R2 : AKU • DIA

PinkGreen_0718
Chapter #9

Episode 08 - Kamu Hebat, Kim Ri-An

Kami mendapatkan kabar yang entah baiknya di sebut krisis atau malah kesempatan emas. Sekolah sebelumnya yang seharusnya menjadi tuan rumah porseni tingkat kabupaten dalam rangka perayaan HUT Republik Indonesia tercinta secara tiba-tiba mengundurkan diri. Alhasil sekolah kami terpilih sebagai tuan rumah pengganti. Hal seperti ini baru pertama kali terjadi.

Pengurus OSIS di tuntut oleh pihak sekolah untuk bekerja cepat menjadikan ini sebuah peluang. Padahal pengurus OSIS saat ini seharusnya fokus mempersiapkan LPJ mereka agar anggota dari kelas tiga bisa segera fokus mempersiapkan kelulusan mereka.

Untuk meringankan kerja OSIS maka setiap klub juga harus lebih cepat mengerjakan bagian mereka. Termasuk klub penyiarangan. Setiap kali sekolah kami menjadi tuan rumah acara apapun selalu klub penyiarangan yang bertanggungjawab menyediakan pembawa acara pada sesi pembukaan, sesi pertandingan dan sesi penutup. Alres sang ketua klub penyiarangan bekerja sama dengan Reisita sekretarisnya akan mengatur sesi bertugas setiap anggota dan detailnya akan di umumkan lewat rapat.

Kondisi krisis yang di upayakan menjadi peluang emas itu membuat kelas menjadi lebih sedikit. Hanya sampai sepertiga dari jumlah murid per kelas yang masih bisa mengikuti pembelajaran. Sebagian besar guru yang bertugas melatih juga lebih banyak meniadakan kelasnya dan menggantinya dengan tugas.

Percayalah, mengikuti sesi kelas lebih mudah dari pada di berikan tugas pengganti. Jumlahnya banyak soalnya membuat harus secerdas mungkin dalam manajemen waktu. Seperti saat ini, aku tengah menikmati makan malam ku seraya mencicil mengerjakan tugas makalah biologi aku. Mencari referensi jurnal penelitian yang relevan dengan judul makalahku. Membacanya lalu menuliskan materinya ke dalam makalahku menggunakan bahasa aku sendiri. Tugas mata pelajaran biologi tidak bisa asal copy paste saja. Bu Marlina tegas dibekali dengan wawasan luas. Bu Marlina akan mengecek satu persatu jurnal penelitian yang kami sertakan di daftar pustaka memastikan tidak ada kecurangan dalam bentuk apapun. Daftar pustakanya pun harus di program menggunakan aplikasi mendeley.

Ponselku berdering meminta perhatian.Tanpa mengalihkan pandangan mataku dari layar laptopku, aku mengangkat panggilan masuk itu. Aku mengatakan aku mendengarkan pada sang penelepon yang belum aku ketahui siapa.

“Besok mau berangkat bareng?”

Aku sontak menjauhkan ponselku dari daun telingaku untuk melihat siapa penelpon. Aku terganggu karena ajakannya. Alres. Ini panggilan pertama dari Alres setelah Alres memutuskan aku. Aku kembali mendekatkan ponselku pada daun telingaku.

“Reina, ayo berangkat bareng. Ya? Ya?” kembali Alres bersuara.

“Sorry, aku sudah ada jemputan.” kataku menolak. Bohong? Tidak, aku menerima tawaran Kim Ri-An buat berangkat bareng besok saat ia mengantar aku pulang tadi.

Hening beberapa saat. Aku tidak terlalu perduli. Mengerjakan makalah biologi lebih penting buat aku. Aku juga sudah meletakkan ponselku di tempatnya sebelumnya yaitu di atas meja samping laptopku. Demi menghargai sambungan telepon yang belum terputus, aku mengaktifkan mode speaker.

“Reina, aku tidak tahu apa saat ini kamu masih mendengarkanku. Aku tidak tahu mengapa aku bisa setidak tahu malu ini. Aku mencintai kamu. Cowok yang memutuskan kamu untuk alasan konyol ini masih mencintai kamu. Apa perasaanku masih terbalaskan?”

Jari-jemariku berhenti menari-nari di atas tuts-tuts keyboard laptopku seketika. Aku mengepalkan tanganku mendengar pernyataan cinta Alres untukku. Aku meraih ponselku setelah sebelumnya menonaktifkan mode speaker. Aku cukup beruntung malam ini tidak ada siapa-siapa di rumah, om dan istrinya sedang keluar kota buat liburan bareng.

Lihat selengkapnya