfaat emosional sekaligus intelektual dari menulis puisi, beberapa orang menganggap bahwa menulis puisi dapat membantu seseorang mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreativitas. Menulis puisi mendorong seseorang untuk memikirkan kata-kata dengan cermat dan mempertimbangkan berbagai cara untuk menyampaikan pesan. Proses ini memperkuat kemampuan analitis dan mengasah kecerdasan verbal.
3.mengelola emosi dengan cara unik
Menulis puisi menawarkan cara yang unik untuk memahami dan mengelola emosi. Kegiatan ini juga memungkinkan seseorang untuk mengekspresikan perasaan yang mungkin sulit diungkapkan dengan kata-kata sederhana. Dengan memformulasikan perasaan menjadi kata-kata yang terstruktur, individu dapat meredakan ketegangan emosional dan menemukan cara baru untuk melihat situasi yang menantang.
4.terapi melalui kata-kata
Menulis puisi juga bisa menjadi bentuk terapi yang efektif. Proses menulisnya memungkinkan kita untuk menjelajahi emosi dalam lingkungan yang tenang dan terkontrol. Melalui kata-kata, kita dapat mengurai perasaan yang rumit dan menemukan titik terang di tengah emosi yang kacau. Ini menjadikan puisi sebagai alat yang bermanfaat dalam manajemen stress dan kesehatan mental.
5.meningkatkan kebahagiaan dan kepuasan
Menulis puisi tidak hanya membantu mengatasi emosi negatif, tetapi juga dapat meningkatkan perasaan bahagia. cara terbaik adalah bahwa mengekspresikan diri secara kreatif melalui puisi dapat membawa kebahagiaan dan rasa puas.Aktivitas ini juga memungkinkan seseorang untuk merayakan momen-momen kecil dalam hidup dan menemukan keindahan dalam hal-hal sederhana.
ketika kita terbiasa untuk berkontemplasi merefleksikan diri melalui sebuah tulisan, atau karya, kita akan menjadi terbiasa untuk terbuka dan berani mencoba hal baru. Seperti dengan mulai menulis jurnal diary, atau sekedar menulis puisi. Aku akan kasih tips agar bisa memulai terbiasa menulis, seperti syair atau puisi.
1.mulai dengan subyek yang disukai
Menulis tentang sesuatu yang dekat dengan hati akan membuat puisi lebih bermakna dan autentik. Pilihlah subjek yang memicu emosi atau kenangan kuat untuk menghasilkan puisi yang dalam dan penuh perasaan.
2.bereksperimen dengan bentuk dan gaya puisi
Jangan takut untuk bereksperimen dengan berbagai bentuk dan gaya puisi. Cobalah berbagai teknik dan temukan yang paling sesuai dengan kepribadian atau gaya tulisan. Dengan bereksperimen, kita akan menemukan cara unik dan khas untuk mengekspresikan diri.
3.membaca puisi dari penyair lain
Membaca karya penyair lain dapat memberikan inspirasi dan membantu memahami berbagai pendekatan dalam menulis puisi. Membaca banyak puisi juga akan memperluas wawasan dan membantu menemukan gaya tutur yang disukai. Karena syair ataupun puisi memiliki tema nya masing-masing atau beragam
4.fokus pada gambaran dan perasaan
Puisi seringkali lebih fokus pada pengungkapan perasaan dibandingkan memberikan gambaran yang jelas terkait sebuah cerita. Jadi, fokuslah pada cara menggambarkan perasaan dengan kata-kata dan citra yang kuat.
5.gunakan bahasa yang kuat dan spesifik
Hindari kata-kata yang terlalu umum atau klise. Pilihlah kata-kata yang dapat menggambarkan perasaan dengan jelas dan kuat. Bahasa yang spesifik dan mendalam akan membuat puisi lebih hidup.
berikut ini adalah karya indah dari WS.Rendra dengan judul karya Puber Pertama (1954-1958) terdiri dari 24 puisi, berisi tentang kisah percintaan remaja yang apa adanya. Manis dan romantis sekali. Disajikan berbentuk pendek, ringan, dan sederhana, tetapi sangat menunjukkan perasaan orang yang sedang dilanda cinta. Puisi-puisi itu berjudul Permintaan, Rambut, Kangen, Baju, Papaya, Sepeda, Rok Hijau, Kami Berdua, Kegemarannya, Tempramen, Pahatan, Kepada Awan Lewat, Tobat, Sepeda Kekasih, Dua Burung, Telah Satu, Optimisme, Pantun, Ayam Jantan, Janganlah Jauh, Kekasih, Angin Jahat, Membisiki Telinga Sendiri, dan Bunga Gugur.
