Rahyang Whisanggeni

Pujangga
Chapter #19

Pesta Penyambutan

Setibanya di kediaman Tumenggung Kalinga. Rombongan Rahyang langsung disambut dengan pesta yang meriah.

Dan para bangsawan lain pun turut hadir dalam pesta itu. Mereka datang ke sana lebih awal karena tidak ingin melewatkan kesempatan mendekati Rahyang.

“Hihihi, ternyata kota adalah tempat yang sangat menyenangkan,” Rahyang terkekeh gembira seraya menyantap hidangan yang disuguhkan oleh para pelayan Tumenggung Kalinga.

Sedangkan Kun tidak ikut ke dalam, kuda itu berada di tempat lain. Yakni di padang rumput di belakang kediaman Kalinga bersama para kuda mewah milik sang Tumenggung.

Namun semewah apa pun kuda kerajaan tetap tidak ada yang mampu menandingi pesona kuda milik Rahyang.

Bahkan seluruh kuda di sana tunduk pada Kun seakan dia adalah rajanya.

Sementara di dalam kediaman besar milik Tumenggung Kalinga. Senopati Wanokwaru bersama para Balapati lain semakin heran terhadap Rahyang. Mereka tidak mengerti mengapa Rahyang bisa menarik hati seluruh bangsawan untuk bersikap baik terhadapnya.

Memang benar kemarin mereka sudah mendengar laporan dari Balapati Kowo bahwa Rahyang menyelamatkan seorang tumenggung dari serangan racun. Namun tidak dengan para bangsawan.

“Sebetulnya apa yang sudah dilakukan anak itu, Kowo?” tanya Senopati Wanokwaru penasaran.

Dia berbisik pada Balapati Kowo karena hanya balapati Kowolah yang mengetahuinya.

“Dia menjadi pusat perhatian para bangsawan karena kesaktiannya,” jawab Balapati Kowo.

“Kesaktian? Bukankah kita sudah sepakat untuk menyembunyikan itu dari masyarakat umum?” Senopati Wanokwaru terkejut.

“Benar. Tetapi nyatanya kita tidak bisa. Nak Whisan memiliki karakter yang sulit dikendalikan. Dia akan membantu siapa pun yang kesusahan di depan matanya. Dan kemarin sebelum menyembuhkan Tumenggung dari racun, rumah makan yang kita kunjungi sempat diserang oleh para berandalan. Aku sendiri hampir tewas oleh ajian mereka. Namun nak Whisan untungnya turun tangan. Dia berhasil memukul mundur semua berandalan hanya dengan satu serangan, dan itu disaksikan oleh semua bangsawan,” ungkap Balapati Kowo panjang lebar.

“Pantas saja jika begitu,” Senopati Wanokwaru menggeleng tidak habis pikir dengan kesaktian yang Rahyang miliki.

Dia sendiri ingin bertanya langsung kepada Rahyang bagaimana Rahyang bisa mendapatkan kesaktian seperti itu di usianya yang masih sangat muda. Akan tetapi sampai sekarang Senopati Wanokwaru tidak berani melakukannya. Sang senopati merasa segan terhadap Rahyang, khawatir Rahyang akan menganggapnya sebagai musuh.

“Perlakuan para bangsawan ini memang menguntungkan bagi kita. Namun itu juga bisa merugikan. Apalagi jika pihak kerjaaan sampai tahu keberadaan kita. Patih dan Raja Numarata pasti bisa mengenali kita dengan mudah. Terlebih terhadap gusti Putri,” kata Senopati Wanokwaru khawatir.

“Aku tahu,” angguk Balapati Kowo lemas, “hanya saja kita tidak bisa menghindar dari ini. Kita sedang diburu oleh seluruh pasukan bandit gunung. Hanya kediaman para bangsawanlah tempat teraman bagi kita. Sementara jarak kerajaan lain dari sini teramat jauh. Kita tidak mungkin memaksakan diri pergi kesana. Nyawa gusti putri tidak mungkin kita taruhkan,” jelas Balapati Kowo kemudian.

“Sial! Ini memang masalah pelik,” kening Senopati Wanokwaru berkerut bingung.

“Baiklah! Aku ikuti rencanamu,” ungkap Senopati Wanokwaru seraya menarik napas berat.

Pesta penyambutan Rahyang digelar selama dua hari, dua malam. Dan selama itu pula banyak bangsawan yang menawarkan berbagai hal kepada Rahyang. Mulai dari bantuan harta, akses pengawalan, sampai ada yang ingin mengangkatnya sebagai putra.

Namun tidak ada satu pun yang Rahyang terima. Rahyang menolak mereka secara halus dengan dalih ia tidak ingin merepotkan mereka.

Rahyang mengatakan bahwa dirinya tidak bisa menetap di suatu tempat. Namun Rahyang berjanji bahwa suatu saat dia akan kembali ke kota tersebut.

Siapa pun yang membutuhkan bantuannya di kemudian hari tidak akan pernah Rahyang tolak. Asal permintaan bantuan tersebut tidak bertentangan dengan norma-norma kemanusiaan. Ujarnya.

Lihat selengkapnya