R2 : AKU • DIA

PinkGreen_0718
Chapter #15

Episode 13 - Sejarah Status Baru

Satu jam sebelum perubahaan status antara aku dan Kim Ri-An.... 

Aku dan Kim Ri-An sampai di rumah Om Faiz setelah menghabiskan waktu setengah jam di perjalanan. Rumah tertutup. Aku bisa melihat sinar lampu dari dalam rumah menandakan sang penghuni masih terjaga. 

Aku menghela napas kemudian keluar dari mobil Faiz. Aku masuk ke dalam rumah sementara Kim Ri-An tetap duduk di dalam mobil. Aku memutuskan untuk menolak di temani Kim Ri-An ke dalam rumah walau sebenarnya aku sedang takut dan ketakutan aku itu bisa saja menjadi realita yang menghancurkanku. Aku mengepalkan tanganku kuat-kuat lalu membuka pintu rumah. 

Di ruang tamu, Tante Leina duduk di sofa single tampak santai menikmati waktunya. Membaca majalah fashion ditemani secangkir kopi instan. Aku menghela napas berat -menyiapkan diri- kemudian mendekat padanya. Aku mengambil posisi duduk di sofa single lainnya berhadapan dengannya.

“Selamat malam, Tante Leina.” sapaku. 

Tante Leina sontak mengangkat pandangan matanya mendengar sapaanku barusan. Tante Leina melotot ke arahku. Aku tahu, dia terkejut melihat kehadiran aku saat ini di hadapannya. 

“Kenapa kamu bisa disini?” tanya Tante Leina. Dia berdiri dari tempat duduknya. 

“Ya, karena aku belum lupa jalan pulang ke sini.” jawabku santai. 

“Bukankah seharusnya sekarang kamu...?” tanya Tante Leina kembali duduk di tempat sebelumnya. 

"Menemani Pak Arvian? Berapa nominal yang tante sebutkan ke dia? Aku ingin tahu seberapa mahal tante menghargai keponakan satu-satunya tante ini.” kataku santai. Nada suaraku datar masih tidak menunjukkan kemarahan dalam bentuk apapun sejauh ini.

“Ya, tidak terlalu mahal sih. Satu rupiah? Tapi tante masih mengasihani kamu sehingga tante menyebutkan nominal cukup besar.” ujar Tante Leina. Suaranya sudah lebih santai dari sebelumnya. Sepertinya ia sudah pulih dari keterkejutannya akan kehadiranku.

“Lalu, berapa harga tante?” tanyaku santai. Tapi jelas pertanyaanku ini mengajak perang.

“Tentu saja, terlalu mahal hingga tidak bisa di perjualbelikan.” jawab Tante Leina menaikkan nada suaranya.

Lihat selengkapnya