R2 : AKU • DIA

PinkGreen_0718
Chapter #27

Episode 25 - Awal Masalah

Hari ini suasana sekolah terasa mengerikan buatku. Sepanjang jalan yang aku lalui, aku bertemu dengan puluhan warga sekolah. Aku mengenal beberapa dari mereka karena itu aku berinisiatif menyapa tapi tidak ada respon kecuali tatapan tajam, tatapan meremehkan dan sejenisnya. Aku kebingungan sekaligus khawatir.

Aku mempercepat langkahku bahkan aku sudah tidak masuk kategori melangkahkan kaki lagi tapi sudah berlari. Aku menghampiri kumpulan warga sekolah di depan mading sekolah. Mading yang biasanya di pakai klub jurnalistik untuk menampilkan karya-karya sastra dari semua warga sekolah baik itu puisi sampai cerpen.

Mereka menyadari kehadiranku dan langsung mundur memberi jalan kepadaku untuk melihat apa yang menjadi fokus atensi mereka sebelumnya. Aku membulatkan mata kaget mendapati foto candid menampilkan wajahku dari samping menjadi sebuah foto profil sebuah akun sosial media yang tidak sama sekali aku kenal. Tahu ada akun itu pun tidak tapi bisa-bisanya menggunakan wajahku sebagai foto profil. Kalau aku adalah seorang selebriti mungkin bisa sedikit di wajarkan karena biasanya memang penggemar suka menggunakan foto idolanya sebagai foto profil akun sosial media bahkan wallpaper barang-barang elektroniknya seperti ponsel dan laptop. Tapi aku ini siapa?

Lebih buruknya lagi aku mendapati rentetan kalimat menghina di bawah foto akun sosial media itu. Jangan lupakan akun ini juga menggunakan nama lengkap aku. Apa maksudnya ini? Aku menoleh ke kiri kala mendengar seseorang menyebut namaku.

“Tidak nyangkah kalau kamu serendah ini.”

“Menghakimi kesalahan orang lain seolah-olah diri sendiri sudah sempurna banget, ternyata kamu orang yang seperti itu, Rei? Wajar sih kamu selama ini kan memang suka sombong.”

“Sakit ngebaca rentetan kalimat penghinaan di bawah foto kamu itu? Itu Tidak seberapa jika dibandingkan dengan rasa sakit yang kamu kasih ke orang lain. Itu karma, Rei.” 

Aku mengabaikan komentar-komentar dari orang-orang sekitarku. Aku juga tidak ngelakuin apa-apa pada foto dan dua lembar kertas HVS yang berisi puluhan kalimat penghinaan untukku itu. Karena percuma, aku robek foto dan dua lembar kertas itu tidak akan membuat orang-orang seketika berhenti memandang negatif diriku. Tindakan itu juga tidak akan membuat jumlah orang yang mengetahui tentang foto dan isi dua lembar kertas itu menjadi sedikit. Ini bahkan bukan apa-apa. Aku yakin di sosial media jauh lebih menggila pemberitaan tentangku.

Aku memilih pergi. Melanjutkan langkahku ke kelasku. Memasuki kelas, aku mendapati semua penghuni bergegas keluar dari kelas kecuali Aldira. Mereka tidak ingin seruangan denganku seolah-olah aku adalah hama, begitukah? Aldira langsung memeluk aku erat-erat. Aku balas memeluknya.

Lihat selengkapnya