R.E.F.U.N.D

Agnes Julianti Halim, S. MG
Chapter #5

Bab 5: Awal yang Baru

Malam itu, suasana di kafe rooftop terasa hidup dengan gemerlap lampu kota yang berkilauan. Mia dan Son duduk di salah satu sudut, dikelilingi oleh semilir angin sejuk yang membawa aroma makanan dan minuman.

"Jadi, Son," Mia mulai sambil mengangkat gelasnya, "apa yang bikin kamu jatuh cinta sama logam?"

Son tersenyum, menatap langit malam sejenak sebelum menjawab, "Sejak kecil, aku suka banget bikin barang dari nol. Logam itu menarik, bisa dibentuk jadi apa saja. Ada kepuasan tersendiri saat lihat hasil akhirnya. Kamu bisa lihat karya itu berdiri dan bilang, 'Aku yang buat ini.'"

"Wow, itu keren banget!" balas Mia dengan semangat. "Aku juga ngerasa hal yang sama soal arsitektur. Setiap bangunan punya ceritanya sendiri. Aku pengen setiap sudutnya bisa bercerita."

Mereka terus berbicara, saling bercerita tentang proyek masing-masing. Son menceritakan patung logam terbarunya, sementara Mia membahas visinya tentang bangunan yang ramah lingkungan.

"Eh, pernah nggak kamu mikir bikin patung yang bisa bergerak? Itu pasti keren!" tanya Mia sambil tersenyum.

Son tertawa. "Itu ide yang menarik! Aku harus coba suatu saat. Mungkin bisa jadi proyek kolaborasi kita."

Mia mengangguk setuju. "Pasti seru! Kita bisa gabungin arsitektur dan seni logam."

Malam semakin larut, dan keduanya mulai merasakan kedekatan yang lebih dalam. Suasana kafe menjadi semakin hangat saat mereka saling berbagi impian dan harapan.

"Jadi, gimana rasanya pindah ke Surabaya?" tanya Son sambil menyandarkan punggungnya ke kursi.

"Sebenarnya menegangkan," jawab Mia, sedikit merenung. "Tapi juga exciting. Surabaya punya energi yang bikin aku pengen eksplor lebih jauh."

Lihat selengkapnya