Langit Jakarta cerah tidak seperti biasanya, dari kejauahan terlihat Gunung Pangrango yang menjulang tinggi. Kedua pasang remaja SMA itu terlihat riang gembira, diatas motor yang mereka kendarai.
Bagi mereka masa muda memang harus dinikmati, agar dimasa tua tidak penuh penyesalan. Masa bercinta adalah masa yang paling indah, itulah syair lagu yang dinyanyikan Koes Ploes dimasa jayanya.
Bercinta dimasa muda agar tidak nakal dimasa tua, semua sudah dinikmati disaat muda, masa tua hanya tinggal menikmati hidup yang bahagia. Dimasa tua masih menggila, karena masa muda kurang bahagia.
Radit dan Dhita terlihat sangat bahagia, sebaliknya Ello dan Mella pasangan yang pura-pura bahagia. Mereka memang sedang menikmati masanya, dengan peranannya masing-masing.
Kali ini kedua pasangan ini ingin menikmati suasana pantai. Mereka menuju kesebuah pantai yang bersebelahan dengan Taman Impian Jaya Ancol. Sebuah pantai yang bertaburan pasir putih dibagian bibir pantainya.
Pantai ini benar-benar bersih, tidak seperti pantai yang ada di Jakarta pada umumnya. Pantai ini dikelola oleh swadaya masyarakat, dengan sangat sederhana, sehingga menjadi tempat rekreasi masyarakat umum tanpa terlihat kelas sosialnya.
Radit dan Dhita memarkirkan motornya, disamping sebuah saung yang terbuat dari bambu. Saung itu terbuka dindingnya, sehingga aktivitas setiap orang yang menempati saung itu, dapat terlihat oleh orang lainnya.
Radit menemui penjaga pantai yang menyewakan saung itu, setelah membayar sejumlah yang, Radit kembali ke saung menemani Dhita. Sementara Ello, karena modalnya tipis, terpaksa hanya ngobrol diatas vespa, yang di parkir dibawah sebuah pohon dipinggir pantai.
"Kok aku baru tahu ya Ra ada tempat sebagus ini?" Tanya Dhita pada Radit, karena dia baru tahu ada pantai di Jakarta seindah itu
"Kamu gaulnya ke mall melulu kali ya Dit? Radit becandain Dhita
"Aku itu justeru malas nge-mall Ra, aku tuh cewek rumahan, gak suka klayapan tauk"
"Pantasan kamu jadi pacar aku ya, aku gak respek sama cewek suka nge-mall" ucap Radit sambil melirik Dhita disampingnya.
Dhita merangkul pinggang Radit dengan manja, dan Radit memeluk bahu Dhita dengan penuh kasih sayang. Radit merasa Dhita adalah jodohnya, dia akui sangat jatuh hati pada Dhita.
"Gak salah dong aku melabuhkan hatiku sama kamu ya Dit? Ucap Radit sedikit puitis
"Tumben Ra kata-kata kamu puitis gitu? Emang suasananya mendukung ya buat muitis?