Rahasia Tante Nina

Johanes Gurning
Chapter #4

Dibilangin Enggak Percaya, sih!

Ini masih dari kabar tiga tahun yang lalu

"Mengapa kau tidak pernah tidur denganku? Kau sudah muak?" tanya Pak Broto suatu malam. Tingkah Bu Broto masih saja membuatnya kesal.

Bu Broto seolah tidak mendengar. Perempuan itu sibuk dengan majalah di tangannya.

"Kamu cemburu dengan Nina?" tanya Pak Broto lagi.

Bu Broto tak kunjung terpancing. Ia sudah berjanji dalam hati untuk tidak menggubris suaminya untuk sementara waktu. Biarkan saja lelaki itu merengek minta jatah sampai dia menyadari jika sikapnya belakangan ini sudah keterlaluan. Sejenak ia bersorak ria dalam hati, namun di saat yang bersamaan, ada iba yang muncul dalam hatinya: mengapa ia berubah jadi istri yang durhaka?

Pada akhirnya, hati perempuan itu luluh. Ia membalikkan badan--berharap masih menemukan wajah suaminya di sana. Sayangnya, Pak Broto telah berlalu beberapa menit yang lalu tanpa disadarinya.

Perempuan itu beranjak dari tempat duduknya dan bergerak menuju kamar. Dari celah pintu kamar yang sedikit terbuka, ia melihat suaminya tengah terlelap dengan posisi badan membelakangi pintu. Dengkuran halus perlahan terdengar dari mulutnya. Bu Broto perlahan menyadari jika ia sangat merindukan lelaki itu. Betapa salahnya ia menjadi seorang istri yang tidak berbakti.

***

Pagi harinya, Bu Nani berteriak-teriak di depan pagar rumah keluarga Broto. Suaranya mengundang minat seluruh penghuni komplek yang berdekatan dengan rumah Pak Broto--termasuk anak-anak kos.

"Bu Pince, Bu!" teriaknya dengan suara parau.

Bu Broto mengelus pundak Bu Nani--berusaha menenangkan ketakutan di wajahnya. "Tenangkan dulu dirimu, Bu!" ucapnya penuh kelembutan.

"Bu Pince, Bu!" tangisnya pecah lagi.

"Ada apa dengan Bu Pince? Apakah si Mopi hidup lagi?" tanya Bu Broto, bercanda.

"Bu Pince bunuh diri!'

Bu Broto tertegun. Suasana di sekitarnya seolah berubah membisu. Indera pendengarannya hanya mampu menangkap suara tembang Jawa yang mengalun lembut dari dalam rumah. Semakin lama semakin nyaring.

"Bagaimana ini, Bu?" tanya Bu Nani dalam tangis. Suara itu pula yang kembali membawa Bu Broto pada kenyataan, jika ia tidak sedang sendiri.

"Apa belakangan Bu Pince punya masalah?" tanya Bu Broto serius.

"Setahuku tidak ada. Masalahnya hanya si Mopi. Kepergian anjing kesayangannya itu membuatnya begitu kesepian.

Kedua perempuan itu bergegas menuju rumah Bu Pince. Alangkah terkejutnya Bu Broto ketika menemukan perempuan itu gantung diri di belakang rumahnya--sebuah spot paling belakang yang berdekatan dengan gudang.

"Hubungi polisi!" teriak Bu Broto.

Bu Nani masih dalam tangis ketika bergegas meninggalkan pekarangan belakangan rumah Bu Pince.

Lihat selengkapnya