Ia lahir dengan berkalung tali pusar melingkar di leher. Menurut kepercayaan Jawa hal ini diyakini anak itu akan menjadi orang yang memiliki daya tarik alami dan pesona yang tinggi. Bahkan dari kecil hingga remaja nampaklah keistimewaannya. Bayi kalung usus, begitu mereka menyebutnya, akan terlihat serasi dan cocok dengan segala model busana. Dan bila orang-orang mau berpikir mendalam dari segi ilmu agama, dalam Quran disebutkan "..istri-istri kamu; mereka adalah pakaian bagimu," Sehingga pamannya yang punya istri dua berkata, "Ini anak bila dewasa akan cocok dengan banyak wanita, atau disukai kaum hawa." Tapi beberapa bulan setelah mengatakan itu ia meninggal dunia. Kedua istrinya ditinggali harta yang tak banyak. Satu orang kemudian menikah lagi, dan satu lagi tidak.
Dan benarlah, bayi yang terlahir pada hari minggu wage menurut penanggalan Jawa itu memiliki kharisma yang memikat. Tak hanya dari kalangan manusia, tapi juga jin. Istri ke-dua pamannya yang mengaku bisa melihat mahluk halus pernah memergoki anak itu melayang di udara, disamping susu ibunya, Karena jin-jin wanita saat itu tengah menggendongnya, menimang-nimangnya, saking sangat menggemaskan ia.
Ayah dan ibunya menamakannya Hamas Syahrizal. Hamas dalam bahasa arab artinya semangat dan kekuatan. Sedangkan Syahrizal artinya hati yang tulus. Nama adalah doa, maka nama itu mencerminkan anak yang bersemangat dan kekuatannya terletak pada hatinya yang tulus. Kedua orangtuanya berharap agar kelak dalam menghadapi kehidupan saat terpaan badai akan membuatnya bagaikan karang yang tak goyah dihempas gelombang.
Bayi Hamas genap berusia 21 hari. Aqiqah dihelat oleh ayahnya atas karunia Tuhan, mensyukuri kelahiran anak pertama. Wajahnya mencerminkan kepolosan dan keceriaan bayi yang baru diturunkan dari surga. Ia sangat dicintai oleh ayah ibunya dan segenap keluarganya. Matanya bulat laksana purnama, dengan pipi kemerahan seakan buah plum yang baru dipanen dari kebun. Rambutnya ikal dan banyak keriting di sana-sini, menambah kelucuannya. Melihat bayi mungil ini semua orang jadi jatuh cinta.
Ayah Hamas adalah seorang guru agama di sekolah negeri. Pekerjaannya yang hanya memberi gaji pas-pasan tidak menghalangi beliau untuk mengadakan syukuran atas cahaya yang hadir dalam rumah tangganya. Dan bagi ibu Hamas, jabang bayi itu adalah pelipur lara dalam kehidupannya.
Anak adalah berkah yang menjadi kunci kekayaan. Suatu saat nanti ketika lahir saudara-saudara kandung Hamas yang lain sebanyak empat anak, Ibu Hamas mempunyai ilham untuk istiqomah memanjatkan doa ini:
"Ya Allah, ya Tuhan kami, berikanlah aku rezeki yang berkah dan berlimpah yang berasal dari anak-anakku".
Beliau panjatkan doa itu dengan ketulusan hati seorang ibu yang tidak ingin menggantungkan diri selain kepada Allah, dan rezki dari Allah itu ia harapkan melalui pemberian anak-anaknya nanti.
Suatu hari yang biasa, Hamas ditanya oleh ibunya,...