Hamas sedih, Apakah chatting yang ia lakukan itu dituduh sebagai selingkuh setelah apa yang ia alami dalam hidupnya dengan berbagai ajakan zina yang bisa ia elakkan lantas dengan chatting ini saja ia dituduh sebagai peselingkuh?
"Kenapa Kak Hamas gak bisa melupakan dia? Dia dan suaminya sekarang mungkin sedang asyik bercinta sedangkan Kak Hamas memikirkan dia?"
Tetiba Hamas merasa dirinya begitu menyedihkan.
"Apa Kak Hamas gak berpikir bagaimana reaksi suaminya bila dia tahu Kak Hamas nge-chat istrinya?"
"Bagaimana perasaan Kak Hamas kalau ada laki-laki yang men-chat aku?"
"Bagaiman perasaana Kak Hamas kalau aku meladeni chat laki-laki itu?"
Hamas bergeming. Semua yang dikatakan istrinya benar semata. Tapi ia tetap tak terima dituduh selingkuh.
Menurutnya yang ia lakukan bukan selingkuh. Dirinya adalah orang sakit yang butuh penanganan. Apakah bila seorang pasien laki-laki sedang sakit dan ia butuh penanganan seorang dokter. Sedangkan dokter yang ada adalah seorang wanita, apakah tak boleh dokter itu menyentuhnya apabila ia perlu menyentuhnya? Jika seseorang dapat mati karena cinta, sedangkan obatnya adalah sekedar berbincang dengan wanita yang dicintai itu, maka dilarang pulakah sekedar berbincang itu? Padahal apabila dalam keadaan terpaksa seseorang harus memakan bangkai, namun dia tidak memakannya lalu meninggal dunia, maka dia akan masuk neraka? Yang pasti dari pandangan, ciuman dan pelukan adalah haram. Jika orang yang sakit jiwanya karena cinta lantas mendapatkan obatnya hanya dengan memandang fotonya atau sekedar berbincang dengannya akan dapat menyelamatkan jiwa, maka setidak-tidaknya itu adalah mubah, jika tidak wajib. Qais dalam Majnun jadi contoh ketika ia sakit parah dan hampir kehilangan akal ia masih boleh dipertemukan dengan Layla melalui seorang perantara, padahal Layla saat itu sudah bersuami. Juga Zainuddin yang tengah sakit keras tak dapat obat selama tiga bulan, lalu Hayati diminta datang sebagai obatnya padahal Hayati telah menikah dengan Azis. Dan kedua kisah itu "Layla Majnun" dan "Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk" kedua-duanya ditulis oleh penulis yang ulama.
Namun dengan panjang lebarnya pertimbangan Hamas itu, dihadapan Sarah ia hanya berkata,
"Maafkan aku , Sarah.."
Sebab bila ia jelaskan panjang lebar hanya akan mendatangkan pertengkaran saja. Ia memilih untuk diam seperti diamnya Nabi SAW ketika mendapati Aisyah cemburu. Hamas memahami kondisi istrinya. Ia pelajari dalam suatu atsar bahwa wanita mungkin mampu menyembunyikan cinta selama 40 tahun, tetapi tidak akan sanggup menyembunyikan cemburu mesti hanya sesaat.
Hamas kini menemukan jalan buntu atas permasalahannya.
Di satu sisi ia tak dapat melupakan Leila. Di sisi yang lain ada Sarah yang kini mengetahui kisahnya. Dan bersikap tak bersahabat. Padahal ia mengharapkan agar Sarah mendengarkan kisahnya dan membantunya untuk melupakan masa lalunya.
Nampaknya masa lalu memang tak bisa dihapus. Dan cinta juga tak dapat dibunuh.
Tapi Hamas tak ingin akhir kisah yang seperti ini. Ia justru ingin berdamai dengan masa lalu itu. Ia tak ingin hubungan dengan Leila atau siapapun jadi tak baik. Bahkan ia inginkan hubungan dengan Suami Leila pun harus baik, apalagi mereka satu profesi. Semua harus berakhir baik. Semua harus ada penyelesaiannya.
_____
Sudah tiga hari ini, bau bangkai merebak dari atas plafon perpus. Awalnya tak begitu bau. Tapi makin lama makin menyengat. Dan bau itu sangat mengganggu. Apalagi Hamas tengah dilanda masalah. Bau bangkai membuat pikirannya makin kacau. Ia menyadari pasti ada suatu kesalahan yang telah ia lakukan, atau orang yang terlibat dengannya mempunyai salah juga.
Disuruhnyalah pembantunya memeriksa atap plafon. Dan pembantunya itu menemukan bangkai seekor musang yang cukup besar.
_____
Ketika dalam sebuah kisah Matsnawi, seorang raja melarang ketiga putranya pergi ke sebuah gua,__"Kalau kamu tahu apa yang ada di dalam gua itu, kamu akan menghadapi persoalan yang tak terhingga banyaknya"-Dia menanamkan dalam benak ketiga putranya benih dari sebuah obsesi yang sangat kuat untuk memasuki gua itu.
Rupanya Allah telah mengatur skenario agar Sarah menulis pesan WA itu kepada Leila. Ia katakan "Jangan chat suaminya lagi". Sesungguhnya ia menanamkan pula dalam benak Leila obsesi yang justru lebih kuat untuk berusaha menghubungi Hamas, membereskan persoalan, sebab Leila pun berpendapat ia tidak sedang selingkuh. Hanya rindu teman lama, apalagi yang pernah datang dalam hidupnya langsung berhadap-hadapan dan mengajarinya dulu, walau hanya dua hari. Inilah "kehebatan" Sarah. Atas ketidaktahuannya akan ilmu, justru larangannya itu menimbulkan obsesi tak tertahankan dalam diri Leila.
Yang lebih mengagetkan Leila adalah perkataan Sarah bahwa cinta Hamas pada Leila sangatlah mendalam. Ia pikir Hamas hanyalah seorang laki-laki biasa yang seringkali lewat dalam hidupnya seperti banyak laki-laki lainnya. Dalam hal ini berita itu justru sangat meyakinkan karena keluar dari ucapan seorang istri. Bukan sekedar ucapan gombal dari mulut laki-laki. Leila sangat kagum dengan keadaan ini.
Namun ia tetap punya rasa malu dan harga diri. Apalagi ia sudah sering ikut kajian dan tahu bahwasanya bercakap-cakap dengan laki-laki lain selain suaminya dalam sebuah chatting di hape adalah perbuatan haram, apabila tak ada keperluan yang syar'i.
_____
Maka dalam suatu teks yag dikirimkannya kepada Hamas karena sudah tak tahan ingin membereskan masalah ia menulis,
"Bismillah. Assalamualaikum..."
Pesan WA itu langsung disambar Hamas karena iapun sudah menunggu-nunggu, namun tak sanggup memulai percakapan karena dilarang oleh Sarah. Namun kali ini chat ini perlu dilakukan agar tak ada lagi persoalan yang mengganjal di hati.
"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh". "Aku minta maaf ya atas ketidaknyamanan ini"
"Iya coba kamu bayangkan istrimu men-chat aku ketika aku sedang bersama suamiku. Aku kan kaget dan mungkin pucat wajahku saat itu. Aku takut terlihat oleh suamiku, sehingga aku hanya membalas singkat. Tolong sampaikan maafku padanya."
Hamas tercenung, bagaimana pula ia akan menyampaikan maaf itu bila Sarah sudah melarangnya untuk chat-an lagi dengan Leila?
"Istriku cemburu"