Berbeda dengan Puber Pertama yang berisi puisi-puisi cinta pendek. Di Puber Kedua (1968-1977) puisi yang disajikan lebih panjang dan kompleks mengenai kehidupan. Puber kedua terdapat 3 puisi yang berjudul Surat Seorang Istri (Siasat, 30 April 1968), Balik Kamu Balik (1972), dan Bukannya di Madrid (1977).
Puber Ketiga (1992-2003) Puber Ketiga, yaitu puisi-puisi cinta yang Rendra tulis pada tahun 1992-2003. Terutama di masa reformasi 1998, hal itu karena Rendra juga semakin terbuka dengan wajah negara dan ketatanegaraan. Maka dari itu, ketiga puisi terakhir pada Puber Ketiga berisi penyadaran kritis ketatanegaraan dan antropologis kebangsaan Indonesia. Ketiga puisi-puisi cinta itu berjudul Sajak Cinta Ditulis Pada Usia 57, Hai Ma!, dan Barangkali Karena Bulan.
Karena saya adalah pecinta romansa dan menyukai karya-karya indah dari WS.Rendra akan saya bagikan untuk pembaca, semoga terhibur ya.
PERMINTAAN
Wahai, rembulan yang bundar jenguklah jendela kekasihku!
Ia tidur sendirian, hanya berteman hati yang rindu.
RAMBUT
Rambut kekasihku sangat indah dan panjang.
Katanya, rambut itu untuk menjerat hatiku.
Kangen Pohon cemara dari jauh membayangkan panjang rambutnya
maka aku pun kangen kekasihku.
KAMI BERDUA
Karena sekolah kami belum selesai kami berdua belum dikawinkan.
Tetapi di dalam jiwa anak-cucu kami sudah banyak.
KEGEMARANNYA
Pacarku gemar mendengar aku mendongeng.
Dalam mendongeng selalu kusindirkan bahwa aku sangat mencintainya.
PAHATAN
Di bawah pohon sawo di atas bangku panjang
di bawah langit biru di atas bumi kelabu
Istirahlah dua buah hati rindu
DUA BURUNG
Adalah dua burung bersama membuat sarang.
Kami berdua serupa burung terbang tanpa sarang.
TELAH SATU
Bulan menyebarkan aroma berahi
dari tubuhnya.
Yang lalu melekat di daun-daun pohon tanjung
yang gemetaran.
Seekor kucing jantan mengerang
dengan suara ajaib.
Mengucapkan puisi yang tak bisa ia tuliskan.
Dan, Ma, aku meraih sukmamu
yang jauh dari jangkauanku.
Aku tulis sajak cintaku ini
Karena tak bisa kubisikkan kepadamu.
Rindu mengarungi Senin, Selasa, Rabu,
Dan seluruh Minggu.
Menetas bagaikan air liur langit
Yang menjadi bintang-bintang.
Kristal-kristal harapan dan keinginan
berkilat-kilat hanyut di air kali
membentur batu-batu yang tidur.
Gairah kerja di siang hari
di malam hari menjadi gelora asmara.
Karena bintang-bintang, pohon tanjung,
angin, dan serangga malam.
Ma, tubuhmu yang lelap tidur terbaring di atas perahu layar
hanyut di langit mengarungi angkasa raya.
OPTIMISME
Cinta kita berdua adalah istana dari porselen.
Angin telah membawa kedamaian membelitkan kita dalam pelukan.
Bumi telah memberi kekuatan,
Karena kita telah melangkah dengan ketegasan.
JANGANLAH JAUH
Janganlah jauh bagai bulan hanya bisa dipandang.