Rahasia Nikmatnya Menghafal Al-Quran

Noura Publishing
Chapter #2

Pengantar Penulis

Segala puji hanya bagi Allah Swt., Tuhan seru sekalian alam, yang menurunkan Al-Quran dan memudahkannya untuk diingat dan dipahami. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada nabi pilihan yang diutus sebagai rahmat bagi semesta alam, kepada seluruh keluarganya, dan sahabat-sahabatnya yang dalam dadanya tersimpan ayat-ayat-Nya yang nyata. Amma Ba’d:

Atas izin Allah Swt., buku tentang menghafal Al-Quran ini, alhamdulillâh, bisa terbit. Awalnya, naskah buku ditulis hanya untuk menyemangati istri penulis yang tengah menyelesaikan setoran hafalan di Institut Ilmu Al-Quran (IIQ) Jakarta. Juga untuk para santri Pondok Pesantren Tahfidhil Qur’an (PPTQ) Al-Mustaqimiyyah Bogor, pesantren milik keluarga, tempat penulis mengabdi. Isinya hanya berupa metode menghafal agar menjadi mudah dan cepat berdasarkan pengalaman penulis yang hafal Al-Quran hanya dalam waktu dua bulan.

Namun ternyata, mengejar cara mudah dan cepat membuat banyak penghafal Al-Quran tidak menikmati kegiatan menghafalnya. Bukannya kemudahan yang diperoleh, malah hafalannya tak kunjung lancar. Penulis terkadang heran, mengapa bisa terjadi demikian. Sejujurnya, sebagaimana pengalaman penulis, merasakan nikmat saat menghafal adalah penyebab utama mudah dan cepatnya menghafal.

Kemudian penulis meriset sedikit tentang metode menghafal para ulama terdahulu. Penulis terkaget-kaget, karena tak satu pun metode itu dibuat untuk supaya cepat, tetapi justru supaya hafalan kuat. Cepat atau lambat menghafal bukanlah masalah, karena yang penting adalah menikmati dan tak lupa. Perjalanan hidup mereka memberikan pesan bahwa hal terpenting dari menghafal Al-Quran adalah menjaga agar tidak lupa dan mengamalkan kandungannya.

Setelah melihat pengalaman menghafal para ulama, penulis menyadari, banyak para penghafal Al-Quran di Indonesia, bahkan di dunia, yang menghafalnya kurang tepat, karena belum tahu bagaimana seharusnya Al-Quran itu dihafal hingga nikmat dan berkarakter seperti pada generasi pertama Islam. Oleh karena itu, penulis merevisi naskah terdahulu, kemudian lahirlah buku ini.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada istri tercinta, Laily Asyirotunnajah, juga putri terimut, Della Alfayafarrah Anajha, atas bantuan, perhatian, dan doanya. Juga kepada keluarga besar Pondok Pesantren Tahfidhil Qur’an (PPTQ) Al-Mustaqimiyyah, khususnya orangtua kami, Umi dan Abi, Ketua Yayasan Markaz Al-Mustaqimiyyah, Kepala Sekolah SMPIT TQM, dewan guru, santri-santri PPTQ Al-Mustaqimiyyah, dan para penghafal Al-Quran di seluruh Indonesia. Juga, secara khusus, untuk Penerbit Noura Books beserta semua jajarannya. Semoga Allah Swt. mengumpulkan kita semua di jannah-Nya sebagai hamalah Al-Qur’ân (para penghafal Al-Quran).[]

Lihat selengkapnya