Radenta dan Bangkitnya Energi Spiritual

winda aprillia
Chapter #1

Chapter 1

Namaku Radenta, aku hidup di dunia yang sudah modern. Tapi aku tetap hidup sederhana dan berkecukupan seorang diri di tanah petinggalan kedua orangtuaku. Orangtuaku meninggal sejak aku menginjak umur remaja. Menurutku meninggalnya kedua orangtuaku masih tanda tanya. Seperti ada sesuatu yang telah hilang atau terlupakan. Aku hidup sendiri tanpa tetangga, karena rumahku berada di tengah-tengah hutan. Hutan ini pun peninggalan dari mereka. Aku menjaganya agar tetap asri. Tapi diluar sana aku memiliki beberapa teman dan warga yang selalu membantuku. Terkadang mereka datang kerumah membawakanku makanan. Kini aku sudah menginjak dewasa umur 20 tahun. Pekerjaanku hanya berkebun untuk menghidupi diriku sendiri dan menjual hasil panen. Hasil panen dijual ke pasar, aku membawanya dengan menaiki sepeda yang di depannya terdapat keranjang untuk menaruh sayuran dan dibelakang ada tempat duduk.


Ketika di malam hari, aku tertidur masuk dalam dunia mimpi. Aku sering bermimpi buruk tentang kedua orangtuaku. Selain mimpi tentang kedua orangtuaku, aku bermimpi sepertinya aku berada di samping rumah, tiba-tiba ada seorang pemuda memakai seragam putih yang tidak aku kenal berjalan menuju ke arahku. Pemuda itu terlihat keren dan ganteng dengan rambutnya yang pendek berwarna putih. Dia terlihat seumuran denganku dan anehnya dia bisa mengubah-ubah wajahnya. Yang awalnya masih muda berubah menjadi seorang kakek-kakek.


"Assalamualaikum," salam pemuda itu.


"Waalaikumsalam. Anda siapa ya?" tanyaku.


"Aku leluhurmu dan kamu penerusku. Ada tugas yang aku berikan kepadamu untuk menjaga dunia agar tetap seimbang sampai dunia berakhir," jelas pemuda itu.


"Leluhurku? Tugas? Maksudnya bagaimana ya?" tanyaku masih bingung.


"Panggil aku kakek saja. Sudah tidak ada waktu. Ceritanya nanti saja akan aku jelaskan perlahan-lahan. Saat ini kamu harus berlatih," perintah pemuda itu.


"Ba, baiklah kek," jawabku sampai terbata-bata karena ada tekanan yang diberikan oleh dia ketika dia mengubah wujudnya menjadi seorang kakek-kakek.


Sudah selama 1 bulan setiap kali aku bermimpi bertemu dengannya untuk melatihku beladiri dengan sangat keras. Anehnya aku di dalam mimpi tidak merasakan lelah sama sekali, setelah aku terbangun dari mimpi hanya terasa debaran di jantung dan bugar.


Dia bilang leluhurku, dia tinggal di dalam pohon ringin yang ada di samping rumahku. Pohon itu cukup besar jaraknya sekitar 500 meter dari rumah. Dia memberitahuku kalau aku memiliki energi spiritual yang dapat membantu sukma-sukma yang terjebak di alam lain. Baik itu raga yang masih hidup maupun raga yang sudah mati. Agar sukma yang berkeliaran di alam lain kembali ke tempatnya dan raga yang masih hidup tetap terlindungi. Sukma yang masih memiliki raga hidup karena suatu kondisi seperti koma. Mereka masih bisa kembali ke raganya dengan tetap terjaga dan berdoa untuk keselamatan ragasukma. Sedangkan sukma yang tidak memiliki raga atau sudah mati, mereka harus dilindungi dan dikembalikan ke Sang Pencipta.


Kakek itu memberiku banyak pelajaran dan pelatihan fisik di dalam mimpi. Salah satunya cara memisahkan raga dan sukma dengan bermeditasi. Cara itu cukup dengan berdoa untuk keselamatan ragasukma agar tetap terlindungi. Dia bilang sudah saatnya aku melanjutkan tugas yang diberikan kepada ku. Setelah berturut-turut berlatih dan terbangun dari mimpi.


Aku mulai berpikir dan mencoba bermeditasi seperti melakukan yoga dengan duduk bersila. Beberapa menit kemudian, setelah ragasukma mulai terasa tenang dan damai. Tiba-tiba aku merasa tubuhku melayang-layang dan sangat ringan. Setelah aku membuka mata, aku melihat diriku sendiri sedang duduk bersila. Aku mencoba menyentuh tubuhku tapi tidak bisa. Sukmaku melayang-layang di udara sedang menikmati ringannya tubuh ini seperti tidak ada beban. Tiba-tiba ada suara kakek.


"Ehemm ...," deham kakek.


Lihat selengkapnya