Radit & Dhita

Aji Najiullah Thaib
Chapter #16

Dhita Kecewa

Dari rumah Joan, Radit langsung menuju ke rumah Dhita, dia mau jujur terhadap Dhita tentang apa yang di alaminya di rumah Joan. Sebagai lelaki, Radit yang jujur dan apa adanya memang terkesan sangat polos. Dia tidak ingin Dhita tidak tenang hatinya, karena Radit ketemu dengan Joan.

Berbagai keraguan yang menghinggapi pikirannya, satu sisi dia ingin bersikap jujur dan apa adanya pada Dhita, tapi disisi lain dia pun mikir, bahwa malam ini bukanlah malam libur, sehingga dia takut Dhita malah tidak bisa menerimanya. Radit memutuskan untuk menghubungi Dhita terlebih dahulu.

Radit memarkirkan motornya disebuah taman kota, dan dia mencoba menghubungi Dhita, namun hape Dhita dalam kondisi tidak aktif, akhirnya Radit hanya meninggalkan pesan via WhatsApp,

"Sorry Dit, tadinya aku mau kerumah kamu, aku mau cerita soal aku di rumah Joan, tapi aku ragu karena ini bukan malam libur, tadi aku telpon kamu, tapi hape kamu gak aktif, lop yu Dit"

Radit kembali menghidupkan motornya dan langsung meluncur pulang ke rumah. Sampaidi rumah ketemu mami dan papinya yang sedang nonton tv, Radit kasih salam,

"Assalamu'alaikum, maaf mi agak telat pulangnya..papi tumben jam segini sudah di rumah? ujar Radit

"Habis kamu sekarang pulangnya malam terus, kasihan mami di rumah sendirian" jawab papi Radit

"Dia sekarang sudah punya pacar pi, syukur deh akhiirnya laku juga" canda mami Radit

"Mi selama ini Radit bukan gak laku, tapi Radit pilihp-pilih kayak papi, gak mau sembarangan, betul gak pi" ujar Radit sambil bicara kearah papinya

"Kalau papi gak pilih-pilih, maka gak akan ada kamu Dit, benarkan mi? ucap papi Radit sambil melirik ke maminya

"Yaudah Radit kekamar dulu ya, malam pi, malam mi.." ucap Radit sambil cium tangan papi dan maminya

Radit memang tergolong dari keluarga yang orang tuanya harmonis, sehingga secara personal, dirinya tidak memiliki gangguan secara psikologis. Di sekolah juga begitu, dia termasuk murid yang berakhlak baik, juga cukup berprestasi.

Begitu masuk kamar, Radit langsung menuju meja belajar, dia mempersiapkan diri untuk menghadapi pelajaran besok. kalau sudah di meja belajar, dia akan fokus pada pelajaran, hape untuk sementara di non aktifkan, dia tidak mau terganggu hal-hal lain diuar dari belajar.

Di meja belajar Radit ada beberapa buku Bung Karno, dan buku karya Pramoedya Ananta Toer, buku-buku itulah yang dilahapnya sebelum tidur. Radit juga senang dengan musik, dia penggemar berat musik klasik, terutama dari instrumen Gitar. Kalau soal puisi, Radit lebih senang dengan puisi Chairil Anwar dan WS Rendra, kedua penyair ini adalah idolanya.

Sebelum tidur Radit mengaktifkan kembali hapenya, dia masih menunggu balasan pesannya yang di kirim ke Dhita. Ternyata tidak ada pesan masuk sama sekali, Radit sangat gelisah, dia pasang headset ke telinganya, dia mendengarkan classic guitar "Recuardos de la Al hambra" dari F.Tarrega. 

Lihat selengkapnya