Joan menjadi duri dalam daging bagi hubungan Radit dan Dhita, dia merasa cintanya hanya bertepuk sebelah tangan. Padahal selama ini dia bak bunga yang harum mewangi, yang selalu dihinggapi banyak kumbang, ternyata Radit bukanlah seperti kumbang biasanya. Sedikitpun Radit tidak tergoda pada kecantikan dan populeritas Joan.
Bagi Radit, cintanya pada Dhita tak tergantikan oleh apa pun, mencintai itu bagi Radit memberikan separuh hatinya pada orang yang dikasihinya, separuh hatinya lagi takkan diberikan kelain hati. Sekali mencintai untuk selamanya, dan Radit membuktikan komitmennya, tidak pernah ingkar terhadap janji hatinya.
Radit memang tipikal cowok yang setia, dia adalah role model cowok yang banyak menjadi impian para wanita seusianya. Joan sangat mengidamkan cowok seperti itu, tapi dia sendiri bukanlah tipe cewek yang setia dengan kekasihnya.
Joan selalu punya cara untuk bertemu dengan Radit, saat Radit sudah sampai di rumah sore hari, selepas pergi dengan Dhita, Ello dan Mella, Joan WhatsApp Radit, dan Radit baru baca notifikasi setelah sampai di rumah,
"Ra, bisa kerumah Gak? Aku mau serahkan berkas-berkas Osis yang masih ada di tanganku"
Radit gak berpikir sama sekali kalau itu cuma akal-akalan Joan, dia selalu berpikir positif, dan gak mau su'udzon dengan Joan, meskipun dia tidak suka Joan. Radit mencoba minta temanin Ello, tapi Ello gak bisa, karena lagi membantu ayahnya. Radit coba minta izin pada Dhita,
"Dit sorry, barusan Joan WA aku, aku di suruh kerumahnya ambil berkas-berkas Osis" diluar dugaan Radit, Dhita mengizinkannya untuk menemui Joan, dan tidak keberatan sama sekali
Radit bingung, Dhita sama sekali tidak terkesan cemburu, atau keberatan. Lama Radit mempertimbangkan mau pergi ke rumah Joan atau tidak. Akhirnya Radit membalas WA Joan,
"Okey Jo, aku segera kerumah kamu, tapi aku mandi dulu ya, soalnya aku baru pulang" pesan Radit pada Joan
Setelah memasukkan motor ke garasi, Radit masuk ke rumah menemui maminya, ternyata maminya ada di teras belakang,
"Sore mi, maaf Radit agak telat pulangnya" Ucap Radit sambil mencium tangan maminya
"Lho? Bukannya hampir tidak hari kamu telat pulangnya? Mami Radit malah membalikkan ucapan Radit
" Ntar habis mandi, Radit mau jalan lagi ya mi, ada urusan Osis yang harus Radit selesaikan di rumah Ketua Osis yang lama"
"Selama urusannya benar mami izinkan, semua mami kembalikan kepada kamu, kalau kamu salah memanfaatkan, yang menanggung akibatnya ya kamu sendiri" jawab mami Radit dengan bijaksana.