*Kost Hanna*
Hanna : “Fir”
Safira : “Hm?”
Hanna : “Aku ngerasa aneh sama Samuel.”
Safira : “Aneh gimana maksudnya?”
Hanna : “Iya aneh, tadi pas aku ketemu dia dan dia megang pundak ku, aku liat jam tangannya. Jam tangannya tu sama persis kaya pria yang di ingatanku pake. Tapi bayangan wajah pria itu masih belum bisa aku liat dengan jelas.”
“Jadi jam tangan yang di pake Samuel itu jam tangan yang dikasih Hanna sama cowo itu? Aku jadi makin penasaran, Sedekat itukah hubungan Samuel dengan cowo yang di maksud Hanna,” safira melamun memikirkan hal itu.
Hanna : “Fir? Ko bengong? Kamu tahu sesuatu?”
Safira : “Hm? Engga. Mungkin aja itu jam tangan nya sama. Kan jam kaya gitu banyak.”
Hanna : “Iya juga si, cuma aku jadi makin penasaran. Astagfirullahaladzim.”
Safira : “Mending kamu istirahat aja, kasian kan badan mu cape.”
Hanna : “Iya nanti setelah aku mandi dan sholat. Kamu mau sholat bareng juga?”
Safira : “Aku sholat dirumah aja. Yaudah aku pulang dulu ya.”
Hanna : “Oke deh, hati-hati ya.”
Safira : “Assalamualaikum.”
Hanna : “Waalaikumsalam.”
.
.
.
Hanna POV
Pikiran Hanna semakin terganggu dengan peristiwa tadi di cafe. Dia semakin penasaran pada Samuel. Dalam hatinya dia bertanya-tanya apakah Samuel adalah pria yang selama ini ada di ingatannya? Namun yang Hanna rasakan saat melihat Samuel seperti dua orang yang memang tak saling mengenal satu sama lain.
Hanna ingin mencari tahu lebih dalam dengan meminta bantuan pada Safira. Tapi rasa keraguan itu tiba-tiba muncul. Entah kenapa firasat nya mengatakan kalau dia harus mencari tahu sendiri.
Tak lama Handphone Hanna berdering. Hanna tidak tahu itu telfon dari siapa, karena nomor nya tidak dikenal. Hanna mengangkat dan ternyata suara pria yang terdengar jelas di telfon itu. hanna terkejut sebab yang pria itu bilang adalah..
Unknown : “Assalamualaikum.”
Hanna : “Waalaikumsalam. Ini siapa ya?”
Unknown : “Kamu Hanna?”