Rahyang berjalan menghampiri Tumenggung Kalinga. Namun kedua kepala prajurit menghadangnya.
Kedua pria itu berdiri gemetar mengira Rahyang ingin membuat perhitungan kepada mereka.
“Mohon minggir tuan-tuan. Majikan kalian akan mati jika tidak segera diselamatkan,” ucap Rahyang.
“Ma-mati ...?” kedua kepala penjaga terkejut.
“Ba-baik tuan muda, silahkan,” kedua kepala prajurit itu akhirnya mengerti dengan maksud Rahyang.
Mereka bergegas mundur, membiarkan Rahyang memeriksa Tumenggung Kalinga.
Selanjutnya Rahyang berjongkok menyentuh nadi sang Tumenggung.
Dia mendapati bahwa apa yang dikatakan Balapati Kowo memang benar adanya. Sang Tumenggung Kalingga sungguh terkena racun kuat.
“Apa di sini ada yang memiliki jarum besi?” tanya Rahyang kepada kedua kepala prajurit.
“Ja-jarum besi? Ka-kami tidak memilikinya tuan muda,” jawab kedua pria tersebut heran.
Namun salah satu pelayan wanita dari arah dapur bergegas berseru bahwa dirinya memiliki apa yang dibutuhkan Rahyang.
Melihat Rahyang bukan orang jahat dan dialah yang telah menyelamatkan mereka. Semua orang yang ada di dalam rumah makan kini mulai menghampirinya.
Mereka berkumpul di belakang Rahyang untuk menyaksikan proses pengobatan Tumenggung Kalinga.
“Bawa kemari bibi,” pinta Rahyang.
“Ba-baik tuan muda,” si pelayan wanita berlari cepat memberikan jarum besi kepada Rahyang.
“Racun ini menyerang darah. Mungkin berasal dari minuman yang ditenggak olehnya,” ungkap Rahyang menjelaskan.
“Bagaimana nak Whisan tahu?” Balapati Kowo yang tadi berdiri diam terkejut dengan apa yang Rahyang katakan.
“Aku juga tidak mengerti paman. Namun hatiku berkata demikian,” jawab Rahyang berbohong.
Padahal sebelumnya, di saat Rahyang pingsan terkena luka dalam akibat pertarungannya dengan para bandit gunung dia bertemu dengan Yankesa di dalam alam bawah sadarnya.
Di sana Yankesa menyerahkan sebuah kitab pusaka yang memuat informasi tentang racun dan berbagai penawarnya.
Namun Yankesa yang Rahyang temui bukanlah Yankesa asli, melainkan hanya perwujudan energi milik Yankesa yang sengaja ditinggalkan di dalam tubuh Rahyang.
Dari kitab itulah Rahyang belajar tentang racun.
Dia tahu bagaimana cara setiap racun masuk ke dalam tubuh dan cara menetralkan. Terlebih racun tingkat menengah seperti apa yang diderita oleh Tumenggung Kalinga.