Aku berangkat bareng dengan Kim Ri-An ke sekolah besoknya. Sepanjang bersama Kim Ri-An pagi hari itu, aku selalu meledek Kim Ri-An soal betapa canggungnya Kim Ri-An tadi malam setelah pelukan kami. Kim Ri-An memintaku berhenti lewat tatapan matanya yang tajam namun sayangnya tidak berpengaruh. Aku baru berhenti meledek Kim Ri-An setelah aku dan Kim Ri-An masuk ke ruangan kepala sekolah buat bertemu dengan Ibu Rena.
Bu Rena meminta aku dan Kim Ri-An untuk menjadi perwakilan atlet untuk membacakan janji atlet pada sesi pembukaan pekan olahraga dan seni tingkat kabupaten akan berlangsung kurang dari dua pekan lagi. Aku tidak masalah, jadi, langsung aku iyakan. Begitupun dengan Kim Ri-An. Yang pada acara pekan olahraga dan seni tingkat kabupaten nanti akan jadi atlet berstatus impor karena Kim Ri-An bukan warga negara Indonesia.
Aku dan Kim Ri-An berpisah setelah keluar dari ruangan Ibu Rena. Aku harus menghadiri rapat klub penyiarangan yang jelas tidak bisa mengikutsertakan Kim Ri-An. Aku tidak nyaman dan sebenarnya pengen absen dari rapat itu untuk menghindari Alres tapi aku harus profesional. Rapat ini bukan urusan pribadi tapi ada untuk kepentingan sekolah. Aku hanya harus mengambil posisi duduk sejauh mungkin dari Alres. Agar tetap santai.
Reisita membagikan kertas ke setiap anggota klub penyiarangan yang hadir. Aku menunduk membaca tulisan demi tulisan dalam kertas itu. Hal sama di lakukan oleh anggota lainnya, kecuali Alres dan Reisita sang penyusun isi kertas itu.
“Itu adalah daftar nama anggota klub kita yang bakalan bertugas dalam pergelaran porseni kabupaten yang akan berlangsung kurang dari dua pekan lagi. Di kertas itu juga tertulis detail tugas setiap anggota, seperti Feyna yang menjadi pendamping saat kompetisi bulu tangkis. Ada pertanyaan atau ada yang tidak setuju sama daftarnya?” Alres bertanya seraya menatap satu-persatu anggotanya mulai dari sisi kiri. Aku sebisaku menghindari kontak mata dengan Alres.
Feyna mengangkat tangan kanannya. Membuat semua mata fokus menatapnya. Alres menganggukan kepala, mempersilahkan Feyna buat berbicara.
“Serius mau maju dengan daftar ini?” tanya Feyna.
“Kami bagikan berarti ya serius.” jawab Alres.