Jam 24:30
Tidak ada yang menekan tombol call. Tidak ada komentar yang memberitahukan bahwa mereka mengirim cerita ke email, sedangkan semua cerita kiriman sudah Adren baca sejak satu jam pertama, tadi.
"Enggak ada lagi nih, Cemeners?"
:Enggak ada, Nerd!
:Ayo dong! Topik seru nih!
:Belum berani cerita! wkwk
"Heyy.. Its okay, cerita aja! Enggak apa-apa, enggak akan diketawain kok!
Tapi bohong! Hehe.. Tujuannya kan supaya bikin orang ketawa dan bahagia. Semakin absurd cerita kalian, semakin menghibur! Kita hibur Yang lagi sedih.. Yang lagi galau.. Yang lagi nugas.. Yang lagi lembur..
Dan yang lagi.. Istirahat abis Beres-beres rumah.." kalimat terakhir Adren tuju untuk Liza, tentu saja.
Lalu seseorang meng-klik fitur call. Itu adalah akun bernama #Yourise, salah satu pendengar Adren.
"Halo Nerdd!" sapa #Yourise. Ia laki-laki.
"Haloooo! Apa kabar Yourise? Akhirnya naik di siaran gue.."
"Baik Nerd, kamu gimana?" tanya #Yourise.
"Meooong..." Kokom mengeong di dekat kaki Adren, seolah menjawab pertanyaan.
"Haha.. Tuh kucing gue jawab, BAIK katanya. Oke Bro #Youris. Silakan passwordnya, Hi-TV?"
"Meoooong... Meoong.." Kokom mengeong lagi, padahal sudah Adren beri makan tadi sebelum siaran.
"Aduh sorry kucing gue nih bentar, gue pangku dulu!
Hempph.. Beratnya..!"
Adren memangku Kokom di pahanya, namun Kokom terlihat aneh. Lidahnya menjulur keluar, sering menjilati dirinya sendiri dan gelisah dengan nafas terengah-engah. Penampakan matanya juga berbeda, tidak sejernih biasanya. Ia juga tidak berhenti mengeong.
"Bentar Yourise dan Cemeners, kucing gue agak aneh hari ini! Sorry.. Jangan-jangan sakit."
"Oke.. Santai Nerd! Gue turun dulu deh bentar!" kata #Yourise.
Adren melihat wajah Kokom dekat-dekat.
"Kamu kenapa Kom?" tanya Adren.
"Meooowng..." Kokom malah mengeong lebih kencang, seperti berusaha mengatakan sesuatu dalam bahasanya.
Adren mengangkat Kokom, memerhatikan seluruh bagian tubuh Kokom, siapa tau ada yang terluka.
"Kayaknya ada yang aneh dengan kucing gue, Cemeners..
Dari pagi jarang gerak dan ngeong mulu! Ada yang tau kenapa? Enggak ada yang janggal sih di fisiknya, cuma matanya yang agak beda. Selebihnya sehat dan gemuk."
Para pendengar Adren ikut menebak-nebak. Yang juga memelihara kucing menjawab serius, yang tidak hanya bercanda.
:Mungkin birahi!
:Mungkin salah makan!
:Covid?
Hingga akhirnya ia melihat Liza berkomentar.
Liza: Nerd! Coba pencet kelenjar susunya.
Sejak Adren selalu memberi perhatian penuh pada komentar Liza, ia pun melakukan yang Liza suruh dan muncul cairan putih dari puting Kokom.
"Ehh... Kok..? Ada susunya?"
Lalu Liza berkomentar lagi.
Liza: Ya ampun! Kokom bukan sembarang gendut Nerd!
"Hmm? Cakep!?" jawab Adren, bingung.
Liza: Wkwk.. Bukan pantun! Dre! Kokom hamil!
"Hahhhh? Kokom hamil!!?? Kok bisa?? Sama siapa??!" Adren terkejut, bicara sendiri.
Adren menaruh Kokom di lantai, panik.
"Cemeners! Sorry banget! Yourise sorry banget! Hari ini sampe disini dulu! Doain kucing gue enggak kenapa-kenapa ya!"
Adren menutup siaran. Kokom masih mengeong di sekitarnya, meminta perhatian. Adren melirik kanan kiri, tidak tahu mesti berbuat apa.
"Kokom kamu beneran hamil Kom? Kok bisaaa!?" suara Adren bergetar.
Tiba-tiba Liza menelfon.
"Halo Nerd? Eh! Dren.."