Raden dan Elris

Ira A. Margireta
Chapter #4

3. Rahasia

Banyak siswi bergerumbulan di lapangan sekolah. Tak lupa handphone mereka juga memfoto Raden yang sedang melakukan pemotretan. Nampaknya dia tidak sendiri, ditemani Mega putri dari presdir jewelry.

Kebanyakan foto yang mereka ambil bukan dari Mega bersama Raden. Malah kebanyakan memfoto Raden yang sedang dalam pemotretan single.

 

***

Setelah selesai, banyak sekali hadiah di meja Raden. Mega, Fifi dan Naya datang menghampiri Raden. Tiba-tiba Fifi dan Naya membawa hadiah Raden. “Kalian sedang apa?” tanya Raden dingin. Fifi dan Naya langsung berhenti mengambil, kemudian melihat Mega.

“Hadiah itu tidak pantas buatmu, mending hadiah dariku,” kata Mega senyum seraya memberikan hadiah. Dia sangat percaya diri dengan hadiah yang diberikan.

Dengan tatapan muak, Raden melewati Mega yang masih mengulurkan hadiahnya. Mega berbalik dan mengejar Raden, memegang tangannya dan langsung membalikkan badan Raden. “Terimalah, aku susah payah memilih hadiah buatmu,” kata Mega memaksa.

Melangkah maju, mendekat dan kemudian berbisik. “Dengan caramu seperti ini, itu akan membuatku lebih muak!” bisik Raden, dengan tatapan marah. Setelah selesai Raden berbalik dan akan melangkah pergi. Namun, Mega memberhentikan langkahnya.

“Jangan sampai lupa apa yang kita bicarakan,” kata Mega mengancam Raden sehingga dia terpaksa mengambil paksa dari tangan Mega lalu pergi. Meskipun Raden merasa kesal, Mega terlihat puas.

 

***

 

Elris yang sedang menggambar sebuah perhiasan. Berbentuk love putih didalamnya bintang berwarna biru yang nantinya bintang tersebut terbuat dari kristal. 

Raden datang dengan membawa makanan. “Dicariin ternyata disini! nih aku beliin makanan buatmu!” kata Raden kesal, nafas ngos-ngosan. Elris tidak mendengar perkataan Raden, membuka sedikit rambut Elris. Ternyata telinganya disumbat headset. “Pantesan gue ngomong gak dijawab, sampek kiamat pun kalo tuh headset gak dilepas gak bakal denger!” omel Raden.

“Aaaa!!!” teriak kaget. “Raden,” menutup bukunya, kemudian melepaskan headset. “Gak ada suaranya, bikin kaget aja,”

“Kupingmu tuh yang budek!” cetus Raden.

“Kamu bawain aku makanan, makasih,” kata Elris seraya mengambil makanan yang diberikan Raden, Elris sangat senang dengan makanan yang dibawa Raden.

“Kamu masih gambar?” tanya Raden.

“Seperti biasanya,” jawab Elris sambil makan. “Kamu gak lanjutin gambar lagi?” tanya Elris balik.

“Pengen sih, kalau ada waktu,” kata Raden seraya bermain botol minuman.

“Kok kalau ada waktu? padahal gambaranmu bagus loh… aku baru melihat desainmu,” 

Raden langsung menyipitkan mata. “Kenapa dilihat sih! gambar jelek kayak gitu!”

“Bagus tau. oh ya, kamu jadi ke UCL?” tanya Elris.

“Kalau kamu ikut, aku bakal berangkat,” jawab Raden seraya memalingkan wajahnya.

“Kamu ini, mau sampe kapan ngikutin aku terus?... untung aja waktu itu aku ngisi formulir, kalau sampai kamu yang ngisi, pastinya kamu dan aku sekelas lagi,”

“Pengennya sih gitu!... terus kalau gini siapa yang lindungin kamu!” cetus Raden.

Lihat selengkapnya