Study Tour belum bisa dilakukan, karena hanya berlaku untuk siswa kelas akhir. Radit tetap memprioritaskan kegiatan Osis yang bersifat rutinitas. Satu bulan berlalu hubungan antara Radit dan Dhita, yang penuh dengan dinamika.
Hubungan yang putus nyambung, kayak judul lagu, tidak membuat Radit bosan. Cintanya tetap pada Dhita, meskipun hubungan tersebut sering dilanda badai, meskipun badai menghantam cintanya tetap pada Dhita.
Sebaliknya Dhita yang sejak awal menganggap hubungannya dengan Radit, hanyalah percintaan ala anak SMA, maka dia tidak terlalu menganggap penting hubungan tersebut, Dhita mudah terbawa angin, pikirannya sering berubah-ubah.
Semakin Dhita tidak terlalu menganggap serius hubungannya, semakin pula Radit mabuk kepayang. Bayangan Radit, setelah satu bulan pacaran, Dhita akan semakin serius dan hangat dalam percintaan. Ternyata malah semakin angin-anginan.
Dhita lebih asyik dengan aktivitas wushunya, dan hampir setiap hari dia pergi latihan bareng dengan Rama. Radit tetap yakin, kalau Dhita tidak akan jatuh cinta pada Rama, sehingga dia berusaha untuk tetap mempertahankan cintanya pada Dhita.
Dimata Ello, Dhita hanya mempermainkan perasaan Radit, sebaliknya Radit menganggap Dhita hanya butuh suasana lain.
"Bro, gue kasihan sama lu, kayaknya Dhita mempermainkan perasaan lu banget" Ujar Ello
"Mungkin pandangan lu benar lo, tapi bagi gue mempertahankan cinta itu penting, gue gak akan berubah" Jawab Radit
"Terbuat dari apa sih hati lu? Kok sampe segitunya mempertahankan cinta monyet?
" Terserah lu mau bilang apa lo, lu bilang gue gila atau mabuk cinta pun, gue gak masalah"
Ello sampai kehilangan akal menghadapi keseriusan Radit dalam mencintai Dhita. Dia gak habis pikir ada cowok seperti Radit di dunia ini. Dia membandingkan Radit dengan diri dia sendiri, kalau dia ada diposisi Radit, dia sudah tinggalkan Dhita.
Radit tidak goyah sedikit pun, bahkan dia tidak peduli dengan apa yang dikatakan Ello. Bagi Radit, mencintai itu tanpa pamrih, semua akan indah pada waktunya. Seperti itulah dia meyakini sebuah usaha untuk mencintai.
"Terus, sekarang gue harus gimana Ra? Gue gak tega sama lu" Ucap Ello
"Ya lu tetap aja jadi teman gue, temani gue, tanpa perlu ngapa-ngapain" Jawab Radit
"Soalnya gue ngeliat lu sekarang ini, kayak ayam yang kecebur sumur, tau gak?
"Kenapa lu bilang gue kayak gitu? Tanya Radit
"Habis lu kayak orang gak bergairah gitu sih"
Radit mulai terasadar dengan ucapan Ello, lama dia berpikir, apa yang mesti dia lakukan, untuk mengalihkan pikirannya dari Dhita. Radit mulai berpikir, dia harus melakukan sesuatu agar tubuhnya kelihat bugar, tidak seperti yang dikatakan Ello.
Radit mulai berpikir untuk nge-gym lagi, sudah lama dia gak nge-gym. Dengan nge-gym dia berharap bisa terlihat bugar lagi. Radit ajak Ello untuk nge-gym,