Mahasiswa Abadi: OSPEK

Oleh: Muhaimin

Blurb

Deka, seorang dosen muda yang selalu merasa tidak nyaman dengan label dosen yang disematkan pada dirinya. Ia selalu merindukan status mahasiswa. Seluruh usianya, terkecuali bayi dan balita, telah ia habiskan untuk bersekolah. Jenjang pendidikannya dari TK hingga S3 ia tempuh tanpa jeda.
Dalam setiap sesi motivasi saat jam mengajar, tak sekalipun terlewatkan cerita tentang filosofi "Mahasiswa Abadi" yang ia anut. Ia ingin menularkan filosofi yang berhasil mengantarnya pada pencapaian tertinggi yang didambakan oleh kedua orang tuanya - menjadi seorang profesor - kepada seluruh mahasiswanya.
Jika Anda pendamba sajak-sajak dan kalimat-kalimat puitis, prolog ini tidak memuatnya. Jika Anda mengharap cerita romantis, prolog ini juga tidak memuatnya. Jika Anda mencari komedi yang konyol dan lucu, prolog ini juga tidak memuatnya. Ini bukanlah sebuah novel, melainkan hanya sebuah prolog. Jikapun harus disebut novel, maka novel ini hanyalah sebuah prolog.
Jika harus meringkas puluhan ribu kata yang tersurat dalam prolog ini kedalam satu kata, maka kata yang paling mewakili adalah "membaca". Ya! Puluhan ribu kata yang akan Anda baca dalam prolog ini dirangkai hanya untuk membuat Anda senantiasa memprovokasi diri sendiri untuk banyak "membaca". Benar! Hanya "membaca".
Pada seri yang disebut prolog ini, sepenggal perjalanan hidup Deka dalam "penerimaan mahasiswa baru" tahun 2007 yang masih terasa seperti "ospek", atau mungkin "pelonco", tersurat dalam rangkaian paragraf. Fase krusial ini berhasil membawa Deka pada penemuan akan makna "Mahasiswa Abadi" yang sebenarnya - filosofi yang berhasil mengubah paradigma berpikir Deka untuk selamanya.
Jangan menganggap Deka sebagai tokoh imajiner. Eksistensinya nyata di dunia nyata. Saya, Anda, dia, mereka, kita semua adalah Deka. Kita semua adalah "Mahasiswa Abadi".

Lihat selengkapnya