Radit & Dhita

Aji Najiullah Thaib
Chapter #20

Panggung Ekspresi

Di dekat kantin sekolah sekarang ada panggung ekspresi, panggung ini berdiameter 3 x 4 meter, dengan tinggi sekitar setengah meter. Di background panggung ada tulisan: Panggung Ekspresi, bagi yang mau berekspresi Seni, Stand Up Comedy, Baca Puisi, Monolog, Menyanyi, bahkan Menari. 

Untuk mengisi panggung Ekspresi, setiap orang diberikan waktu masing-masing 15 menit. Setiap yang tampil di bolehkan untuk terima saweran. Cukup banyak yang antri untuk mengisi panggung tersebut, juga banyak penontong dari siswa-siswi sekolah di sekitar panggung. 

Ada seorang siswa yang naik ke panggung dengan sebuah gitar, malihat penampilan fisiknya biasa saja. Begitu dia mulai menyanyi lagu Bentonya Iwan Fals, semua siswa yang menonton ikut teriak Bento secara serentak, saat dia teriak Bento. 

Penampilannya sangat banyak mendapat apresiasi, sehingga sawerannya dari siswa-siswi pun cukup banyak. Lantas ada lagi seorang siswi yang membaca puisi, intonasi dan suaranya saat membaca puisi, seperti Reny Jayusman membaca puisi. 

Suaranya serak, seperti seraknya suara Reny yang menggelegar. Ini hal yang diluar dugaan, mereka yang tampil, semuanya sangat ekspresif. Yang menari pun dengan totalitas yang luar biasa, sehingga disambut tepuk tangan dari para siswa-siswi. 

Ternyata ide Ello ini mendapat respon yang cukup baik dari siswa-siswi, sehingga Ello dan Radit harus turut mengawasi kegiatan tersebut. Memang terbukti, dari panggung Ekspresi itu, banyak muncul murid-murid yang berbakat dibidang kesenian. Ello sebagai ketua bidang kesenian tinggal mendata satu persatu. 

Dari panggung Ekspresi itu muncul para pelaku stand up comedy yang cukup berbakat, juga pemeran monolog yang bagus. Belum lagi para penyanyi balada ala Iwan Fals, yang berani menyuarakan kritik sosial. Satu panggung itu sudah bisa bicara banyak dan menghasilkan banyak hal. 

Bagi Radit dan Ello mereka yang berani tampil di panggung Ekspresi itu adalah asset sekolah yang tak ternilai. Dari sinilah cikal-bakal siswa dan siswi yang untuk diikutkan dalam sebuah kompetisi antar sekolah. 

"Bro ide lu dahsyat, gue salute sama lu" Ujar Radit

"Lu tahu gue kan Ra, mana ada ide-ide gue yang gak dahsyat, lu bisa punya pacar aja karena ide gue yang dahsyat, ya gak? "

Radit benar-benar mati kutu mendengar jawaban Ello, dia kesal Ello selalu ngomongin hal itu, 

"Ngebangkit nih? Lu merasa berjasa bangat kayaknya lo"

"Sorry Ra, lu gak usah sewot, rugi lu sewot sama gue" Jawab Ello dengan tengilnya

"Terus, setelah ide ini terealisasi, kita garap apa lagi nih? Lu kan Tim kreator, gue yang eksekusi, klop kan? 

" Yoyoi, kalau Ello sama Radit sudah bergerak, alamat putus deh sekolah lain ngelawan sekolah kita Ra"

"Jangan takabur, tetaplah membumi, jangan melangit lo, takut gue" Ucap Radit mengingatkan Ello. 

Lihat selengkapnya