Radio, Someone Still Love You

Jonem
Chapter #9

Kok Begini?

Adren pun memberhentikan motornya di sisi jalan, dengan wajah heran. Tadi sebelum berangkat ia membuka aplikasi Radiocraft milik Reza, lalu memasuki salah satu room. Room tersebut ada di daftar penyiar rekomendasi, dan tidak satupun yang penyiar di room tersebut bicarakan dapat Adren mengerti, sebab si penyiar sibuk membaca komentar dan mengobrol topik internal bersama pendengar yang ia kenal saja.

"Lo sebut itu siaran?! Ngmongin apa sih!? Enggak jelas!"

Adren keluar dari room tersebut, lalu memasuki room lain di daftar penyiar rekomendasi, lalu memasuki room bernama "Musik Siang."

"Nah yang ini kok musik doang? Kalo mau denger musik doang ngapain gua buka App ini atuh!" gerutu Adren.

Adren mencari room lain, lalu menemukan room berjudul "Bucin is not a crime". Dengan penuh harapan Adren masuk room tersebut, dan mendapati konten siaran itu adalah para pendengar konsultasi kepada sang penyiar laki-laki dan penyiar itu memberikan wejangan-wejangan asmara.

"Hhh.. Setidaknya ada konten yang bisa didenger!" kata Adren. Adren pun kembali melanjutkan perjalannya, dan menghabiskan perjalannya itu dengan nasihat-nasihat percintaan dari room yang ia dengar.

Adren mendengarkan siaran sampai ia tiba di kampus, dimana Mona dan Ernest justru belum datang. Adren duduk sendirian di kantin kampus, sembari asik menggambar sesuatu di buku sketsanya, dengan handsfree masih menempel di telinganya, dan ia asyik senyum-senyum geli mendengar isi siaran dari room wejangan asmara tadi.

Isi siaran yang Adren dengar saat ini,

"Oke ada satu pertanyaan dari Nina, salah satu galawers siang ini.. Katanya..

Kak! Gimana caranya bikin dia enggak selingkuh lagi? Ini kedua kalinya aku diselingkuhin! Aku udah berusaha bikin dia bertahan karena aku enggak mau kehilangan dia!

Ya ampun.. Kasian banget Nina! Menurut aku sih udah tinggalin aja, untuk apa bertahan di dalam cinta yang menyakitkan! Relakan aja, kelak kamu akan dapat yang lebih baik lagi, yang bisa menjaga hatinya dan hati kamu, begitu Nina.."

Adren tertawa geli, lagi.

"Aduh puitisnyaaa.. Gampang banget ngasih wejangan kayak gini! Dia pikir dia siapa!? Dilan!???" kata Adren berkomentar sendiri.

"Coba kita tanya.." Niat jahil Adren muncul. Ia mulai mengetik sesuatu dengan akun yang namanya ia samarkan, lalu tak lama si penyiar membacakannya.

"Oke! Ada pertanyaan baru nih dari Adrea, yang enggak ada fotonya. Katanya begini,

Kak.. Aku sama pacarku enggak dapet restu ayah untuk menikah, tapi kami masih berusaha! Doain ya kak!

Doain moga ayah cepat meninggal!

Aduh yaampun.. Wah.. Gimana ya, kalo begini bingung juga sih!" si penyiar terbata-bata, menganggap pertanyaan tersebut serius.

Sementara itu Adren menepuk lutunya, dan tertawa pelan sendiri.

"Ayo dong jawab dengan puitis!" ejeknya, bicara sendiri lagi. Sontak Adren tersadar, merasa aneh sebab tertawa sendiri. Sekejap ia menghentikan tawanya sambil melihat kanan-kiri.

"Heyy!!!" tiba-tiba Mona menepuk dua lengan Adren dari belakang. Adren terkejut.

"Mon! Ah!"

Adren melepas handsfree-nya, dan menutup aplikasi Radiocraft.

"Hehe.. Kaget ya!? Kalo ini gimana..

Pameran dan Sidang, resmi dilaksanakan secara online. Mahasiswa diperbolehkan melakukan kolaborasi atau kerjasama lintas program studi jika memang diperlukan. " ujar Mona.

"Hmm.. Baguslah. Jadi bisa milih.." sahut Adren.

"Terus idenya gimana? Udah ada belum!?"

"Belum ada ide, tetep." Adren tidak bersemangat.

"Yaudah, saling bantuin mikir aja."

"Emang ide lo apa sih Mon? Lo enggak pernah cerita!"

Lihat selengkapnya