Hamas ingin melupakan Leila. Langkah pertama yang ia lakukan adalah pulang. Ia ingin setelah pulang nanti mencari buku hariannya yang ia tulis selama tiga tahun masa remajanya. Tiga buku yang penuh dengan tulisannya tentang Leila dan hari-hari yang ia lalui dengan memandang wajahnya dari kejauhan serta gerak-geriknya. Tiga buku itu yang satu adalah sebuah buku agenda bertuliskan Tahun 1990 yang diberi Ayahnya dari kantor Departemen Agama, yang kedua bermotif bunga-bunga yang ia beli sekenanya di toko buku karena murah, dan yang ketiga berwarna biru muda sebagai buku terakhir yang ia isi di es-em-a. Buku itu rencananya akan ia buang di pelabuhan Tanjung Perak.
Di sore hari ketika matahari mulai membayang dibawah garis horizon Selat Madura. Saat kapal penumpang KM. Binaiya mengangkat sauh menuju Samarinda, dan air laut beriak-riak di belakangnya. Hamas melemparkan buku-buku itu ke udara. Hatinya hancur. Ia merasa telah banyak membuang waktu mengisi ketiga buku itu dengan sepenuh hati. Puisi-puisi yang ia buat terasa kosong, tak ada nyawa lagi. Hamas tak sudi memikirkan Leila lagi.
Sedangkan buku yang ia tulis sewaktu di sekolah penerbang ia biarkan saja. Karena di buku itu ada kerinduan kepada Ibu dan Ayahnya, serta dalam buku itu ia banyak menulis rencana-rencana hidupnya. Buku itu pula yang menemani saat ia turun dari kereta dan dikira hilang oleh orang-orang. Masa depan tak boleh ikut hancur oleh cinta, pikirnya. Rencana-rencana harus tetap berjalan.
Hamas berencana akan mencari pacar juga setelah ini. Walaupun ia tadinya berkeyakinan bahwa pacaran itu haram, tapi ia tak mau terlalu terpuruk dengan tidak memiliki pasangan, sedangkan untuk menikah ia belum punya pekerjaan yang dapat diandalkan. Gajinya selama ini hanya enam ratus ribu per bulan. Tentu tak cukup buat menafkahi anak orang.
Saat Ayah, Ibu, dan adik-adik Hamas menyambut kepulangannya. Hamas tak menceritakan apa yang sebenarnya telah terjadi pada dirinya. Ia hanya katakan ingin jalan-jalan. Anak laki-laki memang tak perlu dikhawatirkan. Ayah Ibunya pun lega anaknya tak apa-apa.
Tapi rupanya luka dan sakit hatinya itu terlalu kelihatan. Ibunya menanyakan apa yang dia pikirkan,
"Kamu kenapa, Nak?"
Dan dijawab olehnya,
"Aku tidak sakit apa-apa, Bu"
"Tapi wajahmu pucat, dan kamu kenapa jadi kurus begini sejak pulang dari Jakarta?"
Ayahnya berkata,
"Besok kita ke dokter saja"
"Aku gak papa kok, Ayah"
"Tidak. Biar dokter besok yang mengatakan"
Esoknya dibawalah Hamas itu ke dokter. Dokter melihat ke dalam matanya dengan senter kecil yang dipegangnya.
"Saya lihat kedua matanya sehat, Saya tak tahu jenis apa penyakitnya ini. Tapi mungkin ada hal lain yang sifatnya psikis" urai dokter.
Lalu Ayahnya memanggil ustadz yang bisa me-ru'yah. Barangkali saja ada jin yang hinggap pada diri anaknya itu. Namun sudah berkali-kali di-ru'yah tak kunjung sembuh ia. Badannya makin kurus dan kurus. Dan ini berlangsung tiga bulan lamanya.
Akhirnya Ayahnya menyuruh Hamas untuk banyak-banyak membaca Quran.
Suatu petang sebelum tidur dibacanya suatu ayat dari Quran itu, bunyinya:
-"Sudahkah engkau (Muhammad) melihat orang yang menjadikan keinginannya sebagai tuhannya. Apakah engkau akan menjadi pelindungnya?"
-"Atau apakah engkau mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau memahami? Mereka itu hanyalah seperti hewan ternak, bahkan lebih sesat jalannya."
Sebuah peringatan dari Quran Surat Al-Furqan ayat 43 sampai 44.
Hamas segera menyadari kekeliruannya. Ia terlalu berkeinginan terhadap Leila. Ia tidak mempergunakan akalnya. Selama ini ia dibutakan oleh cinta. Dan dalam Al-Quran itu dikatakan sesatnya ia seperti hewan ternak, bahkan lebih sesat lagi. Ia bergidik.
Siksaan cinta yang ia alami di masa muda ini, tak ingin berlanjut di kemudian hari nanti di masa tua. Ia ingin cepat-cepat membunuh perasaannya terhadap Leila, walaupun sepertinya sudah sangat terlambat. Bayangkan saja, ia sudah sepuluh tahun lebih mencintai gadis itu.
_____
Sebenarnya ia juga menyukai Pippy si longstocking, mungkin ia sekarang bukan anak-anak lagi. Sayangnya Pippy sudah tak lagi kursus di tempat Hamas mengajar. Bila di telpon ke rumahnya, hanya diangkat kemudian terdengar bunyi klik. Atau seseorang diujung sana yang berbicara mengatakan Pippy sedang tidak ada dirumah. Hamas menyesal barangkali ia telah menyakiti hati muridnya itu.
_____
Bu Rani bukanlah tipe Hamas. Ia lumayan cantik tapi bukan tipe yang Hamas sukai. Tipe wanita tercantik menurut Hamas adalah wanita dengan wajah bayi! Hanya itu kriteria wanita tercantik yang paling tepat menurut dirinya.
_____
Hamidah manis dan berjilbab. Itu yang ia sukai, wanita berjilbab memang selalu terlihat berbeda. Dan ia cerdas. Ia guru Bahasa Inggris dengan nilai TOEFL tertinggi disini dibandingkan semua pengajar yang ada, senior maupun yunior. Nampak dari caranya memandang sesungguhnya ia pun jatuh cinta kepada Hamas. Namun ia menunggu, dan menunggu. Hamas tak menunjukkan tanda bahwa ia menyukainya pula atau ingin menikahinya. Namun Hamas merasa ia masih sangat banyak kekurangannya. Dan akhirnya Hamidah menikah dengan laki-laki pilihan ibunya saat sang ibu menjelang ajal, dan menikahkan mereka berdua sebelum meninggal.
_____