Radenta dan Bangkitnya Energi Spiritual

winda aprillia
Chapter #6

Chapter 6

"Sebentar, aku lihat dulu ya Nggi," jawabku.


Aku mulai memejamkan mata untuk melihat lewat garis ikatan yang diberikan Nina untuk ibunya. Kemudian aku bisa menemukannya. Aku melihat Nina ada di dalam sebuah ruangan cukup gelap. Dia sedang tertidur tapi aku melihat sukmanya ada di samping raganya. Dia seperti sedang di rantai yang cukup kuat. Ternyata disisi Nina ada sukma anak-anak lain sama persis diikat dengan rantai. Disamping tempat tidurnya terdapat seorang pria memiliki tanda cukup besar pada tubuhnya di bagian tangan sebelah kiri. Dia sedang merapalkan mantra dan jampi-jampi. Aku melihat pria itu mengatakan sesuatu.


"Ini adalah syarat terakhir menggunakan darah dagingku, setelah membunuh 25 korban anak-anak orang lain," seringai pria itu.


Aku tampak terkejut setelah mendengar apa yang sudah dia katakan. Suara batinku, Sudah cukup sampai disini aku melihatnya. Sepertinya Nina akan ditumbalkan.


"Anggi, apakah kamu kenal dengan seseorang yang memiliki tanda cukup besar pada tubuhnya di bagian tangan sebelah kiri? Aku merasa kalian ada ikatan," tanyaku.


"Hah ... bagaimana kamu tahu? Apakah anakku diculik dia? Dia ayahnya," jawab Anggi dengan syok.


"Baiklah. Anggi tahu alamat rumahnya tidak? Kita akan kesana sekarang untuk menjemput Nina. Kalau sampai telat Nina akan ditumbalkan," jelasku.


"Astaghfirullahhaladzim. Iya aku tahu alamatnya. Aku pernah sekali diajak datang kerumahnya. Ayo kita berangkat sekarang," sahut Anggi.


"Kita naik mobil saja Nggi," kata Pak Muhi.


"Iya pak," jawab Anggi.


"Aku ternyata sudah punya cucu. Seorang cucu yang paling aku tunggu-tunggu. Ayo cepat, aku tidak ingin cucuku kenapa-kenapa," kata Bu Rahma sangat mencemaskannya.


Lihat selengkapnya