Sabtu siang menjelang sore.
Dimas Arya, nama pacar Leila itu, tengah menunggu didalam mobil BMW merah yang berhenti di depan gerbang sekolah. Mobil keluaran baru tahun 1992 itu milik abangnya, seorang bankir yang kaya, yang lalu diberikan kepada sang adik sebagai hadiah. Leila keluar dari gerbang samping sekolah, membeli minuman es jeruk untuknya dan Dimas. Dari dalam mobil sporty itu, Dimas melambaikan tangan kepada Leila, turun dari mobil, membukakan pintu untuk Leila, dan segera menjalankan mobil menuju tempat mereka akan bermalam minggu.
Dimas berasal dari sekolah lain di kota Jakarta, ia lalu pindah sekolah di Kota Pahlawan, Surabaya. Pemuda ganteng-kekar-dan selalu minum suplemen itu melepas kacamata hitam Rayban-nya. Dan meletakkannya di dasbor. Dengan penampilan sedikit rebel, Laki-laki itu menarik bagi Leila. Menurutnya laki-laki memang sebaiknya jangan terlalu polos dan datar, karena ia adalah pelindung wanita.
"Hi, Kenapa lama tadi?" tanya Dimas kepada Leila.
"Habis pengajian Yasmin dan kawan-kawan masih maksaa aja ngajak ngobrol tadi. Padahal aku sudah bilang ada janji."
"Nyokap bokap udah nunggu dirumah"
"Iya, maaf"
Dimas menyalakan musik dari audio player didalam mobil. Suara lagu dari penyanyi kondang, Jon Bon Jovi berjudul Bed of Roses menggema di dalam BMW. Lagu yang rilis November 1992 tahun lalu itu banyak digemari anak muda. Padahal mereka tak tahu kalau itu lagu perselingkuhan. Lagu yang menceritakan sebuah penyesalan seorang kekasih akibat perselingkuhan yang dilakukan itu memang enak dibawakan, sayangnya anak remaja seharusnya tidak perlu mendengarkan. Tahu apa anak es-em-a tentang selingkuh?
Sitting here wasted and wounded
With this old piano
Trying hard to capture
The moment this morning I don't know
'Cause a bottle of vodka
Still lodged in my head
And some blonde gave me nightmares
Think that she's still in my bed
As I dream about movies
They won't make of me when I'm dead
Lagu-lagu berikutnya bertemakan cinta mengalun lembut menemani mereka di perjalanan.
____
"Dimas rencananya akan sekolah pilot di Amerika, Cantik,"kata Ibunya
"Iya Bu. Dimas juga sudah memberi tahu. Tidak apa-apa. Nanti juga kalau jodoh pasti bertemu", kata Leila.
"Aamin. Tapi kalian harus tahu jika nanti berhubungan jarak jauh, apa yang mesti dilakukan untuk menjaga perasaan masing-masing karena tidak dapat bertemu setiap hari. LDR itu tidak mudah dijalani." "Kamu harus sabar dan percaya kepada Dimas"
"Iya Bu"
Leila cepat akrab dengan Ibu Dimas. Bagaimana tidak, wajahnya yang cantik saja cukup menjadi modal. Bila dipasangkan dengan Dimas si Ibu sudah membayangkan akan mendapatkan cucu-cucu yang cantik-cantik atau tampan. Memandang wajah Leila, Ayah Dimas pun terkesima. Ia bersyukur Dimas mendapatkan gadis secantik Leila. Ia kalem, kata-katanya lemah lembut, dan perilakunya terhadap orangtua sangat sopan. Dimas dan Leila sangat serasi dan cocok bila jadi kekasih. Dimas yang tinggi tegap pantas menjadi pelindung Leila. Bila semua teman Leila ataupun Dimas melihat mereka jalan bersama tentu iri, seakan dunia milik mereka berdua.
Keluarga Dimas yang terdiri dari Ayah, Ibu Dimas, dan Dimas sendiri mengajak Leila jalan-jalan di Mall Tunjungan Plaza 1. Mereka makan bersama, dan jalan bersama. Usai makan Ibu dimas mengajak Leila berbelanja di supermarket di lantai dasar. Ibu Dimas suka sekali dengan gerak-gerik Leila yang sopan dan selalu menggandeng Ibu Dimas. Rasanya gadis ini gadis yang baik yang akan membuat Dimas bersemangat dalam hidupnya walau kelak akan menjalani hubungan jarak jauh.
____
Geng "Gadis Gemilang" ramai membicarakan pacar baru Leila. Kok bisa-bisanya dapat pacar seganteng itu?.
"Kok kamu ndak bilang-bilang kalo sudah punya pacar?" desak Cintya si tomboy.
"Masih belum lama." Jawab Leila "Dikenalin sama temen Kakakku,"
"Siapa namanya?' tanya Susi si artis.
"Siapa? Kakaknya? atau Adiknya?" jawab Leila menggoda teman-temannya.
"Ya pacarmu itu lah!"
"Haha.. namanya Dimas." jawab Leila berterus-terang.
'Kok disembunyiin selama ini dari kita?", tanya Yasmin si bunga desa.
"Ya emangnya harus pengumuman gitu?" elak Leila.
"Ya enggak. Tapi temen-temen itu pada nanya kamu itu udah punya pacar belum?" lanjut Yasmin. "Setidaknya bilang ke kita"
"Iya. Ini udah tahu" ujar Leila.
"Ya gara-gara, Cintya mergokin kamu naik BMW merah itu". Cintya mengangguk dan nyengir.
Leila tertawa.