Sudah hampir 1 jam aku duduk di bangku depan sekolah, ketika angin dingin terus menerpa dan mendorongku untuk segera enyah dari tempat yang akan segera basah karena hujan. Ya, aku sangat hafal dengan karakter musim akhir tahun ini: musim hujan.
Sebentar lagi hujan akan turun, mungkin dengan sangat deras. Jelas terlihat gulungan bulu domba hitam di atas sana. Tapi pak Tobi sampai sekarang belum menjemputku.
Gusar? Tentu!
Tetapi tak lama kemudian, ponselku berdering. Ayah?
"Ayaaah!!!" Rengekku kepada pria yang akhir bulan ini akan genap berusia 40 tahun.
"Ayah sudah menduga, hahaha!! Maaf, ini salah ayah, sayang. Ayah lupa ngabarin kamu kalau istrinya Pak Tobi melahirkan tadi siang, jadi dia gak bisa jemput Refa di sekolah," jelas ayah.
"Terus, Refa??!" Kalian bisa bayangkan sendiri bagaimana perasaanku saat ini.
"Dan ayah pun gak bisa jemput kamu, sayang. 3 jam lagi ayah mau ke Kalimantan buat urusan bisnis, seperti yang sudah ayah cerita pekan lalu."