"Hmmm ... kontrak ya, baiklah. Aku akan menghapus kontrakmu, tapi aku akan memberimu tanda. Jika kau sampai mengganggu manusia lagi, kau langsung terbakar menjadi abu," kataku.
"Baiklah Den, aku berjanji tidak akan mengganggu manusia lagi," kata Buta.
"Duduklah aku akan menghapus kontrakmu. Tapi agak sedikit sakit jadi kau harus menahannya karena aku membaca doa untukmu," perintahku.
Tidak tahu kenapa aku tiba-tiba tahu caranya begitu saja. Tanganku mengarah ke dahinya dan membaca suatu doa untuk menghapus kontraknya. Tiba-tiba si Buta sangat kesakitan seperti dihapus dosa-dosanya karena ada cahaya putih keluar dari tubuhnya. Wujud dia berubah menjadi manusia tapi masih dalam golongan bangsa jin. Dia sudah terbebas dari jeratan kejahatannya sendiri.
"Sudah selesai," kataku.
"Terimakasih Raden, aku tidak akan melupakan Raden. Baru pertama kali ini wujudku kembali seperti dulu dan mengeluarkan aroma harum. Terimakasih banyak Raden," kata Buta dengan menangis.
"Jangan berterimakasih kepadaku. Tapi berterimakasihlah kepada Sang Pencipta," kataku.
"Iya Raden. Ya Tuhan terimakasih sudah mengembalikan jadi diriku. Aku akan selalu mengingat-Mu," kata Buta dengan menangis sesenggukan.
"Yasudah pergilah," kataku.
"Iya Raden, jika nantinya Raden butuh bantuan. Tolong panggillah aku, namaku Popo. Mohon maaf sebelumnya, mau nanya nama Raden siapa?" tanya Buta.
"Aku Radenta, aku pikir kamu sudah mengetahui namaku," jawabku.
"Aku belum tahu Raden dan aku pikir Raden sama dengan para beliau karena aku melihat disisi Raden ada leluhur yang selalu mendampingi Raden," kata Buta setelah melihat kakek ada disampingku.
"Hahaha, kau melihatku. Kau pergilah dulu. Aku yang akan menceritakan asal-usulnya sendiri," kata kakek.