"SELINGKUH ITU HALAL"

Agus Harun Nurdany
Chapter #12

Sarah

Jodoh itu ditangan Tuhan. Dan Allah telah menyimpankan jodoh Hamas bagaikan mutiara yang tersimpan di dalam kerang.

Sarah, istri Nabi Ibrahim a.s, adalah wanita yang sangat cantik. Para ahli ilmu menyampaikan bahwa setelah Hawa tidak ada lagi wanita yang melebihi kecantikan Sarah. Bahkan menurut para ahli tafsir, ketampanan Nabi Yusuf a.s adalah berasal dari nasabnya Sarah. 

Ayah dan Ibu bayi perempuan yang baru lahir itu terinspirasi oleh kisah Istri Nabi Ibrahim a.s tersebut. Bayi ketiga yang lahir dari rahim ibunya itu adalah bayi yang tercantik diantara kedua kakaknya yang telah dilahirkan sebelumnya. Saking cantiknya bayi tersebut Ayah dan Ibunya sepakat untuk memberinya nama Siti Sarah.

Bayi itu sangat menarik hati bagi siapapun yang memandangnya. Kulit merahnya berubah jadi putih seputih kapas beberapa hari setelah dilahirkan. Rambutnya yang ikal bak pepohonan dari surga, alisnya bak semut-semut hitam yang berjalan beriringan, dan yang paling ajaib adalah matanya. Kedua mata itu bak intan berlian yang bila dipandang seakan lautan biru yang dalam. Ia bagaikan bidadari bermata jeli.

Tuhan telah berkehendak perempuan inilah yang akan jadi jodoh untuk Hamas yang lebih dulu datang dan telah berdiam di dunia selama sepuluh tahun. Perjodohan mereka telah tertulis di Lauhul Mahfudz.. Namun ada bagian dari halaman itu yang samar bagi kami bahwa ada jodoh lain bagi baik yang laki-laki itu maupun si anak perempuan yang baru lahir ini. Para malaikat hanya diberi tahu bahwa Tuhan lah Yang Maha Berkehendak. Skenario itu bisa bercabang tergantung kehendak-Nya. Tergantung pula doa seorang hamba apabila ia meminta dan sejalan dengan kehendak Tuhan. Atau bila saja ia lulus ujian. Karena semua adalah cobaan selagi hamba itu masih hidup di dunia fana.

Tuhan juga telah menetapkan bahwa jodoh itu juga ada masanya. Setiap pasangan yang sudah menikah maka itu adalah jodohnya. Tapi jodoh itu bisa habis masanya misalnya ketika dipisahkan. Atau bisa juga Tuhan menambahkan jodoh baginya. Jadi seharusnya manusia itu santai saja. Tuhan Maha Berkehendak dan Maha Kuasa. Ia bahkan sudah menentukan siapa jodoh seseorang di Surga selain para bidadari.

_____

Seiring tahun berganti bayi Sarah tumbuh sebagai anak yang cantik menggemaskan. Ayah dan Ibunya memberi pendidikan agama yang baik untuknya dan juga kakak-kakaknya. Meraka diajari membaca Al-Qur'an dan dipanggilkan ustadzah untuk membimbing mereka dalam pelajaran agama. Beberapa tahun kemudian Ibu Sarah melahirkan bayi lagi dua kali. Jadi Sarah bersaudara lima orang anak. Semuanya perempuan.

Ayah Sarah sebagaimana dikabarkan dari buyut-buyutnya adalah masih ada keturunan dari Sunan Kudus. Pernah suatu ketika secara gaib, paman Sarah yang seorang dokter mata terkenal di kota Cirebon datang bersilaturahmi ke Kudus dan disana kemudian bertemu dengan seseorang yang tengah menunggu-nunggu kedatangan paman Sarah, yaitu seorang ulama yang masih keturunan Sunan Kudus.Tak disangka-sangka bahwa muncul sosok bayangan yang bercahaya dalam mimpi sang kiai. Bayangan orang yang bersorban hijau dan memakai jubah putih itu mengatakan dalam mimpinya bahwa seseorang akan datang kepadanya dan dia adalah saudaranya yang masih ada keturunan dari Nyai Ageng Pambayun, yaitu putri dari Sunan Kudus atau Sayyid Ja'far Shadiq itu. Sosok dalam mimpi kyai itu mengatakan saudaranya yang akan datang itu adalah seseorang yang suka mengobati mata orang-orang secara gratis, dan sangat suka bersedekah. Dikabarkan bahwa Allah mencintainya karena ia suka berjalan sebelum subuh ke masjid sambil membawa sapu lidi dan pengki untuk membersihkan kotoran dan duri-duri di jalan yang ia lalui dari rumahnya ke masjid. Jadi Ayah Sarah yang merupakan Kakak dari pamannya yang dokter mata itu adalah keturunan Sunan Kudus juga. Maka makin mantaplah bibit (garis keturunan) Siti Sarah ini.

Sewaktu Hamas gila di Kudus itu. Kyai ini pulalah yang menolongnya. Namun semua itu masih rahasia Ilahi, bahwa suatu hari nanti anak muda yang hampir hilang akal itu akan bertemu salah satu dari anak keturunan moyangnya yang ulama besar itu. Saat itu Hamas berusia 27 tahun, dan Sarah telah berusia 17 tahun.

Ibu Sarah ketika menikah adalah seorang muallaf. Namun pendidikan agama yang baik dari suaminya mampu membuatnya menjadi seorang muslimah yang taat. Tak urung walaupun muallaf ia memakaikan jilbab juga kepada semua anak-anaknya karena itu perintah agama. Maka makin tampaklah kecantikan Sarah itu dengan jilbabnya. Kulitnya yang putih seumpama kapas makin nampaklah cahaya kesalihahan itu dari wajahnya.

Lihat selengkapnya