Bab 1: Jendela yang Selalu Terbuka
Di sudut kelas 3-B, ada satu jendela yang selalu terbuka. Tidak peduli hujan atau terik, jendela itu dibiarkan sedikit terbuka, seakan menjadi portal menuju dunia lain. Jendela itu menghadap ke sebuah taman tua di belakang sekolah—sebuah tempat yang hampir terlupakan oleh siswa lain.
Namun, ada satu orang yang selalu memperhatikannya.
Keysa, seorang siswi dengan rambut panjang bergelombang dan mata cokelat hangat, duduk di dekat jendela itu. Ia bukan tipe yang mudah penasaran, tetapi ada sesuatu tentang jendela itu yang menarik perhatiannya. Lebih tepatnya, ada seseorang yang membuatnya tertarik—Adrian, siswa pendiam yang selalu duduk di barisan belakang, tepat di sebelah jendela itu.
Adrian bukanlah siswa yang menonjol. Ia tidak pernah berisik, tidak pernah ikut dalam obrolan kelas, dan selalu tampak tenggelam dalam dunianya sendiri. Ada aura misterius yang mengelilinginya—tatapan kosong yang ia lontarkan ke luar jendela, ke taman tua di luar.
Keysa memperhatikannya untuk kesekian kalinya. Hari ini, seperti biasa, Adrian menatap ke luar tanpa ekspresi. Bahkan ketika guru berbicara di depan kelas, perhatiannya tetap tidak berubah.
"Apa yang dia lihat?" batin Keysa.
Suara dentingan bel tanda istirahat berbunyi, membuyarkan lamunannya. Murid-murid segera berhamburan keluar kelas, namun Adrian tetap di tempatnya.
Keysa berpikir sejenak sebelum mengambil langkah pertama yang mungkin akan mengubah segalanya. Dengan hati-hati, ia mendekati meja Adrian.
"Kamu selalu melihat keluar jendela itu," katanya, berusaha terdengar santai. "Apa yang sebenarnya kamu perhatikan?"
Adrian tidak langsung menoleh. Sejenak, ia tampak ragu. Namun akhirnya, ia menghela napas dan menjawab dengan suara pelan, "Bukan urusanmu."
Jawaban dingin itu sedikit menusuk Keysa, tapi ia tidak menyerah begitu saja.
"Setidaknya bisa kasih aku petunjuk? Aku penasaran," ujarnya dengan senyum kecil.
Adrian menggeser pandangannya ke arah Keysa, menatapnya dengan mata abu-abu gelapnya. Ada sesuatu di sana—sesuatu yang dalam, seperti lautan yang menyimpan rahasia di dasarnya.
"Kalau kamu memang penasaran, kenapa tidak cari tahu sendiri?" katanya akhirnya sebelum beranjak pergi.
Keysa mendesah, merasa sedikit kesal sekaligus semakin penasaran.