Dhita melintasi jalanan Jakarta dengan Vespa Primaveranya berwarna biru muda. Senja yang merona menjelang malam, menemani riangnya hati Dhita. Hari itu Dhita baru saja memenangi kompetisi Wushu antar wilayah di Gelanggang Remaja Jakarta Selatan. Di balik wajahnya nan cantik dan lembut, ternyata Dhita penyuka olah raga bela diri.
Bagi Dhita olah raga Wushu bukanlah sekadar olah raga fisik, tapi juga tentang pengendalian emosi. Dhita sangat menyukai gerakan-gerakan lembut yang menghanyutkan lawan, dalam olah raga tersebut. Yang membuat dia juga senang, olah raga Wushu digemari oleh wanita-wanita cantik, sehingga kadang ia mengindentikkan Wushu dengan kecantikan.
Setelah melintasi sepanjang jalan Jakarta, dari arah Jakarta Selatan, menuju Jakarta Pusat, Dhita sampai di rumahnya dibilangan Menteng. Motor Dhita memasuki halaman sebuah rumah, dengan arsitektur gaya Belanda. Rumah yang tidak tergolong moderen dan mewah tersebut, namun sangat artistik.
Setelah memarkirkan motornya di Garasi, Dhita mengambil hapenya di tas, dia melihat banyak notifikasi WA yang masuk. Dari sekian banyak notikasi yang masuk, diantaranya ada pesan dari Radit. Dia membuka chat dari Radit, dan membacanya:
"Hai Dhita, sorry aku orang yang gak suka basa-basi, aku cuma mau bilang, aku suka kamu, dan aku ingin kamu jadi kekasih aku, modal aku cuma motor cafe race, aku cowok yang biasa-biasa aja, yang gak biasa dari aku, ya karena menyukai kamu, gak salah dong aku ngomong to the point gini, semua terserah kamu sih, kamu mau terima atau gak, aku gak masalah" - Radit
"Buset deh nih cowok nekat banget, tapi lucu juga sih ada yang berani nembak gue" gumam Dhita dalam hati.
Dhita gak langsung membalas chat dari Radit, dia langsung masuk kamar, dan bersiap-siap untuk mandi.
***
Radit dan Ello lagi ngobrol di rumah Radit, di daerah Tebet. Radit terlihat begitu gelisah, karena chat-nya belum dibalas sama Dhita. Ello yang melihat kegelisahan Radit, malah semakin membuat Radit cemas.
"Gue rasa lu bukan tipe cowok yang disukainya Dit, makanya dia belum respon chat dari lu"
"Lu kok malah bikin gue patah semangat sih, lu mau minta sogok apa lagi nih?
" Eh mendingan gue bilang begitu Dit, dari pada gue semangati lu, ntar kalau kenyataannya gak sesuai dengan harapan, lu salahin gue"
"Sama aja sih, ini juga kalau gak sesuai harapan, tetap aja gue salahin elu, kan elu yang kasih ide" Radit mulai nyolot sama Ello
Radit dan Ello terus sahut-sahutan, tidak ada yang mau mengalah satu sama lainnya. Meskipun Ello meyakini Radit bahwa Dhita akan menerima cintanya, namun Radit sudah benar-benar hopeless, sehingga udah kehilangan semagat untuk meneruskan usahanya untuk mendapatkan cinta Dhita.