Bab 2
(Teman Lacknat)
Malam harinya, para santri putri kelas tujuh berusaha untuk tidur, tetapi banyak yang tidak bisa memejamkan mata karena merindukan suasana rumah.
Mereka pun hanya diam berbaring sambil melihat ke langit-langit asrama, sampai akhirnya santri bernama Zahra mengeluh sakit perut.
"Aduh, kayaknya gue pengen stor ke WC, nih. Anter, yuk!" ajak Zahra kepada Amira yang berada di sampingnya.
"Ya elah ... WC-nya deket tuh, ada di depan sono, pake diantar segala," balas Amira datar.
"Iya, tapi gue takut," rengek Zahra, "Kalau gue diculik Wewe Gombel gimana?"
"Wewe Gombelnya berarti kurang kerjaan. Ngapain dia nyulik elu?" ketus Maya sambil mendelik.
"Aduh, ayok dong anterin, gue enggak tahan, nih!" keluh Zahra sembari memegangi perutnya.
"Ya udah ayok, sama gue aja, gue juga mau ke WC!" kata Salmah sembari berdiri.
Kedua santri putri itu pun bergegas pergi ke toilet, sedangkan santri lain berguling-guling di atas tempat tidur karena sama sekali tidak bisa memejamkan mata.
Sementara itu, Zahra yang sedang buang air besar di toilet tiba-tiba teringat kepada keluarganya di rumah. Ia pun akhirnya menangis sambil mengedan.
"Zahra, elu kenapa? Elu enggak apa-apa, 'kan?" Salmah menggedor-gedor pintu toilet.
"Enggak, kok, gue enggak kenapa-napa," jawab Zahra sambil berjalan keluar dari toilet dengan mata yang sembab. "Udah, yuk, kita kembali ke kobong. Gue udah selesai, kok!"
"Ya udah, ayok cepet!" Salmah berjalan lebih dulu, sedangkan Zahra mengekor di belakangnya.
Ketika masuk ke kobong, mereka berdua melihat Naura dan Shihah sedang berbincang santai dengan teman-teman santri yang lain.
"Kalau ada apa-apa, kalian bilang aja ya sama kita, jangan sungkan," ucap Naura sembari tersenyum hangat.
"Iya, Kak, terima kasih sebelumnya." Para santri putri serentak menjawab.
"Sama-sama. Oh, iya, kalau boleh tahu, kalian mondok itu karena keinginan sendiri atau karena disuruh oleh orang tua?" tanya Naura dengan raut wajah yang serius.
"Aku sih atas kemauan sendiri, Kak, biar pintar mengaji dan membuat orang tua bangga, terus biar bisa masuk surga juga," jawab santri putri bernama Sarah dengan antusias.