Hamas tak menyangka bahwa semua kerinduan ini berakhir dengan penyesalan. Ia adalah guru yang profesional selama tiga tahun ini mengajar. Dan bisa saja ia meneruskan memberi les, walaupun cintanya tertolak, bertepuk sebelah tangan. Tapi Leila tak menghendaki dilesi olehnya lagi. Penyesalan terbesar itu adalah selama ini seharusnya ia lebih awal menyatakan cinta. Ia merasa telah mengenal Leila selama bertahun-tahun, tapi Leila baru mengenalnya selama dua hari!.
Dalam kesedihan ia tulis pada diary,
I loved you from a far
Without your smile
Without your laugh
Without your touch
That's how I loved you
______
Ia luntang-lantung kini di Jakarta. Mungkin saja Leila menyuruhnya memberi les karena kasihan ia masih pengangguran sebagai pilot. Betapa bodohnya. Bukankah Leila menyebut temannya juga pilot bahkan lulusan amrik yang tentu lebih sering berinteraksi dengan bahasa Inggris. Bukankah temannya itu lebih bisa mengajarinya. Dan nampaknya juga ia bukan teman biasa.
Hendak dicobanya menelpon Leila kembali. Tapi ia sangat malu. Leila diam-diam memasukkan sejumlah uang ke dalam tasnya di ruang tamu ketika ia sholat di lantai atas. Hamas bertekad mengembalikan. Ia berpikir untuk membelikan kamus besar ungkapan Bahasa Inggris- Indonesia dengan uang dari Leila. Ia ingin pulang saja ke Surabaya. Segera ia belikan kamus itu lalu membungkusnya dan mengirimkannya beserta foto Leila.
Dipandangnya lekat-lekat foto itu untuk terakhir kalinya. Dan... dikecupnya...dengan air mata.
____
Seorang utusan datang membawa sebuah surat dari Leila beberapa hari kemudian. Hamas gembira. Mungkin Ini kabar gembira. Mungkin Leila telah memaafkannya.
Dibukanya surat itu.