Radit & Dhita

Aji Najiullah Thaib
Chapter #19

Menghibur Dhita

Bagi Radit sekolahan terasa sepi tanpa ada Dhita, Radit bagaikan anak muda yang sedang kasmaran, terbelenggu dalam asmaradhana cinta seusianya. Namun kisah cinta Radit dan Dhita, bukanlah percintaan anak muda yang diluar batas-batas norma. Cinta yang sekadar cinta tanpa ada embel-embel lainnya.

Hari ini Radit punya kewajiban, untuk menyampaikan izin Dhita untuk tidak masuk sekolah. Radit menemui kepala sekolah untuk menyampaikan izin dari Dhita. Radit menceritakan kepada Kepala Sekolah kalau Dhita tidak bisa masuk sekolah, karena sedang menjaga ayahnya yang sedang sakit.

"Radit, ayah Dhita sakit apa? Tanya Kepala Sekolah

"Kena serangan jantung pak, tapi sekarang sudah berangsur pulih pak" jawab Radit

Kepala Sekolah mengingatkan Radit untuk fokus menjalankan program kerja Osis yang sudah di rancangnya. Radit juga menyampaikan kalau beberapa program kerjanya sudah jalan, terutama website Osis, yang membuka peluang bagi anggota Osis untuk aktif menuli. Kepala sekolah merespon secara positif apa yang dilakukan Radit.

Keluar dari ruangan Kepala Sekolah, Radit mencari Ello untuk koordinasi soal program Study Tour. Radit ketemu Ello di dekat kantin, dia sedang menggelar lapak ngamen puisi. Dengan cuek dan tanpa rasa malu, Ello terus berpuisi, helm di gunakan Ello untuk menampung saweran.

"Orang-orang bergelimang cinta/aku tetaplah seonggok daging/yang menjajakan kata/bukan karena lapar atau dahaga/tapi karena aku juga butuh cinta"

Itulah potongan bait-bait puisi, yang dibacakan Ello di dekat kantin. Melihat itu, Radit menarik Ello, dan mengajaknya bicara,

"Keren sih lo, tapi yang benar aja lu, masak ngamennya di sekolah" ujar Radit

"Siapa yang ngamen? Itu ekspresi seni Ra, gue gak ngamen kok" jawab Ello

"Nah itu helm lu penuh saweran" ujar Radit

"Nah kalau itu rezeki Ra, guekan gak minta, itu keikhlasan teman-teman mengapresiasi gue"

Siswa-siswa mengerumunin Ello, mereka menunggu puisi Ello berikutnya

"Ello lagi dong puisinya" ujar salah satu siswa

"Puisi yang lain dong lo, sebentar lagi bell masuk nih" siswa yang lainnya ikut menimpali

Lihat selengkapnya