Radenta dan Bangkitnya Energi Spiritual

winda aprillia
Chapter #5

Chapter 5

Bu Rahma, Arika dan Pak Muhi yang sedang berada di ruang makan. Ibunya dan Arika sedang meletakkan makanan di meja. Tiba-tiba mereka mendengar teriakan Anggi langsung bergegas masuk ke dalam kamarnya karena kamar Anggi dan ruang makan bersebelahan.


"Ada apa Nggi? Siapa itu Nina?" tanya Bu Rahma sambil memeluknya.


"Huhuhu ... ibuk bapak ... ak ... aku sebenarnya memiliki seorang putri. Dia sudah berumur 3 tahun. Ak ... aku hamil diluar nikah dan Ayahnya tidak mau bertanggung jawab. Hiks huhuhu, tapi sekarang dia diculik orang. Aku tadi memimpikannya, dia menangis dan minta dijemput. Hiks, huhuhu. Aku takut dia kenapa-kenapa buk, gara-gara aku tidak memperdulikannya, hiks huhuhu ...," jelas Anggi dengan menangis tersedu-sedu dan sangat menyesal.


"Astaghfirullahhaladzim, istighfar ya Nggi. Baiklah. Ayo bangun. Sekarang kita makan dulu," kata Bu Rahma berusaha menenangkannya.


Anggi hanya menganggukkan kepalanya saja dan tetap menangis sesenggukan.


"Ya Allah mbak .... Sekarang sedang musimnya penculikan anak. Dengar-dengar mereka diambil bagian tubuhnya dan dijual. Kalau nggak begitu mereka dijadikan tumbal," kata Arika.


"Ssst ... diam Arika. Kamu ini kalau ngomong .... Baiklah ceritanya besok saja. Arika, coba kamu telepon Radenta. Suruh dia datang besok. Siapa tahu dia mengerti apa yang dialami Anggi. Aku diberitahu Pak Rohin kalau dia sudah menyelamatkan anaknya yang sempat tertidur selama 3 hari," kata Pak Muhi setelah mengomeli Arika.


"Iya pak," jawab Arika merasa bersalah.


Arika mengambil teleponnya untuk menelpon Radenta.


Kring ... kring ...


"Halo, Assalamualaikum. Mas Radenta," salam Arika.


"Waalaikumsalam. Siapa ini?" tanyaku.


"Mas Denta ini aku Arika," jawab Arika.


"Oh Arika. Iya ada apa Ar?" tanyaku.


"Mas Radenta besok sibuk tidak?" tanya Arika.


"Hmmm ... besok ya, besok lagi santai. Ada apa ya?" tanyaku.

Lihat selengkapnya