Sebuah pegunungan gersang berbatu menjulang tinggi menantang langit.
Udara sangat tipis di sana. Sementara sinar mentari akan sangat menyengat membakar daratan.
Selain belukar dan pepohonan berduri, tidak ada lagi yang dapat hidup di atas sana. Bahkan burung elang sekali pun tidak sanggup melintasi pegunungan itu.
Namun bak Ikan di gurun pasir. Atau Singa di tengah lautan. Entah bagaimana seorang anak kecil berusia 8 tahun tiba-tiba muncul di sana. Ia muncul dari balik belukar yang di bawahnya terdapat lobang goa cukup dalam.
Anak itu mengenakan pakaian lusuh yang sudah terdapat banyak robekan.
Memiliki wajah keras, rambut panjang sepinggang, serta kulit coklat akibat terbakar sinar mentari.
Tubuhnya begitu kurus dan tidak terurus, menunjukan bahwa anak tersebut hidup sebatang kara.
Dan siang ini si anak keluar dari tempat persembunyiannya.
Dia berlari entah mengapa, yang jelas seperti sangat terburu-buru.
“Hah, hah, hah, hah,” anak lelaki itu terengah-engah.
“Hari ini mentari terlalu terik. Tetapi masih lebih baik dari hari kemarin. Semoga saja hari ini aku bisa menemukan makanan,” gumam si anak sembari mengedarkan pandangan jauh ke arah jurang.
Hingga tidak lama, mata anak itu tiba-tiba melebar. Bibirnya merekah membentuk senyuman.
“Akhirnya kutemukan juga tanaman ubi itu. Hihihi, bertahanlah sobat, hari ini kau akan aku isi,” kata si anak seraya mengelus perutnya yang memang sudah sangat keroncongan.
Namun setelah itu raut wajah si anak seketika berubah buruk dimana tanaman yang dia lihat ternyata terletak di bawah tebing curam. Lebih tepatnya di antara bebatuan terjal di tengah jurang.
“Bagaimana ini? Mentari sebentar lagi akan semakin naik ke permukaan, aku akan terpanggang jika tidak segera kembali ke dalam goa. Namun rasa lapar ini tidak bisa kutahan lagi,” si anak lelaki bimbang antara harus memilih menuruni tebing atau kembali bersembunyi ke dalam goa.
Sementara sudah hampir satu minggu ia tidak makan akibat cuaca yang terlalu terik.
Sedangkan di malam hari puncak gunung akan sangat gelap dan dingin sehingga sulit untuk mencari makanan.
Dan Gunung Pilar Siluman memang bukan pegunungan biasa.
Gunung itu terletak di ujung daratan.
Memiliki tinggi puluhan ribuan meter serta dikelilingi oleh kerajaan siluman sehingga dijuluki Gunung Pilar Siluman .
Cuaca di sana sering berubah-ubah antara dingin, sangat dingin, dan sangat panas.
Tidak ada yang tahu entah mengapa bisa begitu kerena tidak ada satu pun manusia yang mampu mendaki ke sana.
Kaki gunungnya berupa hutan lebat yang terkenal angker dan berbahaya.
Sementara di tengah merupakan tebing bersalju yang sangat licin dan dingin.
Sedangkan puncaknya bagaikan neraka. Panas serta amat sangat terjal.
Selain terdapat banyak hewan buas di dalam hutan. Di kaki gunung juga merupakan tempat para siluman mendirikan kerajaan.
Bahkan bangsa memedi yang tidak terhitung jumlahnya serta jauh lebih berbahaya dari siluman juga menghuhi dasar tebing pegunungan.
Mereka sekali-kali akan turun untuk memangsa siluman. Namun itu jarang sekali dilakukan karena bangsa Memedi mampu hidup bertahun-tahun tanpa makan.