Rahasia dan Semesta Angella

Jenny C Blom
Chapter #2

Mimpi Dalam Mimpi

Universitas Negeri ternama dikota Surabaya ini selalu membuatku bangga. Aku berjalan memasuki gedung fakultas ekonomi dan akuntansi dan kelasnya ada dilantai dua.

Ku sapa teman - teman dengan senyum ramah disepanjang jalan saat menuju kelas. Lalu aku masuk kelas yang sudah berisi dua puluh mahasiswa yang sedang sibuk dengan obrolan mereka masing - masing.

Kusapa kembali dengan senyuman kepada beberapa temannya yang melihat kearahku yang baru datang lalu duduk dibangku.

Kelas berlangsung selama dua jam sampai akhirnya selesai. Lalu aku merapikan peralatan menulis kemudian memasukkannya didalam tas.

Aku tertegun sesaat ketika mataku menangkap sosok yang kelihatannya pernah kukenal.

Laki - laki dalam mimpiku. Aku masih hapal wajah itu. Dia berjalan melewati pintu kelas yang sedang dibuka oleh teman kelas untuk keluar. Dia melihat ke arahku sesaat sehingga kami saling menatap namun dia tak menghentikan langkahnya.

Dengan sigap, kusambar tas yang sudah rapi didalamnya lalu berlari mengejar laki - laki itu hingga membuat beberapa teman terlihat heran melihat tingkahku.

Laki - laki itu berjarak sekitar hampir 8 meter didepanku dan jalannya sangat cepat ditengah para mahasiswa yang sedang berlalu lalang dengan kesibukan mereka masing - masing sehingga membuatku hampir kehilangan sosok laki - laki itu karena tertutup badan mereka.

Tapi Aku masih melihat sosoknya. Lebih tepatnya punggungnya yang mengenakan kaos hitam polos.

Karena jarang berolahraga, nafasku sampai terengah - engah ketika mengejar sosok itu. Rasanya lelah sekali dengan tubuh lumayan gemuk ini. Aku pun berhenti sesaat untuk menarik nafas karena sudah semakin dekat dengan sosok itu.

Kepanikan melandaku saat dengan tiba - tiba, laki - laki itu berlari menjauhi tanpa ku tahu sebabnya.

"Sial !" umpatku lalu kembali berlari mengejarnya.

Sosok itu berlari menuruni tangga kemudian berlari menuju pintu keluar kampus yang tak jauh dari gedung.

Kakiku terasa pegal, seolah dipukuli banyak orang dan nafas ini semakin tak beraturan karena takut kehilangan sosok itu.

Sepertinya sosok itu bukan mahasiswa kampus ini karena aku merasa tak pernah bertemu dengannya. Tapi bisa jadi juga dia memang mahasiswa dikampus ini. Bagaimana Aku bisa mengenali semua orang ? Kampus ini kan luas. Pikiran bodoh !

Rasa penasaran yang semakin mendalam memaksa otakku untuk lebih menguatkan tubuh untuk terus berlari.

Sosok itu terlihat akan menyeberang jalan raya bersama beberapa orang lain yang ada disitu. Lampu pun berwarna hijau.

Lihat selengkapnya